Liputan6.com, Cilacap - Tak banyak orang mengetahui, rupanya orang bodoh ternyata banyak barokah-nya. Dengan kata lain orang bodoh juga membawa keberkahan.
Hal ini disampaikan oleh ulama yang merupakan santri kinasih Mbah Moen yakni KH Ahmad Bahauddin Nur Salim atau akrab dengan sapaan Gus Baha.
Baca Juga
Advertisement
Pandangan Gus Baha sepintas terdengar aneh dan bertentangan dengan pemikiran dan pendapat masyarakat pada umumnya.
Namun, jika ditelisik lebih mendalam perihal perspektif dan contoh-contoh nyata yang disuguhkan Gus Baha, memang nyata bahwa kebodohan juga berpotensi melahirkan keberkahan.
Simak Video Pilihan Ini:
Bukti Bodoh Banyak Barokahnya
Berdasarkan penuturan beliau, perihal bodoh banyak barokahnya ini sering kali beliau sampaikan di sela-sela tausiyahnya.
“Saya berkali-kali ngaji, bodoh barokahnya banyak,” terangnya dikutip dari tayangan YouTube Bekal Kita, Kamis (03/07/2024).
Gus Baha menyuguhkan contoh empirik perihal kebodohan ini justru melahirkan keberkahan. Orang bodoh justru berkiprah dakwah Islam di wilayah pedalaman atau terpencil, yang mana wilayah-wilayah tersebut enggan diunjungi oleh orang-orang yang pintar.
“Orang bodoh akhirnya menempat di pedalaman Kalimantan, Sulawesi, akhirnya bikin masjid di situ,” jelasnya.
“Kalau dia alim, jadi Ketua MUI di Jakarta, tidak akan memiliki desa binaan. Jadi Allah mendesain ini sudah sempurna," sambungnya.
"Coba ada orang alim ‘allamah, kira-kira kan tidak akan di pedalaman Kalimantan, Sulawesi,” tandasnya.
Advertisement
Orang Bodoh Itu Desain Allah
Berkahnya ada orang bodoh, maka menurut Gus Baha tersiarnya kebaikan dan dakwah Islam itu mampu menjamah seluruh wilayah di muka bumi.
Oleh sebab itu kehadiran orang bodoh tak lepas dari desain Allah SWT. Jadi, jangan anggap kehadiran orang bodoh ini tidak bermanfaat sama sekali. itu sebuah kekeliruan.
"Baokahnya santri agak bodoh, akhirnya kerja di dalam hutan, kerja di kampung-kampung, akhirnya ada di mana-mana,” paparnya
“Kalau pintar semua di UNISMA semua, jadi rektor. Jadi, Allah mendesain ini sudah baik, tidak usah dipaksakan sesuai versi kamu, tidak usah,” tandasnya.
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul