Liputan6.com, Berlin - Banyak negara Uni Eropa (UE) mencoba menghentikan urbanisasi dengan menawarkan properti murah di pedesaan, bahkan dengan harga hanya beberapa euro. Namun, diskon besar ini harus dipertimbangkan dengan matang.
Mengutip DW Indonesia, Sabtu (6/7/2024), di Kota Götene, Swedia, yang tampak tenang dengan blok apartemennya yang besar, properti dijual dengan harga kurang dari satu krone Swedia per meter persegi. Untuk rumah seluas 150 meter persegi, pembeli hanya perlu membayar kurang dari 15 euro atau sekitar Rp265 ribu.
Advertisement
Harga rendah ini ditawarkan untuk 30 properti yang telah ditinggalkan selama beberapa dekade, meskipun kota ini dekat dengan Danau Vänern yang populer.
Namun, ada syarat: pembeli harus membangun rumah di atas lahan yang dibeli dalam dua tahun. Awalnya, penjualan berjalan lambat meski harganya sangat murah. Namun, setelah video TikTok viral dan pemberitaan media berbahasa Inggris, pemerintah kota kewalahan dengan banyaknya minat.
Ada yang tertarik dari Eropa, Asia, khususnya India dan Pakistan, serta dari Amerika, Australia, dan bahkan Amerika Selatan,” kata Wali Kota Johann Mansson. Penjualan kini telah dihentikan dan sisa properti akan dilelang mulai awal Agustus.
Götene adalah contoh nyata dari eksodus pedesaan di Eropa. Kaum muda pindah ke kota karena kurangnya pekerjaan di desa. Menurut Komisi Eropa, tingkat urbanisasi akan meningkat menjadi 83,7% pada 2050, dari sekitar 74% saat ini.
Di Italia, Rumah Satu Euro
Di Italia, rumah-rumah dijual dengan harga simbolis satu euro sejak 2008. Sekitar 50 komunitas menawarkan Casa a un Euro untuk merevitalisasi desa-desa yang ditinggalkan.
Kendati demikian pembeli sering diikat kontrak untuk merenovasi rumah dalam beberapa tahun dan tinggal di sana, bukan menyewakannya sebagai rumah liburan. Biaya renovasi bisa tinggi karena kondisi properti yang sering rusak.
Inisiatif nirlaba seperti Streetto di Cammarata, Sisilia, mencari orang-orang yang ingin terlibat aktif dan membawa getaran dan ide baru” ke jalan-jalan lama.
Advertisement
Upaya Stop Urbanisasi
Di Jerman, populasi di daerah pedesaan tengah dan timur telah berkurang sejak reunifikasi pada tahun 1990, sementara kota metropolitan terus berkembang. Namun, tren ini tampaknya telah berhenti dalam beberapa tahun terakhir, dengan orang-orang berusia 30-49 tahun lebih sering pindah ke pedesaan bersama anak-anak mereka, didorong oleh pandemi dan kemungkinan bekerja dari rumah.
Meski tidak semurah di Italia atau Swedia, rumah murah masih bisa ditemukan di Jerman. Menurut portal real estate Immoscout, rumah di Wurzen, Sachsen, dilelang mulai dari 6.200 euro sekitar Rp109 juta, dan di Bobritzsch, juga di Sachsen, ditawarkan dari 9.200 euro berkisar Rp162 juta.
Namun, properti terbengkalai di Jerman, seperti sekitar 1.200 properti di Rheinland-Pfalz, harus dipertimbangkan dengan matang karena tanah yang tampaknya bebas bisa jadi terlilit utang.
Penawaran properti murah ini adalah upaya untuk menghentikan urbanisasi dan menghidupkan kembali pedesaan yang sepi, namun datang dengan sejumlah komitmen dan tantangan.