Yen Jepang Merosot Lagi ke Level Terburuk Sejak 1986

Yen melemah menjadi 161,96 per dolar AS untuk pertama kalinya sejak Desember 1986.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 04 Jul 2024, 12:00 WIB
Ilustrasi yen Jepang (Wikipedia)

Liputan6.com, Jakarta Yen Jepang kembali merosot ke level terendah dalam 38 tahun terhadap dolar Amerika Serikat dan rekor terendah terhadap euro pada hari Rabu waktu setempat (3/7).

Para pelaku pasar kini sangat waspada terhadap intervensi Jepang untuk meningkatkan mata uangnya.

Melansir Channel News Asia, Kamis (4/7/2024) Yen melemah menjadi 161,96 per dolar AS untuk pertama kalinya sejak Desember 1986.

Sedangkan USD terakhir sempat naik 0,1 persen pada 161,64, setelah sebelumnya jatuh ke sesi terendah di bawah 161 menyusul data yang lemah.

Yen juga mencapai titik terendah sepanjang masa di 174,48 terhadap euro. Euro terakhir naik 0,4 persen pada 174,22 per yen.

Di tengah pelemahan Yen, Bank of Japan (BOJ) diperkirakan akan menaikkan suku bunga dua kali pada akhir Maret 2025 hingga mencapai 0,5 persen, yang mencerminkan tingkat pertumbuhan riil perekonomian Jepang.

Perkiraan itu diungkapkan oleh CEO perbankan Jepang, Mizuho Financial Group, Masahiko Kato.

Masahiko Kato mengatakan bahwa kenaikan suku bunga yang cepat tidak akan menjadi alat untuk menahan pelemahan yen, yang telah jatuh ke level terendah dalam 38 tahun terhadap USD 

"Jika (BOJ) menaikkan suku bunga terlalu kuat, pertumbuhan ekonomi yang akhirnya akan memburuk," ucap Kato.

"Saya tidak mendapat kesan mereka akan menaikkan suku bunga terlalu tergesa-gesa," bebernya.

Sebelumnya, bank sentral Jepang mengakhiri suku bunga negatif setelah delapan tahun pada bulan Maret 2024, dan para ekonom terpecah mengenai apakah kenaikan suku bunga lagi akan dilakukan pada kebijakan moneter berikutnya pada akhir bulan ini.

 

 


Data Ekonomi AS Melemah

Petugas menunjukkan mata uang dolar dan mata uang rupiah di penukaran uang di Jakarta, Rabu (9/11). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada saat jeda siang ini kian terpuruk di zona merah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

USD melemah setelah data ekonomi AS yang lebih lemah dari perkiraan sehingga memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve kemungkinan akan mulai menurunkan suku bunganya pada akhir tahun ini.

Angka tersebut menurun setelah data menunjukkan bahwa kenaikan gaji swasta di AS sedikit lebih rendah dari perkiraan pada bulan Juni dan klaim pengangguran awal meningkat, keduanya konsisten dengan melambatnya pasar tenaga kerja.

Sebuah laporan yang menunjukkan bahwa sektor jasa AS juga mengalami kontraksi bulan lalu dan pesanan pabrik turun juga membebani dolar.

 


BOJ Tunggu Sinyal The Fed Pangkas Suku Bunga?

Yen Jepang.

"BOJ (Bank of Japan) mungkin sebenarnya harus menunggu sampai The Fed memangkas suku bunga dan mengadopsi semacam kebijakan 'pengabaian yang jinak," kata Helen Give, pedagang valas di Monex USA di Washington, AS.

"Imbal hasil (yield) AS masih terlalu tinggi untuk bisa dilakukan intervensi - hal ini memerlukan katalis dari sisi dolar AS untuk menurunkannya dan hal itu bisa datang dari The Fed," ungkapnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya