Megawati Singgung Politik Pragmatis: Ambisi Kekuasaan Mengalahkan Suara Hati

Megawati juga mengatakan politik di Indonesia saat ini telah mengabaikan nilai-nilai yang terdapat dalam lagu kebangsaan Indonesia Raya.

oleh Nila Chrisna Yulika diperbarui 06 Jul 2024, 08:41 WIB
Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP), mengajukan tantangan kepada penyidik KPK yang memanggil Hasto Kristiyanto dengan penuh semangat. (Merdeka)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menilai politik Indonesia saat ini sangat pragmatis. Sebab, banyak pihak yang melupakan suara hati demi ambisi kekuasaan.

"Kenapa? Karena betul-betul sekarang ini politik kita pragmatis sekali. Jadi melupakan budi suara hati, hanya demi ambisi kekuasaan. Apakah kita mau menjadi begitu?" ucap Megawati di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta, Jumat (5/7/2024).

Putri Proklamator Bung Karno itu lantas menyinggung pihak yang menjadi pemimpin lalu menginjak rakyat.

"Dari hanya anak ranting, lalu menginjak rakyat. Apa lagi dari pemimpin, hayo pikir," kata Megawati.

Megawati juga mengatakan politik di Indonesia saat ini telah mengabaikan nilai-nilai yang terdapat dalam lagu kebangsaan Indonesia Raya.

Dalam stanza kedua lagu Indonesia Raya, terdapat pesan tentang spiritualitas kebangsaan yang mengajak kita untuk menyadari budaya dan hati nurani.

"Dalam stanza kedua tertandu spiritualitas kebangsaan kita, yang mengingatkan kita untuk sadarlah budinya, sadarlah hatinya. Terus sekarang nanya, sekarang ini manusia Indonesia dalam masalah etika moral dan hati nuraninya apakah sesuai dengan stanza kedua? Jawab sendiri," kata Megawati.

Megawati pun mengajak semua untuk bersatu dalam doa agar Indonesia menjadi negara yang bahagia, dimana tanahnya subur dan jiwanya sejahtera.

Selain itu, Megawati juga mengingatkan untuk menyadari hati nurani dan budaya demi kejayaan Indonesia Raya. 

Berikut bunyi stanza kedua lagu Indonesia Raya:

Indonesia, tanah yang mulia

Tanah kita yang kaya

Di sanalah aku berdiri

Untuk selama-lamanya

Indonesia, tanah pusaka

Pusaka kita semuanya

Marilah kita mendoa, Indonesia Bahagia

Suburlah tanahnya

Suburlah jiwanya

Bangsanya, Rakyatnya, semuanya

Sadarlah hatinya, Sadarlah budinya

Untuk Indonesia Raya


Megawati Sebut Ada Ilalang Ambisius Kejar Kekuasaan

Megawati Soekarnoputri, sosok yang tak lekang oleh waktu, kembali menorehkan sejarah dengan pengambilan pengucapan sumpah janji jabatan pengurus DPP PDIP masa bakti 2019-2024 yang diperpanjang hingga 2025. Acara yang berlangsung di Sekolah Partai DPP PDIP ini menjadi momen yang penuh makna bagi partai berlambang banteng tersebut. Sebagai Ketua Umum PDIP yang karismatik, Megawati Soekarnoputri hadir dengan semangat yang tak tergoyahkan. Dalam acara yang dipenuhi oleh para pengurus partai, ia melontarkan kata-kata yang menggugah semangat dan menjanjikan masa depan yang lebih cerah bagi partai dan bangsa. Dengan pidato yang mengalun penuh kebijaksanaan, Megawati Soekarnoputri mengingatkan para pengurus PDIP akan tanggung jawab mereka sebagai garda terdepan dalam memperjuangkan kepentingan rakyat. Ia menekankan pentingnya soliditas dan kekompakan dalam menjalankan tugas-tugas partai, serta mengajak semua anggota PDIP untuk bersatu padu demi mencapai tujuan bersama. Perpanjangan masa bakti Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum PDIP hingga 2025 merupakan bentuk kepercayaan yang diberikan oleh para pengurus partai dan kader-kader militan PDIP. Hal ini menunjukkan bahwa kepemimpinan Megawati Soekarnoputri diakui dan dihormati oleh seluruh jajaran partai. Dengan perpanjangan masa bakti ini, Megawati Soekarnoputri memiliki kesempatan lebih besar untuk mewujudkan visi dan misi PDIP dalam membangun bangsa yang adil, makmur, dan sejahtera. Ia berjanji akan terus berjuang dengan sepenuh hati untuk menghadirkan perubahan positif bagi rakyat Indonesia. Acara pengambilan pengucapan sumpah janji jabatan pengurus DPP PDIP yang berlangsung di Sekolah Partai DPP PDIP ini menjadi tonggak sejarah baru bagi partai tersebut. Semangat dan semakin solidnya PDIP di bawah kepemimpinan Megawati Soekarnoputri menjadi harapan besar bagi kemajuan bangsa.

Dalam pidatonya di acara pengambilan pengucapan sumpah janji jabatan pengurus DPP PDIP masa bakti 2019-2024 yang diperpanjang hingga 2025, Megawati secara berulang kali menyebutkan tentang ilalang yang bergoyang.

Megawati mengaitkan rumput ilalang dengan kecurangan yang terstruktur, sistematis, dan masif (TSM) dalam Pemilu 2024. Dia menegaskan bahwa ada bukti-bukti kecurangan yang disembunyikan oleh ilalang yang bergoyang, sehingga tak seorang pun berani bersuara.

Megawati juga menyayangkan bahwa ketika seseorang mencoba mengungkapkan kecurangan tersebut, mereka malah dianggap provokator.

"Saya bilang lho TSM. Memang ada, kenapa kalian enggak berani ngomong," kata Megawati.

Sebagai seorang yang pernah menjadi Presiden kelima Republik Indonesia dan menguasai seluruh aparatur negara, Megawati mengklaim bahwa dia memahami situasi tersebut dengan baik. Dia menegaskan bahwa dia tahu apa yang ada di balik ilalang tersebut.

"Gile, jadi saya terus dipikir gak tahu, ya tahu isi perutnya," Megawati menegaskan.

Megawati pun meminta kepada ilalang yang bergoyang tidak terlalu ambisius dalam mengejar kekuasaan.

"Makanya saya bilang, 'wahai ilalang yang bergoyang, tunjukkan bagian rendah dirimu, jangan hanya mengajarkan kekuasaan yang tidak akan langgeng'," ucap Megawati dengan bernada.


Megawati Sebut Nama Jokowi di Hadapan Kader PDIP

Suasana saat Presiden Joko Widodo atau Jokowi didampingi Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Ketua DPP PDIP Puan Maharani dan Bacapres 2024 Ganjar Pranowo dalam konferensi pers seusai pembukaan Rakernas III PDIP di Sekolah Partai Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa (6/6/2023). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Megawati Soekarnoputri kembali menyebut nama Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat memberi arahan di pengambilan sumpah masa jabatan kepengurusan DPP PDIP yang diperpanjang hingga 2025 mendatang, di Lenteng Agung, Jakarta, Jumat (5/7/2024).

Dalam arahannya, Megawati dua kali menyebut nama Jokowi. Pertama, Megawati mengaku sempat berbicara dengan Presiden Jokowi bahwa pemimpin harus menjalankan apa yang telah dituliskan oleh para pendiri bangsa.

"Saya ngomong sama Pak Jokowi, 'kalian pemimpin itu harus menjalankan apa yang dipikirkan dan dituliskan oleh para pendiri bangsa, bukan kita bikin versi-versi'," kata Megawati.


Singgung Utang Negara

Megawati datang didampingi putranya yang juga Ketua DPP PDIP M Prananda Prabowo. (merdeka.com/Arie Basuki)

Kedua, Megawati kembali menyebut nama mantan wali kota Solo itu saat dirinya menyinggung soal utang negara. Megawati membantah kritiknya atas utang negara karena dirinya sudah berseberangan dengan Jokowi.

"Ini saya nanti kalau diomongin gitu, Ibu Megawati sudah tidak ini dengan Pak Jokowi. Enggak. Ini mestinya mikir juga, semua juga mikir. Karena ini persoalan bangsa, bukan seorang-seorang. Kayak apa Rp8.500 triliun, dibayar pakai apa?" ujar Megawati Soekarnoputri.

"Pikir dah sono yang ahli-ahli ekonomi. Mbok ya inget bukan kepentingan Ibu Mega loh. Ini realita keadaan Indonesia masa kini. Pikirin, emangnya kita gak boleh pikirin? Sangat boleh," imbuh dia.

Diketahui, sejak isu perseteruan Presiden Jokowi dengan PDIP, Megawati di beberapa agenda resmi partai tidak pernah menyebut nama Presiden Jokowi. Namun, Megawati kerap melontarkan kritik keras kepada pemerintahan selama Pemilu 2024.

Infografis Sentilan Megawati Soekarnoputri untuk Jokowi. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya