Pertama di Dunia, Robot Bisa Gerak Pakai Sel Otak Manusia Ini Tuai Kontroversi

Robot miliki sel otak manusia.

oleh Ibrahim Hasan diperbarui 03 Jul 2024, 14:00 WIB
Organoid otak manusia yang dihubungkan ke chip komputer kini dapat belajar mengendalikan robot berkat antarmuka biokomputasi baru. Catatan: gambar di atas hanya untuk demonstrasi, tetapi teknologinya ada. Sumber: Universitas Tianjin

Liputan6.com, Jakarta Perkembangan dunia robotik sedang pesat-pesatnya. Terlebih kini robot semakin mirip dengan manusia. Mulai dari adanya kecerdasan buatan, hingga tubuh robot yang disamakan manusia. Bahkan ilmuwan baru saja menciptakan robot yang bisa “berpikir” untuk menggerakkan tubuhnya.

Para peneliti di Universitas Tianjin di China telah menciptakan robot yang dikendalikan oleh sel otak manusia dalam terobosan pertama dalam biokomputasi. Biokomputasi merupakan salah satu bidang teknologi yang paling inovatif. Teknologi ini memanfaatkan kemampuan neuron untuk memahami dan berinteraksi dengan dunia melalui sinyal listrik, bahasa yang sama yang digunakan oleh komputer. 

Dengan menumbuhkan sel-sel otak manusia dalam jumlah besar pada chip silikon, sel-sel ini dapat menerima, memahami, dan membalas sinyal listrik dari komputer. Konsep ini muncul pertama kali dalam proyek DishBrain di Universitas Monash, Australia, di mana 800.000 sel otak ditumbuhkan dalam chip dan ditempatkan dalam simulasi. Hasilnya mengejutkan: cyborg ini dapat belajar bermain Pong dalam lima menit.

Namun South China Morning Post melaporkan bahwa hal ini dapat mengarah pada “pengembangan kecerdasan hibrida manusia-robot .” Berikut Liputan6.com merangkum penemuan unik di dunia robot ini melansir dari New Atlas, Rabu (3/7/2024).


Robot Bisa Belajar Lebih Cepat

Komponen utama teknologi brain-on-chip, diberi label dalam bahasa Mandarin. Sumber: Universitas Tianjin.

Proyek MetaBOC mempertemukan para peneliti dari Laboratorium Interaksi Otak-Komputer dan Integrasi Manusia-Komputer Universitas Tianjin dengan tim lain dari Universitas Sains dan Teknologi Selatan. 

MetaBOC adalah perangkat lunak sumber terbuka yang dirancang untuk menghubungkan biokomputer otak-pada-chip dengan perangkat elektronik lainnya. Organoid otak ini dapat memahami dunia melalui sinyal elektronik dan belajar menguasai berbagai tugas. Brett Kagan, Kepala Ilmiah Cortical Labs, menyatakan bahwa biokomputer yang ditingkatkan dengan neuron manusia belajar jauh lebih cepat dan efisien dibandingkan dengan chip pembelajaran mesin AI saat ini. 

"Kami telah melakukan pengujian terhadap pembelajaran penguatan dan hasilnya sangat tidak terduga. Sistem biologis ini mengungguli algoritma pembelajaran mendalam terbaik yang telah dibuat orang,” kata Kagan


Kemampuan Robot Berotak Hidup

Tidak, organoid mungkin tidak akan sebesar itu pada awalnya. Namun, mereka akan membutuhkan berbagai macam peralatan pendukung, termasuk saluran cairan dan nutrisi, segel anti-patogen, sistem kontrol suhu dan anti-guncangan. Sumber: Universitas Tianjin,

Sekilas, kubah terlihat mirip kepala robot yang menyerupai otak di atas doppelganger Megazord hanyalah hiasan belaka, bukan jaringan otak yang sebenarnya. Penggunaan potensial lainnya dari terobosan robotika ini adalah memperbaiki kerusakan pada korteks serebral manusia dan teknik penyembuhan neurologis lainnya.

Implan otak ini bisa membantu robot menghindari rintangan, melacak target, dan menggunakan tangannya untuk memegang objek. Robot ini tidak memiliki mata dan hanya merespons melalui sinyal listrik dan sensorik.

Namun, biokomputer ini memiliki kekurangan. Komponen "wetware" harus tetap aktif, yang berarti sel-sel otak harus diberi makan, minum, dijaga suhunya, dan dilindungi dari kuman dan virus. 


Teknologi Baru di Bidang Robotika

"Peralatan basah" Cortical Labs, terlihat sangat basah setelah sesi pengujian. Sumber: Laboratorium Kortikal

Tim Tianjin menggunakan organoid berbentuk bola yang memungkinkan koneksi saraf yang lebih kompleks. Dengan menggunakan stimulasi ultrasound terfokus berintensitas rendah, organoid ini tumbuh lebih baik dan lebih cerdas. 

MetaBOC juga menggunakan algoritma AI untuk berkomunikasi dengan kecerdasan biologis sel otak. Robot yang dikendalikan oleh biokomputer ini dapat belajar menghindari rintangan, melacak target, atau menggunakan lengan dan tangan untuk memegang berbagai objek.

Meski masih dalam tahap awal, pengembangan ini membuka peluang besar di masa depan. Organoid otak dapat melatih dirinya dalam lingkungan yang disimulasikan sepenuhnya, mengurangi risiko kerusakan pada mesin kecerdasannya. Inovasi ini menunjukkan potensi besar biokomputasi dalam mengubah cara kita memahami dan menggunakan teknologi di masa depan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya