Liputan6.com, Jakarta Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah menyebut bahwa Indonesia terus berupaya memperkuat kerja sama di bidang ketenagakerjaan dengan Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Hal itu ia sampaikan saat Courtesy Call dengan Menteri Sumber Daya Manusia dan Jaminan Sosial RRT, Wang Xiaoping di Beijing, RRT, Rabu (3/7/2024).
“Indonesia dan RRT telah melakukan kerja sama yang erat diberbagai bidang dan oeh karena itu, kunjungan kali ini untuk kami ingin lebih memfokuskan penguatan kerja sama antara kedua negara di bidang ketenagakerjaan,” sebutnya.
Advertisement
"Ke depannya, kami berharap kunjungan penjajakan ini dapat memberikan banyak masukan dan manfaat untuk membangun kerja sama ketenagakerjaan di Indonesia,” jelas Ida.
Ia membeberkan bahwa terdapat beberapa fokus pembahasan yang dibahas dalam Courtesy Call tersebut.
"Fokus pembahasan dalam kunjungan itu di antaranya terkait pengembangan Labour Market Information Systems (LMIS), pengembangan pelatihan vokasi, peningkatan standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), peningkatan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), dan pengembangan wirausaha," beber Ida.
Dirinya juga mengungkapkan, terkait pengembangan pelatihan vokasi, saat ini Kemnaker sedang menjajaki beberapa kerja sama dengan Pemerintah RRT.
"Antara lain Pengembangan BPVP Ternate (Sofifi) melalui hibah dari Pemerintah Tiongkok dan Pengembangan TVET di Indonesia yang berkolaborasi dengan China International Intellectech Group Co., Ltd. (CIIC Group)," ungkap Ida.
Banyak Potensi Kerja Sama
Sebelumnya, Ida menilai bahwa banyak potensi kerja sama yang dapat dibangun dengan Pemerintah RRT.
"Banyak potensi kerja sama yang kiranya dapat dibangun dengan Pemerintah RRT, khususnya di bidang ketenagakerjaan," ucapnya.
Selain itu, Ida pun menyebut bahwa hubungan diplomatik Indonesia dan RRT telah memasuki tahun ke-75 dan eratnya kemitraan serta persahabatan yang dibangun merupakan landasan kuat mempererat persahabatan terutama di bidang ketenagakerjaan.
"Beberapa perusahaan yang telah memiliki Perjanjian Kerja Sama (PKS) bergerak di bidang pengolahan mineral serta di bidang jasa telekomunikasi," sebutnya.
Ida juga meyakini bahwa pengembangan kerja sama antara Indonesia-RRT dapat diwujudkan dalam bentuk kolaborasi program.
"Seperti pengembangan pelatihan vokasi, pengembangan TVET, dan program pelatihan di bidang perawatan mobil listrik di Indonesia," ujarnya.
(*)
Advertisement