Ada 7 Peristiwa Penting dalam Sejarah Islam, Simak Keistimewaan Bulan Muharam dan Hukum Merayakannya

Sejumlah peristiwa penting di sejarah Islam terjadi pada bulan Muharam. Rasulullah SAW pertama kali berniat hijrah dari Mekkah ke Madinah (Yatsrib) pada bulan ini.

oleh Arie Nugraha diperbarui 07 Jul 2024, 01:00 WIB
Seorang anak membawa obor saat pawai Tahun Baru Islam 1440 H di Menteng, Jakarta, Senin (10/9). Pawai obor yang diiringi musik bernuansa Islam merupakan tradisi umat muslim di Indonesia menyambut Tahun Baru 1 Muharram. (Merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Bandung - Beberapa hari lagi bulan Dzulhijjah akan ditinggalkan dan bertemu dengan bulan Muharram. Berdasarkan penanggalan Masehi, 1 Muharam bertepatan dengan 7 Juli 2024.

Bulan Muharam adalah bulan pertama dalam kalender Islam Hijriyah. Malam tanggal 1 Muharam disebut sebagai Malam Tahun Baru Islam. Bahkan, beredar doa awal tahun.

Muharram atau Muharam (KBBI) merupakan salah satu dari empat bulan yang dimuliakan (syahrul haram) dalam Islam. Amalan sunah pada bulan Muharam adalah Puasa Asyuro tanggal 10 Muharam.

Dilansir laman Risalah Islam, kata muharram (ٱلْمُحَرَّم) berasal dari kata haram (حرم) yang artinya 'diharamkan' atau 'dipantang', yaitu dilarang melakukan peperangan atau pertumpahan darah.

Sejumlah peristiwa penting di sejarah Islam terjadi pada bulan Muharam. Rasulullah SAW pertama kali berniat hijrah dari Mekkah ke Madinah (Yatsrib) di bulan ini.

Muharam pun dijadikan sebagai bulan pertama dalam penanggalan hijriah yang digunakan dalam Islam. Bahkan terdapat 7 peristiwa penting lainnya di bulan Muharram adalah sebagai berikut:

1. Pada bulan Muharam, taubat Nabi Adam AS diterima oleh Allah SWT.

2. Berlabuhnya kapal Nabi Nuh a.s. di bukit Zuhdi dengan selamat juga terjadi di Muharam, yakni usai dunia dilanda banjir yang menghanyutkan dan membinasakan sebagian besar manusia di Bumi.

3. Selamatnya Nabi Ibrahim a.s. dari siksa Namrud terjadi di Muharam. Siksa itu berupa nyala api, yang ternyata tidak membakar Nabi Ibrahim.

4. Pada bulan Muharam juga, Nabi Yusuf AS dibebaskan dari penjara kerajaan Mesir. Sebelumnya, Nabi Yusuf a.s dipenjara karena fitnah yang menimpanya.

5. Peristiwa Nabi Yunus a.s. selamat dan keluar dari perut ikan besar yang menelannya pun terjadi di bulan Muharam.

6. Nabi Ayyub a.s. disembuhkan Allah dari penyakitnya juga pada bulan Muharam.

7. Pada bulan Muharam, Nabi Musa a.s. dan umatnya, kaum Bani Israil, selamat dari pengejaran Fir’aun di Laut Merah. Nabi Musa dan ratusan ribu umatnya selamat memasuki gurun Sinai untuk kembali ke tanah leluhur mereka.

 


Sejarah Puasa Asyura

Peristiwa yang dialami Nabi Musa a.s. itu kemudian menjadi latar belakang Puasa Asyura 10 Muharram.

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ"Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada syahrullah (bulan Allah) yaitu Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam." (HR. Muslim)

Secara khusus, Rasulullah Saw menyebutkan keutamaan puasa asyura dalam sabdanya :

سُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَRasulullah ditanya mengenai puasa asyura, beliau menjawab, "ia bisa menghapus dosa setahun yang lalu." (HR. Muslim)

Selain puasa asyuro, ada juga puasa Tasu'a, yakni puasa pada tanggal 9 Muharram. Rasulullah Saw berazam untuk mengerjakannya, meskipun beliau tidak sempat menunaikan karena wafat sebelum waktu itu tiba. Lalu para sahabatnya menjalankan puasa tasu’a seperti keinginan Rasulullah Saw:

إذا كان العام المقبل صمنا يوم التاسع"Apabila tahun depan (kita masih diberi umur panjang), kita akan berpuasa pada hari tasu’a (kesembilan)." (HR. As-Suyuthi; shahih).

 


Tahun Baru Islam

Umat Islam biasa memperingati 1 Muharram sebagai tahun baru Islam. Tradisi yang berkembang antara lain "pawai obor" sebagai simbol bahwa Islam menerangi kegelapan, membuka jalan bagi umat manusia keluar dari kegelapan kepada cahaya.

Karena dijadikan bulan pertama dalam kalender Hijriah, bulan Muharram pun menjadi bulan diperingatinya hijrah Nabi Muhammad Saw dan para sahabat dari Makkah ke Madinah.

Dalam Islam, hijrah adalah momentum ditinggalkannya bumi Makkah yang penuh tantangan bagi risalah Islam menuju Yatsrib.

Yatsrib kemudian berganti nama menjadi Madinah yang artinya "peradaban", yakni kota dan masyarakat yang beradab dengan peradaban Islam yang memuliahan umat manusia.

Hukum Merayakan Tahun Baru Islam

Tahun Baru Islam 1 Muharram dalam kalender Hijriyah biasanya diperingati atau dirayakan kalangan kaum Muslim. Berikut ini Hukum Merayakan Tahun Baru Islam 1 Muharram Hijriyah.

Tahun 2024 tahun baru Islam 1 Muharram 1442 Hijriah bertepatan dengan Minggu, 7 Juli 2024. Kalender Hijriyah diberlakukan sejak zaman Khalifah Umar bin Khattab. Dengan demikian, zaman Nabi Muhammad Saw dan Khalifah Abu Bakar belum ada kalender Hijriyah.

Sudah tentu, nabi dan para sahabat serta era khalifah Abu Bakar belum mengenal tahun baru Islam, apalagi merayakan atau memperingatinya.

Karenanya, merayakan tahun baru Islam 1 Muharram tidak ada dalil ataupun contohnya dari Rasulullah Saw, sehingga perayaan atau peringatan tahun baru Islam merupakan hal baru yang dalam istilah fiqih disebut bid'ah.

Tidak ada juga doa awal dan akhir tahun sebagaimana banyak beredar di kalangan masyarakat Muslim.

Namun sebagian ulama menyebutkan selama perayaan itu hanya berubungan dengan budaya dan adat istiadat dianggap tidak bermasalah. Selama tidak bersinggungan dengan syariat agama.

 

 


Tahun Baru Islam Tidak Bertepatan dengan Hijrah Nabi Muhammad

Perayaan tahun baru Islam diyakini sebagian umat Islam sebagai peringatan hijrah, yakni pindahnya Nabi Muhammad Saw dan para sahabat dari Makkah ke Madinah (Yatsrib).

Hal itu mengacu pada catatan sejarah, bahwa saat kalender Hijriyah akan ditetapkan Khalifah Umar bin Khattab, forum musyawarah saat itu menyetujui usulan Ali bin Abi Thalib untuk menjadikan peristiwa Hijrah menjadi tahun pertama kalender Islam, karenanya dinamakan kalender Hijriyah.

Landasannya adalah firman Allah SWT.

"Sesungguhnya mesjid yang didirikan atas dasar takwa (mesjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu shalat di dalamnya" (QS. At-Taubah:108)

Para sahabat saat itu memahami, makna sejak hari pertama dalam ayat tersebut adalah hari pertama kedatangan Nabi Muhammad Saw di Yatsrib (Madinah). Oleh karena itu, momen tersebut pantas dijadikan acuan awal tahun kalender hijriyah.

Untuk nama bulan pertama kalender Hijriyah, yakni Muharram, ditetapkan atas usul Utsman bin Affan. Alasannya, sejak dulu orang Arab menganggap Muharram adalah bulan pertama. Umat Islam juga telah menyelesaikan ibadah haji pada bulan Dzulhijjah.

Hijrah Rasulullah Saw dari Mekkah ke Madinah tak terjadi pada tanggal 1 Muharram. Para ahli sejarah bersepakat, hijrah Nabi Saw terjadi pada bulan Rabi’ul Awwal, bukan bulan Muharram

Dalam kitab Ar-Rahiq Al-Makhtum, Syeikh Al-Mubarakfury mengatakan, Muhammad Saw meninggalkan kediamannya di Mekkah ke kediaman Abu Bakar saat hari gelap atau malam hari, yakni pada tanggal 27 Shafar.

Dari kediaman Abu Bakar, Rasulullah bersama Abu Bakar meninggalkan Mekkah ke tempat yang berlawanan dengan Madinah, menuju Gua Tsaur, untuk bersembunyi dari kejaran kaum kafir Quraisy. Nabi Muhammad SAW sempat menginap di dalam gua tersebut selama tiga malam, yakni malam Jumat, Sabtu, dan Ahad.

Bersama Abu Bakar dan Abdullah bin Uraiqith serta orang kafir penunjuk jalan, Rasulullah Saw memulai perjalanan ke Madinah lewat jalan yang tak lumrah.

Dalam Sirrah Nabawiyah disebutkan, Rasulullah Saw tiba di daerah Quba, sekian kilometer sebelum masuk kota Madinah, pada Senin 8 Rabiul Awwal (23 September 622 Masehi).

Di Quba ini Rasulullah Saw sempat menginap dari hari Senin, Selasa, Rabu, hingga Kamis. Rasulullah bergerak menuju Madinah hari Jumat, 11 Rabiul Awwal.

Dengan demikian, tidak tepat bila tanggal 1 Muharram diperingati peristiwa hijrahnya Rasulullah Saw dari Makkah ke Madinah, karena hijrah Rasulullah tak terjadi pada bulan Muharram.

Jika ingin memperingati hijrah nabi, waktunya seharusnya antara 27 Shafar hingga 11 Rabiul Awwal.

Memperingati 1 Muharam sebenarnya memperingati ulang tahun kelahiran Al-Madinah Al-Munawwarah. Sebab, pada dasarnya penetapan kalender hijriah itu dari kepentingan sistem adminstrasi negara.

Umar serta para shahabat ketika itu setuju untuk mulai hitungan tahun pertama adalah sejak berdirinya negara Madinah, yang secara politis dijatuhkan pada tahun saat Nabi Saw hijrah dan tiba di Madinah.


Hukum Merayakan Tahun Baru Islam

 

Peringatan atau perayaan tahun baru Islam 1 Muharram tak ada dasarnya dalam Islam. Lagi pula, dalam Islam hari raya hanya ada dua, yaitu ‘Idul Adh-ha dan ‘Idul Fitri.

Peringatan atau peringatan tahun baru merupakan tradisi kaum nonmuslim yang biasa memperingati Tahun Baru Masehi.

Dalam Islam, bulan Muharram yang dikenal oleh orang Jawa dengan bulan Suro, merupakan salah satu di antara empat bulan yang dinamakan bulan haram.

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ

"Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram (suci). Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu." (QS. At Taubah: 36)

Dari Abu Bakroh, Nabi Saw bersabda:

الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا ، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ

"Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan Muharram. (Satu bulan lagi adalah) Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadil (akhir) dan Sya’ban."

Ibnu ’Abbas mengatakan, "Allah mengkhususkan empat bulan tersebut sebagai bulan haram, dianggap sebagai bulan suci, melakukan maksiat pada bulan tersebut dosanya akan lebih besar, dan amalan sholeh yang dilakukan akan menuai pahala yang lebih banyak."

Demikian informasi soal bulan Muharram dengan sejarahnya serta hukum merayakannya. Mudah-mudahan menambah wawasan dan pengetahuan tanpa mengurangi rasa hormat kepada mereka yang merayakannya dengan berbeda.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya