Liputan6.com, Jakarta - Kapolda Sumatera Barat, Irjen Pol Suharyono, menegaskan kematian remaja Afif Maulana dikarenakan melompat ke sungai dari jembatan Kuranji, Padang.
Afif menyelamatkan diri dikarenakan saat terjadi tawuran polisi tengah melakukan razia terhadap kelompok remaja yang akan melakukan aksi tawuran.
Advertisement
"Kami yakini, berdasarkan kesaksian dan barang bukti yang kuat, (Afif Maulana) melompat ke sungai untuk mengamankan diri, sebagaimana ajakannya ke Adhitya, bukan dianiaya polisi. Itu keyakinan kami," ujar Suharyono dalam pesan singkatnya, Rabu (3/1).
Suharyono menyebut, Afif tidak pernah dilakukan pemeriksaan ketika kelompok remaja yang terlibat tawuran diamankan ke Polsek Kuranji. Sehingga tidak ada proses pemeriksaan terhadap korban.
Pun dalam hasil visum autopsi juga mendukung penyebab kematian Afif.
"Untuk kematian sudah kami jelaskan (AM tidak ada dibawa ke Polsek Kuranji, ditangkap pun tidak)," ucap dia.
"Visum dan otopsi sesuai prosedur. Dilakukan oleh ahli forensik dari RS Bukittinggi. Percakapan AM dengan saksi kunci jelas, bahwa AM mengajak meloncat untuk melarikan diri," lanjut Suharyono.
Keluar Malam-Malam
Dirinya bahkan menyindir pihak keluarga yang menyebut Afif anak baik-baik. Hanya saja anak baik-baik yang dimaksud tidak mungkin berkeliaran dini hari lalu terlibat aksi tawuran.
"AM anak baik-baik, buktinya dia yang mengajak tawuran dengan videonya yang diunggah di hp-nya, membawa pedang panjang di tangannya (8 Juni 2024)," tegas Jendral bintang dua itu.
"Kalau anak keluar rumah jam 2, jam 3 dini hari mau tawuran (ya pastinya anak yang kurang baik). Untuk kematian sudah kami jelaskan (AM tidak ada dibawa ke Polsek Kuranji, ditangkap pun tidak)," tambah Suharyono.
Advertisement
LBH Padang Dorong Bareskrim Turun Tangan Tangan Awasi Penyelidikan Kematian Afif Maulana
Kubu Keluarga Afif Maulana meminta agar Biro Pengawasan Penyidik Bareskrim Mabes Polri ikut andil dalam penanganan kasus dugaan penganiayaan yang ditangani oleh Polda Sumatera Barat.
Permintaan itu muncul sebab Polda Sumbar dianggap tidak mau terang-terangan mengungkap kasus kematian bocah Afif itu.
"Kami harapannya begitu, namun sejauh ini kami minta agar biro wasidik melakukan pengawasan insidentil karena banyak sekali tadi yang sudah disampaikan rekan saya," kata Direktur LBH Padang, Indira di Mabes Polri, Rabu (3/7).
Indira membeberkan, banyak kejanggalan yang terjadi dalam mengusut kematian Afif. Seperti halnya dalam temuan versi LBH, banyak sekali bekas luka lebam seperti pukulan rotan lalu tendangan dari penyidik Polda Sumbar.
Sementara dari versi kepolisian menyebutkan luka lebam yang diterima Afif karena korban lompat ke sungai dari jembatan Kuranji.
"Kejanggalan-kejanggalan selama proses penyidikan makanya biro wasidik perlu segera turun tangan memeriksa seluruh rangkaian penyidikan yang tengah berlangsung di tengah polresta padang dan kapolda sumbar," tegas Indira.
Sumber: Rahmat Baihaqi/Merdeka.com