Cadangan Devisa Akhir Juni 2024 Naik Jadi USD 140,2 Miliar, Ini Penopangnya

Bank Indonesia menilai cadangan devisa akhir Juni 2024 mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

oleh Arthur Gideon diperbarui 05 Jul 2024, 10:45 WIB
Kenaikan posisi cadangan devisa ini dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan jasa serta penarikan pinjaman luar negeri pemerintah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) mengumumkan posisi cadangan devisa (cadef) Indonesia pada akhir Juni 2024 di angka USD 140,2 miliar, meningkat dibandingkandengan posisi Mei 2024. Tercatat, cadangan devisa pada akhir bulan Mei di angka USD 139,0 miliar.

Asisten Gubernur Bank Indonesia Erwin Haryono menjelaskan, kenaikan posisi cadangan devisa ini dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan jasa serta penarikan pinjaman luar negeri pemerintah, di tengah kebutuhan stabilisasi nilai tukar rupiah sejalan dengan masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.

Posisi cadangan devisa pada akhir Juni 2024 setara dengan pembiayaan 6,3 bulan impor atau 6,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Posisi ini juga berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor," kata Erwin, Jumat (5/7/2024).

Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

Ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa tetap memadai sehingga dapat terus mendukung ketahanan sektor eksternal.

Prospek ekspor yang tetap positif serta neraca transaksi modal dan finansial yang diprakirakan tetap mencatatkan surplus sejalan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian nasional dan imbal hasil investasi yang menarik, mendukung tetap terjaganya ketahanan ekstenal.

Bank Indonesia juga terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal sehingga dapat menjaga stabilitas perekonomian dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.


Rupiah Tertekan di Tengah Penantian Cadangan Devisa Indonesia

Pekerja bank menghitung uang dollar AS di Jakarta, Jumat (20/10). Pagi ini, Rupiah dibuka di Rp 13.509 per USD atau menguat tipis dibanding penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 13.515 per USD. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami tekanan di awal perdagangan Jumat ini. Investor tengah menanti rilis cadangan devisa Indonesia yang akan diumumkan pada hari ini.

Pada awal perdagangan Jumat (5/7/2024), nilai tukar rupiah melemah 11 poin atau 0,07 persen menjadi 16.341 per dolar AS dari sebelumnya sebesar 16.330 per dolar AS.

"Dari dalam negeri, Bank Indonesia pada hari ini akan merilis data cadangan devisa bulan Juni," kata Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede dikutip dari Antara. 

Cadangan devisa Indonesia pada Juni 2024 diperkirakan akan berkisar USD 137,5-139,5 miliar dari posisi Mei yang tercatat USD 139 miliar. Penurunan perkiraan cadangan devisa ini sejalan dengan peningkatan sentimen risk off di pasar keuangan global sepanjang Juni.

Sementara itu, volume perdagangan obligasi pemerintah tercatat sebesar Rp 15,12 triliun, lebih tinggi dibandingkan volume perdagangan hari sebelumnya sebesar Rp 11,80 triliun.

 


Data Tenaga Kerja AS

Pelaku pasar akan mencermati rilis data tenaga kerja AS bulan Juni yang akan diumumkan malam ini di mana Non-Farm Payroll (NFP) diproyeksikan akan berkisar 190.000 dari bulan sebelumnya 272.000, sementara tingkat pengangguran diperkirakan akan stabil di level 4 persen.

Josua memprediksi rupiah akan berada di kisaran 16.275 per dolar AS sampai dengan 16.375 per dolar AS pada perdagangan hari ini.

Infografis Nilai Tukar Rupiah (Liputan6.com/Trie Yas)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya