Liputan6.com, Jakarta Dede Yusuf menyoroti permasalahan klasik yakni serapan dunia kerja tidak sesuai dengan kurikulum yang ada di dunia pendidikan yang sangat tidak populer di mata Gen Z
Wakil Ketua Komisi X DPR RI ini menilai kurikulum di dunia pendidikan saat ini harus sesuai dengan perkembangan zaman.
Advertisement
“Masalah kurikulum memang masih menjadi catatan, terlebih harus adaptif dengan perkembangan zaman," kata Dede usai diskusi Dialektika Demokrasi di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (4/7/2024).
"Tak terkecuali fenomena transisi pandemi ke endemi dimana sistem kerja hibrida seperti luring-daring menjadi hal yang wajar,” bintang film Badai Laut Selatan, menambahkan.
Siap dan Kompetitif
Dede menjelaskan, secara umum pekerjaan rumah pendidikan vokasi terus mengoptimalkan lulusan terampil yang siap diserap di dunia kerja atau industri.
“Bukan hanya siap, tetapi kompetitif-kompeten-resilience disertai dengan sertifikasi yang relevan, yakni membangun SDM unggul terampil,” tuturnya.
Advertisement
Penguatan Pendidikan Vokasi
Dede menginginkan penyelesaikan masalah mismatch di dunia vokasi yang dioptimalkan dengan penguatan pendidikan vokasi, riset terapan yang inovatif, magang, dan program merdeka belajar.
“Kolaborasi link and match dengan dunia usaha, dunia industri juga jangan hanya agenda seremonial seperti perjanjian kerja sama tanpa eksekusi yang cermat, hal tersebut penting ditekankan mengingat fenomena ketenagakerjaan yang begitu dinamis,” Dede menjabarkan.
Langsung Berlari Kencang
Dede mengharapkan Dirjen Vokasi terpilih adalah sosok yang benar-benar paham dan unggul dalam kompetensi manajemen per-vokasi-an.
"Jika sudah terpilih, Kemendikbud bisa langsung berlari kencang menerapkan program-programnya. Dirjen Vokasi merupakan direktorat yang sangat strategis dalam mengeksekusi program-program prioritas pembangunan SDM unggul," dia memungkasi.
Advertisement