Liputan6.com, Jakarta - Hubungan asmara yang kandas membuat sepasang kekasih berubah status menjadi mantan. Tak sedikit dari mereka menjadi asing satu sama lain, sebaliknya ada pula yang tetap berhubungan baik dan menjadi teman.
Menurut psikolog dari Cornell University, Amerika Serikat, Mark Travers Ph.D. tidak semua mantan dapat dijadikan teman.
Advertisement
Ada beberapa ciri yang menunjukkan bahwa mantan tidak bisa dijadikan teman, yakni:
Ada Hasrat Romantis yang Belum Terselesaikan
Sebuah studi yang diterbitkan dalam Personal Relationships menemukan bahwa ketika hasrat romantis atau seksual masih ada, sulit untuk mengesampingkan perasaan tersebut demi persahabatan.
Putus cinta memang sulit, akibatnya adalah kesedihan atas cinta dan ikatan yang dimiliki bersama. Dan hampir tidak mungkin untuk menghilangkan perasaan itu dalam semalam. Proses ini memerlukan waktu panjang.
“Ketika ada hasrat romantis yang belum terselesaikan, tetap berteman dengan mantan bisa mempersulit dan memperpanjang proses pemulihan emosional Anda,” kata Mark mengutip Psychology Today, Jumat (5/7/20240.
“Berada di dekat seseorang yang masih Anda cintai dapat membuat luka tersebut tetap segar, menyulitkan Anda untuk move on, serta menghambat kemungkinan membentuk hubungan baru yang sehat,” tambahnya.
Dengan kata lain, jika masih memiliki rasa cinta pada mantan, maka mantan tersebut sebaiknya tidak dijadikan teman.
Keterikatan dengan Mantan Pengaruhi Hubungan yang Sedang Dijalani
Tanda kedua yang membuat sang mantan tidak memungkinkan untuk dijadikan teman adalah ketika keterikatan yang melekat pada mantan memengaruhi hubungan baru yang sedang dijalani.
Studi lain yang diterbitkan dalam Social Psychological and Personality Science, meneliti bagaimana keterikatan yang melekat pada mantan pasangan memengaruhi hubungan saat ini.
Menemukan cinta baru setelah putus cinta bukanlah hal yang memalukan, bagaimanapun juga, cinta terjadi di saat yang tidak diduga. Namun, penelitian menunjukkan bahwa memilih untuk tetap berteman dengan mantan dapat merusak hubungan baru.
“Tidak ada hubungan romantis yang bisa berkembang jika Anda mencoba menyeimbangkan keterikatan baru dengan pasangan sambil mempertahankan persahabatan dengan mantan.”
Advertisement
Lebih Baik Fokus pada Hubungan yang Sedang Dijalani
Cinta lama dan cinta baru adalah dua hal yang memiliki masanya masing-masing. Saat membangun cinta baru, maka cinta yang lama sepatutnya tidak diikutsertakan dengan dijadikan sahabat.
Fokus yang terbagi antara cinta lama dan cinta baru dapat menghambat perkembangan hubungan baru yang sedang dijalani.
“Saat Anda menjalin hubungan baru, idealnya fokus Anda adalah membangun dan memelihara ikatan tersebut. Namun jika Anda masih terikat secara emosional pada hubungan masa lalu, ketegangan dan rasa tidak aman dapat muncul dalam hubungan Anda saat ini, yang pada akhirnya melemahkan potensi hubungan tersebut,” jelas Mark.
Waktu Menyembuhkan Segalanya
Lebih lanjut Mark menyampaikan, ungkapan “waktu menyembuhkan segala luka” bukanlah sekadar klise, ini adalah kenyataan.
“Agar luka akibat putus cinta bisa sembuh tanpa memengaruhi area lain dalam hidup Anda, Anda harus memberi diri Anda waktu yang diperlukan untuk memproses dan memulihkan diri sebelum membuka diri pada situasi yang mungkin membuka kembali luka tersebut.”
Ini berarti mengambil langkah mundur dan memberi jarak dari mantan, terutama jika perasaan romantis yang belum terselesaikan masih ada atau jika sedang memulai hubungan baru.
“Dengan memberikan waktu untuk penyembuhan emosional, Anda meningkatkan peluang membentuk hubungan yang sehat dan memuaskan di masa depan—baik hubungan pertemanan (platonis) atau romantis,” pungkas Mark.
Advertisement