Liputan6.com, Bandung - Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat (Sekda Jabar) Herman Suryatman menyebutkan untuk mengantisipasi dan menangani bencana yang tetiba terjadi diperlukan manajemen penanggulangan yang tepat dengan pendekatan super team. Hal itu dikatakan Herman usai apel pagi di kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar, Kota Bandung, Selasa (2/7/2024).
Menurut Herman pendekatan super team itu berupa berbagai langkah kolaboratif bersama kabupaten dan kota sehingga Jabar tangguh dan siap bila sewaktu- waktu bencana menerpa.
Advertisement
"Perlu dibangun kerja sama, gotong royong, bahu-membahu bersama BPBD di kabupaten dan kota, relawan, semua komponen dan entitas di daerah saat ini dalam penanggulangan bencana dengan pendekatan super team," ujar Herman.
Herman meyakini BPBD Provinsi Jawa Barat dapat mengakodomir seluruh pencegahan, penanganan dan penanggulang bencana yang terjadi. Berdasarkan data BPBD Jabar periode 1 Januari-2 Juli 2024 telah terjadi 880 kejadian bencana alam. Sebanyak 868 kejadian rampung ditanggulangi dan 12 kejadian sedang dalam penanganan.
"Insyaallah, BPBD Provinsi Jawa Barat menjadi dinamisator, stimulator, dan katalisator dalam penanggulangan bencana," kata Herman.
Herman juga mendorong hadirnya seluruh desa di Jabar tangguh terhadap kebencanaan. Tujuannya, dengan masyarakat yang sadar terhadap kebencanaan dan potensi bencana di lingkungannya, maka kewaspadaan itu diharapkan dapat meminimalkan korban maupun kerugian.
Keinginnanya itu akan dilakukan bersama dengan BPBD kabupaten dan kota untuk mendorong agar desa tangguh bencana bisa optimal.
"Sehingga manajemen penanggulangan bencana di Jabar bisa optimal. Sebaik-baiknya cara adalah pencegahan. Oleh karena itu BPBD Jabar akan memberikan fokus terkait pentingnya pencegahan bencana," ucap Herman.
Herman menyampaikan pula falsafah Sunda Tritangtu sebagai kearifan tradisional dalam penataan ruang di tatar Sunda agar ramah lingkungan, yang tercermin dalam ungkapan gawir awian (tebing tanami bambu), leuweung kaian (hutan tanami kayu), lebak sawahan (lembah jadikan sawah), legok balongan (ceruk jadikan kolam ikan), dan darat kebonan (tanah datar jadikan kebun).
"Mudah- mudahan di Jawa Barat tidak ada bencana, kalau pun terjadi kita harus siap menghadapinya, maka kita harus mempunyai kesiapsiagaan dan kewaspadaan," ungkap Herman.
Bencana Alam Juli 2024 di Jabar
Berdasarkan laman BPBD Jabar didata terdapat dua peristiwa bencana memasuki bulan Juli 2024. Kejadian pertama adalah akibat cuaca ekstrem yang terjadi di Desa/Kelurahan Tamanjaya, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya.
Pada Senin, 1 Juli 2024 pukul 11.00 WIB terjadi kerusakan bangunan berat sebanyak 1 unit akobat cuaca ekstrem yang terjadi di wilayah tersebut.
Warga setempat melaporkannya kepada BPBD pada pukul 20.14 WIB. Akibatnya sebanyak 10 orang dari 2 keluarga terdampak dan harus mengungsi.
Sedangkan kejadian yang kedua, BPBD Kabupaten Sukabumi menerima laporan adanya banjir di tiga kecamatan pada Senin, 1 Juli 2024 pukul 13.00 WIB antara lain di Kelurahan Ciwalat, Kelurahan Lembur Sawah, Kecamatan Pabuaran.
Dua Kecamatan lain yang mengalami hal serupa yakni Kelurahan Tanjungsari, Kecamatan Jampang Tengah dan Kelurahan Cimerang, Kecamatan Purabaya.
Usadi dilakukan pemantaun langsung dan pendataan dikatahui perituwa banjir itu terjadi pada Minggu,30 Juni 2024 pukul 08.30 WIB.
Akibatnya sebanyak 1 unit lahan terdampak, 2 unit fasilitas umum terdampak, 8 unit rumah rusak sedang serta 26 orang dari 8 keluarga terdampak.
Advertisement
Rincian Jumlah Kejadian Bencana
BPBD Jabar merinci jumlah kejadian bencana alam yang terjadi periode 1 Januari-2 Juli 2024 berjumlah 880 kejadian. Terdiri dari 149 banjir, 308 tanah longsor, 407 cuaca ekstrem, 3 kejadian kekeringan, 3 kejadian kebakaran lahan dan 10 kejadian gempa bumi.
Dari jumlah total kejadian bencana alam dalam periode yang sama di Jabar, sebanyak 868 sudah rampung ditangani. Antara lain 148 banjir, 303 tanah longsor, 404 cuaca ekstrem, 3 kebakaran lahan, dan 10 penanganan gempa bumi.
Sedangkan kejadian bencana yang masih dalam proses penanganan terdapat 12 kejadian. Rinciannya 1 kajadian banjir, 5 kejadian tanah longsor, 3 kejadian cuaca ekstrem dan 3 masalah kekeringan.
Disebutkan dalam keterangan resmi BPBD Jabar, presentase penanganan bencana telah dilakukan sebesar 98.6 persen, meliputi 881 kaji cepat bencana, 8 penentuan status darurat, 49 penyelamatan dan evakuasi korban, 64 pemenuhan dasar, 12 perlindungan kelompok rentan serta 115 pemulihan sarana dan prasarana.
Akibat kejadian 880 kejadian bencana di Jabar tersebut sebanyak 211.277 orang terdampak dan 34 orang diantaranya meninggal dunia.
Sementara bangunan yang terdampak kerusakan mencapai 6.878 terdiri dari 4.153 rusak ringan, 1.014 rusak berat, 1.711 rusak ringan. Untuk bangunan terendam atau tertimbun mencapai 55.778 unit.