Tolak Wacana Bayar Kuliah dengan Pinjol, Sekjen PAN: Jadi Beban Mahasiswa

Eddy mencontohkan, di Amerika Serikat banyak mahasiswa yang tertekan mentalnya karena memiliki student loan dari lembaga perbankan, padahal bunganya rendah. Apalagi ini pinjol yang rata-rata bunganya sangat besar.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 04 Jul 2024, 05:16 WIB
Sekjen PAN Eddy Soeparno (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno menolak wacana pembayaran uang kuliah mahasiswa menggunakan Pinjaman Online (Pinjol). Menurut Eddy, Pinjol bukan menolong melainkan justru memberatkan bagi mahasiswa.

"Dari berbagai jenis pembiayaan, Pinjol masuk kategori pinjaman yang paling mahal. Selain persyaratannya ringan, jaminannya nihil dan pemberi pinjaman nyaris tidak mengenal debiturnya,” kata Eddy pada wartawan, Rabu (3/7/2024).

"Pinjol untuk membayar kuliah justru berpotensi menciptakan masalah daripada menjadi solusi," sambungnya.

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI ini menjelaskan, pinjaman berisiko tinggi seperti pinjol pasti memiliki bunga sangat mahal dan menjadi beban terus-menerus bagi mahasiswa.

"Harus diingat bahwa ketika lulus mahasiswa masih harus mencari kerja. Masa tunggu sampai mendapat pekerjaan antara mahasiswa satu dan yang lain juga berbeda. Sementara itu beban bunga dan tagihan Pinjol akan terus berjalan dan akan terus bertambah nilainya karena terlambat bayar misalnya," ungkap Eddy.

"Kita ingin agar lulusan universitas memiliki kualitas yang baik. Namun bagaimana bisa dilaksanakan kalau setelah lulus mereka terlilit hutang dan ujung-ujungnya stres," lanjutnya.

Eddy mencontohkan, di Amerika saja banyak mahasiswa yang tertekan mentalnya karena memiliki student loan dari lembaga perbankan. Padahal student loan di Amerika rata-rata bunganya rendah.

"Bisa dibayangkan bagaimana tertekannya mahasiswa kita ke depan jika ia memiliki huitang pinjol yang bunganya selangit dan dikejar-kejar debt collector," kata politikus senior PAN ini.

Karena itu menurut Eddy, sangat tidak bijak membuka wacana agar mahasiswa membayar UKT dari pinjol.

"Saya yakin dan percaya ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk memberikan keringanan bagi mahasiswa untuk membayar uang kuliah," katanya.


Menko PMK Dukung Mahasiswa Bayar Kuliah Pakai Pinjol

Saat ini, menurut Badan Pusat Statistik (BPS) kemiskinan berada di angka 9,03 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mendukung wacana student loan atau pinjaman online kepada mahasiswa untuk membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT).

"Pokoknya semua inisiatif baik untuk membantu kesulitan mahasiswa harus kita dukung gitu, termasuk pinjol. Asal itu resmi dan bisa dipertanggungjawabkan, transparan, dan dipastikan tidak akan merugikan mahasiswa, kenapa tidak? " kata Muhadjir di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (2/7/2024).

Menurut Muhadjir, pinjaman online (pinjol) sebenarnya hanya salah satu jenis atau sistem. Namun belakangan berefek buruk lantaran disalahgunakan.

"Kan pinjol itu sebetulnya kan sistemnya aja, kemudian terjadi fraud terjadi penyalahgunaan itu orangnya," kata dia.

Sementara terkait potensi munculnya komersialisasi  pendidikan lewat pinjol, Muhadjir menilai hanya penilaian yang menyesatkan dan hal itu kerap terjadi.

"(Komersialisasi) itu soal penilaian kan bisa macam-macam, wong kemarin saya bilang korban judi online bisa diberi bansos bisa ditafsirkan penjudi dapat bansos kok, itu penilaian yang menyesatkan saja," ucap Menko PMK menandaskan.     

Infografis Pinjol Ilegal Bikin Resah (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya