Liputan6.com, Jakarta - Harga saham PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) parkir di posisi 1.200 pada perdagangan hari ini, Kamis 4 Juli 2024. Posisi tersebut mengalami perubahan 0,00 persen dari penutupan sebelumnya.
Pada hari ini, saham PGEO dibuka pada posisi 1.205 dan sempat bergerak pada rentang 1.195-1.225. Melansir data RTI, frekuensi perdagangan saham PGEO tercatat sebanyak 3.030 kali. Volume saham yang ditransaksikan yakni 14,12 juta lembar senilai Rp 17,03 miliar.
Advertisement
Dalam sepekan, saham PGEO stagnan atau mengalami perubahan 0,00 persen. Sedangkan sejak awal tahun atau secara year to date (YTD), saham PGEO naik 17,07 persen. Saham PGEO sendiri mulai tercatat dan diperdagangkan di Bursa pada 24 Februari 2024.
Perseroan melakukan pencatatan saham melalui penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) dengan melepas 10,35 miliar saham. Harga pelaksanaan dipatok Rp 875 per saham. Dengan demikian, perseroan mengantongi Rp 9,06 triliun dari IPO.
Belum lama ini, perseroan aktif bersama dengan PT Elnusa Tbk (ELSA), PT PGAS Solution (PGASOL), dan PT Pertamina Maintenance and Construction, (PertaMC), PGE melaksanakan Joint Study Agreement (JSA) untuk mengembangkan solusi teknologi termasuk peluang untuk produksi dalam negeri sejumlah komponen utama pembangkit listrik panas bumi. JSA ini meliputi, namun tidak terbatas pada, studi bersama terkait potensi pengembangan portofolio bisnis dengan beberapa lingkup.
Antara lain heat exchanger manufacturer, geothermal operation and maintenance service, cooling tower manufacturer, dan EPCC and pipeline construction. Kerja sama ini juga merupakan inisiatif PGE sebagai garda terdepan Pertamina dalam transisi energi nasional.
Potensi Kemampuan Manufaktur
JSA akan mendorong pemanfaatan potensi kemampuan manufaktur perusahan energi dan rekayasa teknik (engineering) dalam negeri dalam menciptakan ekosistem baru dan terdepan di sektor panas bumi, terutama membuat pengembangan panas bumi menjadi lebih terjangkau.
Sampai saat ini, sebagian besar teknologi yang digunakan untuk pengembangan panas bumi masih diimpor. Tak hanya itu, JSA merupakan terobosan untuk mendiversifikasi model bisnis dan menciptakan value creation dari teknologi panas bumi melalui new revenue stream, mengeksplorasi potensi bisnis selain ketenagalistrikan (beyond electricity).
Dengan sinergi bersama Pertamina Group, PGE meyakini ekspansi untuk menciptakan geothermal future revenue stream dapat meningkatkan keunggulan kompetitif, mendorong inovasi, dan commercial attractiveness.
Advertisement
Mewujudkan Transisi Energi Bersih, Pertamina Geothermal Energy Gandeng Elnusa hingga PGAS Solution
Sebelumnya, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) terus menjalin kerja sama dengan berbagai pihak untuk mengembangkan potensi energi panas bumi. Terbaru, PGEOBersama dengan PT Elnusa Tbk (Elnusa), PT PGAS Solution (PGASOL), dan PT Pertamina Maintenance and Construction, (PertaMC), PGE melaksanakan Joint Study Agreement (JSA) untuk mengembangkan solusi teknologi pembangkit listrik panas bumi.
A. Salyadi Saputra, Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha PT Pertamina (Persero) yang merupakan induk usaha PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) mengapresiasi kolaborasi strategis untuk mewujudkan geothermal center of excellence sebagai penyedia solusi teknologi panas bumi di Indonesia.
“Ini merupakan inisiatif sangat strategis bagi Pertamina yang sudah lebih dari 40 tahun mengelola panas bumi di Indonesia. Kerja sama ini diharapkan akan mendukung PGE untuk mencapai visi menjadi world class green energy company with the largest geothermal capacity globally,” kata dia dalam keterangan tertulis, Sabtu (29/6/2024).
Langkah Strategis
Direktur Utama Pertamina New and Renewable Energy (PNRE) John Anis menambahkan, energi baru dan terbarukan, terutama panas bumi yang dikelola oleh PGE, merupakan masa depan bagi bisnis Pertamina maupun Indonesia.
“Pengembangan energi panas bumi menghadapi banyak tantangan dan salah satu solusinya adalah dengan efisiensi agar tetap kompetitif. Upaya menghadirkan center of excellence ke Indonesia akan membantu PGE menjadi lebih efisien dalam mengembangkan panas bumi.”
Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy Julfi Hadi menerangkan bahwa penandatanganan JSA ini merupakan langkah strategis bagi PGE dan mitranya dalam mengoptimalkan pengembangan energi panas bumi dengan memanfaatkan kemampuan industri dan keahlian teknologi dalam negeri.
“Inisiatif ini merupakan usaha luar biasa yang patut diapresiasi bersama karena ke depannya akan ada inovasi dan beragam kolaborasi lain untuk menciptakan portofolio teknologi di energi terbarukan secara masif dan terintegrasi. Kami optimistis terhadap potensi besar panas bumi menjadi motor penggerak dalam mengakselerasi transisi menuju energi bersih,” kata Julfi Hadi.
Advertisement
Lingkup Kerja Sama
JSA ini meliputi, namun tidak terbatas pada, studi bersama terkait potensi pengembangan portofolio bisnis yang melingkup: 1) heat exchanger manufacturer, 2) geothermal operation and maintenance service, 3) cooling tower manufacturer, dan 4) EPCC and pipeline construction.
Direktur Utama Elnusa Bachtiar Soeria Atmadja menyampaikan kerja sama Elnusa dengan PGE saat ini bukanlah yang pertama, untuk itu Elnusa sangat menyambut baik dan siap mendukung serta berkontribusi dalam pengembangan industri panas bumi.
“Sinergi dan kolaborasi ini mencerminkan komitmen Elnusa untuk terus berinovasi dan memberikan kontribusi yang berarti dalam sektor energi baru terbarukan dalam hal ini Geothermal Center of Excellence," ujar Bachtiar.
Direktur Utama PGASOL Sabaruddin juga menyampaikan “Konversi energi merupakan sebuah tugas baru untuk kita semua. Untuk itu, saya sangat mengapresiasi sinergi penuh manfaat ini. Kami akan terus optimis dan memberikan dukungan bagi negeri terkait inovasi pada aspek transisi energi nasional, dan salah satunya melalui studi bersama ini.”
Direktur Utama PT PertaMC Andry Widiasti menyatakan siap mendukung dan berkolaborasi untuk pengembangan energi panas bumi PGE melalui sinergi Group Pertamina.
“PertaMC yang merupakan Subsidiary PT Pertamina Patra Niaga Subholding Commercial & Trading (C&T) yang berfokus pada Maintenance, Construction, Plant Services termasuk Inspeksi Teknis dan Manpower Supply serta Consulting, yang melayani seluruh lini bisnis di Pertamina," kata Andry.
Transisi Energi Nasional
Kerja sama ini juga merupakan inisiatif PGE sebagai garda terdepan Pertamina dalam transisi energi nasional. JSA akan mendorong pemanfaatan potensi kemampuan manufaktur perusahan energi dan rekayasa teknik (engineering) dalam negeri dalam menciptakan ekosistem baru dan terdepan di sektor panas bumi, terutama membuat pengembangan panas bumi menjadi lebih terjangkau.
Sampai saat ini, sebagian besar teknologi yang digunakan untuk pengembangan panas bumi masih diimpor.
Tak hanya itu, JSA merupakan terobosan untuk mendiversifikasi model bisnis dan menciptakan value creation dari teknologi panas bumi melalui new revenue stream, mengeksplorasi potensi bisnis selain ketenagalistrikan (beyond electricity). Dengan sinergi bersama Pertamina Group, PGE meyakini ekspansi untuk menciptakan geothermal future revenue stream dapat meningkatkan keunggulan kompetitif, mendorong inovasi, dan commercial attractiveness.
Julfi Hadi menegaskan, sebagai perusahaan energi hijau kelas dunia, PGE terus berinovasi dan menjalin kolaborasi bersama dengan para mitra untuk memajukan sektor panas bumi.
“Panas bumi merupakan sumber energi yang hampir nol emisi dengan potensi melimpah, khususnya di berbagai Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) PGE dengan potensi yang bisa dikembangkan hingga 3 GW. Potensi panas bumi harus terus dikembangkan sehingga bisa berperan besar dalam transisi energi,” pungkas Julfi Hadi.
Advertisement