Liputan6.com, Jakarta - Threads berhasil meraih lebih dari 175 juta pengguna aktif bulanan. Informasi ini disampaikan CEO Meta Mark Zuckerberg menjelang ulang tahun pertama media sosial tersebut.
Sebagai penantang X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, Threads hadir di toko aplikasi pada 5 Juli 2023.
Advertisement
Media sosial milik Meta ini sebelumnya berhasil mengumpulkan 100 juta pengguna dalam waktu kurang dari seminggu.
Capain itu berkat kemudahan pengguna Instagram dalam membuat profil Threads yang langsung terintegrasi. Namun beberapa pengguna awal kemudian berhenti menggunakan aplikasi.
"Tahun yang luar biasa," kata Zuckerberg dalam postingan Threads kala itu. Pada April 2024, dia memperkirakan angka pengguna aktif bulanan Threads akan menembus lebih dari 150 juta.
Jumlah pengguna rata-rata bulanan hanya memberikan gambaran terbatas tentang popularitas Threads, yang belum mengungkapkan metrik utama, seperti jumlah pengguna aktif harian dan rata-rata waktu yang dihabiskan per pengguna.
Meskipun Threads meningkatkan jumlah pengguna melalui ekspansi internasional dan fitur-fitur baru, platform ini kesulitan untuk mendorong engagement (keterlibatan). Demikian menurut firma intelijen pasar Sensor Tower, dikutip dari Reuters, Jumat (5/7/2024).
"Bulan lalu, penggunaan rata-rata tiga sesi dan tujuh menit sehari di aplikasi Threads, masing-masing turun sekitar 79% dan 65%, dibandingkan Juli 2023," menurut data Sensor Tower.
Kurangnya Konten Original
Threads tidak memiliki iklan, dengan demikian masih menghasilkan sedikit atau bahkan tidak menghasilkan uang sama sekali untuk Meta.
Threads baru-baru ini hadir di Fediverse, sekelompok situs media sosial yang mendukung protokol ActivityPub dan penggunanya dapat berinteraksi di seluruh platform itu.
“Setahun setelah peluncuran, kami tahu apa yang bukan Threads, tapi kami tidak tahu apa itu Threads,” kata analis eMarketer Jasmine Enberg, seraya menambahkan bahwa kurangnya arahan dan konten original dapat menghambat pertumbuhannya.
“Meta pasti bertanya-tanya apakah masuk akal untuk mempertahankan Threads sebagai aplikasi mandiri atau mengarahkan keterlibatan itu kembali ke Instagram. Kabar baiknya adalah minat pengiklan terhadap platform ini tinggi,” ia memungkaskan.
Advertisement
Threads Hadirkan Fitur Cek Fakta
Sebelumnya, Meta memperkenalkan program pengecekan fakta internal untuk jejaring sosial terbarunya, Threads. Fitur ini menjadi jawaban Threads untuk bersaing dengan pesaing utamanya, X atau yang sebelumnya bernama Twitter.
Fitur cek fakta ini menjadi upaya antisipasi penyebaran berita bohong ditengah informasi pemilihan umum di AS yang makin tersebar di seluruh platform sosial media, termasuk Threads.
Selama ini Threads mengandalkan jaringan cek fakta dari saudaranya, Instagram dan Facebook untuk memeriksa informasi fakta dan membatasi berita hoaks di platformnya.
Kini, Chief Instagram Adam Mosseri mengumumkan, sebagaimana dikutip dari Android Headlines, Kamis (16/5/2024), bahwa Threads telah berhasil membuat alat pengecekan fakta pihak ketiga Meta yang dapat meninjau dan menilai konten secara langsung.
Kendati demikian, Adam Mosseri belum membagikan rincian apa pun tentang kapan tepatnya program pengecekan fakta baru untuk Threads diluncurkan. Selain itu, tidak jelas apakah alat pengecekan informasi palsu akan tersedia di seluruh dunia atau hanya untuk wilayah AS.
Fitur baru ini akan membantu Threads untik mengidentifikasi misinformasi, berita palsu (hoaks), dan bahkan konspirasi palsu di jejaring sosial selama pemilu AS.
Sosial media dari Meta tersebut telah mengumumkan niatnya untuk menghadirkan program pengecekan fakta ke Threads pada bulan Desember tahun lalu.
Meski begitu, masih belum jelas organisasi pihak ketiga mana yang telah bekerjasama dengan Meta untuk memeriksa fakta konten di Threads.
Infografis 7 Tips Bijak Gunakan Media Sosial. (Liputan6.com/Abdillah)
Advertisement