Liputan6.com, Jakarta - Pertama kali, mobil Tesla dimasukkan dalam daftar pembelian pemerintah China.Hal itu menjadi viral di media sosial China.
Berdasarkan media milik pemerintah China, Paper.cn, dikutip dari CNN, Sabtu (6/7/2024), Tesla menjadi merek mobil listrik milik asing dalam katalog pembelian yang diterbitkan oleh pemerintah provinsi Jiangsu di China. Merek lain yang disebutkan termasuk Volvo, Geely yang dimiliki China dan SAIC milik pemerintah.
Advertisement
Hal ini berarti lembaga-lembaga pemerintah dan kelompok masyarakat di provinsi itu dapat membelinya sebagai mobil dinas. Hal ini menunjukkan hubungan baik yang dimiliki China dan perusahaan milik Elon Musk.
Perkembangan ini telah menjadi viral di media sosial China, dengan beberapa pengguna mempertanyakan apakah mobil asing harus dipertimbangkan untuk digunakan oleh pemerintah.
Pemerintah Jiangsu telah mencoba meredakan kekhawatiran itu. Pemerintah Jiangsu menyebutkan model Tesla adalah mobil domestik, bukan impor, menurut laporan National Business Daily milik pemerintah China pada Kamis pekan ini, mengutip seorang pegawai pemerintah.
Tesla yang memiliki pabrik besar di Shanghai produksi sekitar 947.000 mobil di China pada 2023, dan sebagian besar dipakai secara lokal.
Pemerintah Jiangsu belum menanggapi panggilan telepon CNN.
Adapun pada katalog pembelian pemerintah, Model Y Tesla buatan Shanghai dijual dengan harga 249.900 yuan atau USD 34.377. China telah menjadi pasar yang semakin penting bagi Tesla, karena negara tersebut menyumbang lebih dari setengah total penjualan kendaraan listrik dunia. Tahun lalu, Tesla memperoleh hampir seperempat total pendapatannya dari China.
Namun, produsen mobil Amerika Serikat itu juga menghadapi persaingan yang semakin ketat dari pesaingnya China. BYD menyalip Tesla pada kuartal terakhir 2023 sebagai penjual kendaraan listrik terbesar di dunia. Tesla mendapatkan kembali posisinya pada paruh pertama 2024, tetapi bersaing ketat.
Mobil Tesla sebelumnya dilarang memasuki beberapa kompleks pemerintahan dan militer di China karena masalah mata-mata dan keamanan data.
Tarif Uni Eropa
Pembatasan tersebut dicabut pada April, ketika sebuah asosiasi otomotif terkemuka mengumumkan mobil Tesla telah memenuhi persyaratan keamanan data Tiongkok. Pengumuman tersebut disampaikan pada hari yang sama ketika Musk mengunjungi Beijing dan bertemu dengan Perdana Menteri Li Qiang, yang memuji Tesla sebagai “model sukses” untuk kolaborasi AS-Tiongkok.
Tarif Uni Eropa
Namun, di sebagian besar bidang, ketegangan antara China dan Barat semakin meningkat. Komisi Eropa mengkonfirmasi pada Kamis bahwa mereka akan mengenakan tarif tambahan hingga 37,6% mulai hari Jumat untuk impor kendaraan listrik buatan China.
Tarif tersebut, yang pertama kali diumumkan pada awal Juni, dipandang sebagai langkah penting UE untuk mencegah membanjirnya mobil murah Tiongkok yang dibuat dengan dukungan “tidak adil” dari pemerintah.
Tesla, eksportir utama kendaraan listrik buatan China ke Eropa, telah meminta penghitungan tarif terpisah, menurut Komisi. Saat ini, perusahaan tersebut menghadapi tarif tambahan rata-rata sebesar 20,8% sebagai bagian dari kelompok perusahaan yang bekerja sama dengan penyelidikan UE.
Tesla tidak menanggapi permintaan komentar.
Advertisement
Salip Tesla, Pabrikan Ini Bakal Produsen Mobil Listrik Terbesar Dunia
Sebelumnya, produsen kendaraan listrik (EV) Tiongkok, BYD diperkirakan akan segera menyalip Tesla dengan penjualan baterai mobil listrik terbesar secara global tahun ini, dengan pangsa pasar BEV diperkirakan akan melonjak.
Hal itu diungkapkan dalam laporan yang disusun oleh perusahaan riset, Counterpoint Research.
"Pergeseran ini menggarisbawahi sifat dinamis pasar kendaraan listrik global," kata analis Counterpoint, dikutip dari CNBC International, Kamis (4/7/2024).
Penjualan baterai EV BYD melonjak hampir 21% YoY menjadi 426,039 unit pada kuartal kedua 2024. Sedangkan penjualan Tesla di periode tersebut menurun 4,8% menjadi 443,956 kendaraan.
Tahun lalu, total produksi BYD, yang terdiri dari mobil bertenaga baterai dan hibrida mencapai lebih dari 3 juta mobil dan melampaui produksi Tesla yang berjumlah 1,84 juta mobil untuk tahun kedua berturut-turut.
Namun, BYD memproduksi 1,6 juta mobil penumpang dengan baterai saja dan 1,4 juta mobil hibrida, menjadikan Tesla sebagai yang teratas dalam hal produksi BEV.
BYD juga kehilangan posisi vendor EV teratas dari raksasa EV AS tersebut pada kuartal pertama 2024.
Counterpoint mengatakan, Tiongkok tetap menjadi kekuatan dominan di pasar BEV dengan BYD sebagai pemimpin.
Penjualan BEV di Tiongkok diperkirakan akan tumbuh empat kali lipat dibandingkan penjualan di Amerika Utara pada tahun 2024, menurut perusahaan riset tersebut.
Disebutkan, Tiongkok akan terus menguasai lebih dari 50% pangsa pasar penjualan BEV global hingga tahun 2027 dan penjualan BEV Tiongkok diproyeksikan melampaui penjualan gabungan Amerika Utara dan Eropa pada 2030.
Eropa Naikkan Tarif Impor EV Tiongkok
Bulan lalu, Uni Eropa mengumumkan akan mengenakan tarif tambahan pada impor kendaraan listrik Tiongkok.
Otoritas blok tersebut mengatakan bahwa penambahan itu untuk mengatasi ancaman kerugian yang diperkirakan pada industri EV UE.
Di Eropa, impor EV dari BYD akan dikenakan tambahan tarif sebesar 17,4%, kemudian Geely akan dikenakan tambahan bea masuk sebesar 20%. SAIC yang membayar bea tambahan sebesar 38,1%, tertinggi di antara ketiganya.
Ini di luar bea masuk standar sebesar 10% yang sudah dikenakan pada kendaraan listrik impor.
Bea masuk tersebut saat ini bersifat sementara, namun akan diberlakukan mulai tanggal 4 Juli, jika diskusi dengan pihak berwenang Tiongkok tidak menghasilkan resolusi, kata komisi tersebut dalam sebuah pernyataan pada 12 Juni.
Advertisement