3 Emiten Bakal Jadi Pendatang Baru di BEI Hari Ini 8 Juli 2024

Berikut tiga emiten yang akan mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin, 8 Juli 2024.

oleh Agustina Melani diperbarui 08 Jul 2024, 09:50 WIB
Bursa Efek Indonesia (BEI) akan kedatangan tiga emiten baru pada Senin, 8 Juli 2024. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) akan kedatangan tiga emiten baru pada Senin, 8 Juli 2024. Tiga emiten baru itu antara lain PT Superior Prima Sukses Tbk, PT Indo American Seafoods Tbk, dan PT Intra Golflink Resorts Tbk.

Adapun PT Superior Prima Sukses Tbk mencatatkan saham perdana di BEI sebagai perusahaan tercatat ke-28 pada 2024. PT Superior Prima Sukses Tbk mencatatkan saham di papan utama dengan jumlah mencapai 8,89 miliar saham yang terdiri dari saham pendiri sebesar 7,44 miliar saham, penawaran umum kepada masyarakat atau initial public offering (IPO) sebesar 1,44 miliar saham dan program alokasi saham pegawai sebesar 1,4 juta saham.

Perseroan menetapkan harga penawaran saham Rp 183 per saham dengan nilai nominal Rp 50 per saham. Dengan demikian, dana yang diperoleh dari IPO sebesar Rp 264,21 miliar.

Rencananya, sekitar Rp 100 miliar dari hasil IPO akan dialokasikan sebagai belanja modal (capital expenditure/capex) untuk pembelian kendaraan colt diesel dan big dump truck. Sisanya akan digunakan untuk keperluan antara lain namun tidak terbatas seperti biaya operasional pabrik, pembayaran kepada pemasok, pembayaran kepada ekspedisi, dan penambahan sumber daya manusia (SDM).

PT Superior Prima Sukses Tbk berniat untuk melakukan pembayaran dividen kas (Rupiah) sebanyak-banyaknya 20 persen untuk masa yang akan datang, mulai tahun 2024 berdasarkan dari laba bersih tahun 2023.

Pembayaran dividen di masa yang akan datang akan bergantung pada berbagai faktor. Antara lain pada saldo laba, kinerja operasional dan keuangan, kondisi keuangan, kondisi likuiditas, prospek bisnis di masa yang akan datang, kebutuhan kas, kebutuhan modal kerja dan pengeluaran modal (capital expenditures), peluang bisnis. Serta,kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku serta faktor lain yang dianggap relevan oleh Direksi.


PT Indo American Seafoods Tbk (ISEA)

Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Sejak pagi IHSG terjebak di zona merah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Emiten kedua yang mencatatkan saham perdana hari ini yakni PT Indo American Seafoods Tbk (ISEA) di papan pengembangan BEI. Perseroan mencatatkan saham perdana sebagai emiten ke-29 pada 2024.

Jumlah saham yang dicatatkan 1,39 miliar saham yang terdiri dari saham pendiri sebesar 1,1 miliar dan penawaran umum saham (IPO) sebesar 290 juta saham. Harga saham IPO sebesar Rp 250 dengan nilai nominal Rp 50 per saham. Dengan demikian, Perseroan meraup dana Rp 72,5 miliar dari IPO.

Seluruh dana IPO akan digunakan untuk modal kerja perseroan. Seperti pembelian bahan baku (90%), biaya penjualan dan pemasaran (5%), biaya perawatan dan utilitas (4,85%) serta biaya keperluan kantor (0,15%). Pada aksi korporasi ini, ISEA menggandeng PT KB Valbury Sekuritas sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek dengan perjanjian full commitment.

Selain itu, Perseroan mencatatkan waran sebanyak 145 juta waran dengan harga pelaksanaan Rp 226 per saham. Setiap pemegang dua saham akan mendapatkan satu waran. Adapun harga pelaksanaan waran sebesar Rp 226 per saham.

Berikut jadwal pelaksanaan waran:

Tanggal pencatatan saham dan waran seri I pada 8 Juli 2024

Tanggal mulai perdagangan saham dan waran seri I pada 8 Juli 2024

Tanggal akhir perdagangan waran seri I:

Pasar regular dan negosiasi pada 2 Juli 2025

Pasar tunai pada 4 Juli 2025

Periode awal pelaksanaan waran seri I pada 6 Januari 2025

Periode akhir pelaksanaan waran seri I pada 7 Juli 2025


PT Intra GolfLink Resorts Tbk

Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpampang di Jakarta, Kamis (10/10/2019). Dari 10 sektor pembentuk IHSG, lima sektor saham berada di zona merah. Pelemahan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Emiten ketiga yang mencatatkan saham perdana di BEI yakni PT Intra GolfLink Resorts Tbk dengan kode emiten GOLF di papan utama. Perseroan sebagai perusahaan tercatat ke-30 di BEI pada 2024.

Jumlah saham yang dicatatkan sebesar 19,48 miliar saham dengan nilai nominal Rp 25 per saham. Saham yang dicatatkan itu terdiri dari saham pendiri sebanyak 17,53 miliar saham dan saham IPO sebesar 1,95 miliar saham.

Perseroan mencatatkan harga saham IPO Rp 200 per saham dengan nonimal Rp 25 per saham. Dengan demikian, Perseroan meraup dana Rp 390 miliar dari IPO.

Setelah dikurangi biaya-biaya emisi, 87,53% dana IPO akan digunakan perseroan untuk setoran modal ke anak usaha, yakni PT New Kuta Golf and Ocean View (NKG) yang mengelola bisnis golf dan properti, termasuk luxury hotel di Bali.

Kemudian, sekitar 5,34% akan digunakan untuk setoran modal bagi anak usaha perseroan yang lain, yakni PT Sentul Golf Utama (SGU), dan 7,13% sisanya untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan (operational expenditure/opex).

Penjamin Pelaksana Emisi

Vice President Investment Banking PT Samuel Sekuritas Indonesia Nyoman Widita Prabawa mengatakan, harga dan jumlah saham IPO yang ditawarkan merupakan hasil kesepakatan emiten dan para penjamin pelaksana emisi efek dengan mempertimbangkan minat serius dari para calon investor jangka panjang yang percaya atas prospek usaha dan kinerja keuangan perseroan.

"Kami, pihak JLU (joint lead underwriters) dan manajemen Intra Golflink Resorts, ingin menjaga long-term value saham GOLF di pasar sekunder dan melindungi kepentingan investor jangka panjang di tengah risiko ketidakpastian pasar," ujar dia dalam keterangan resmi, Senin (1/7/2024).

Penetapan harga dan jumlah saham yang diterbitkan ini diharapkan dapat meningkatkan partisipasi investor, sehingga likuiditas saham GOLF tetap terjaga. Samuel Sekuritas Indonesia, bersama dengan PT KB Valbury Sekuritas, PT Semesta Indovest Sekuritas, dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk, merupakan para penjamin pelaksana emisi efek untuk IPO GOLF.

 


Kinerja IHSG pada 1-5 Juli 2024

Pekerja tengah melintas di layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, data perdagangan saham Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 1-5 Juli 2024 ditutup bervariasi. Hal ini ditunjukkan dari kinerja IHSG dan kapitalisasi pasar.

Melansir data Bursa, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami kenaikan sebesar 2,69% pekan ini, menjadi pada level 7.253,372 dari 7.063,577 pada penutupan pekan lalu. Frekuensi transaksi selama sepekan, yaitu sebesar 24,44% menjadi 947 ribu kali transaksi dari 761 ribu kali transaksi pada penutupan pekan lalu.

Peningkatan turut terjadi pada kapitalisasi pasar Bursa sepekan ini, yaitu sebesar 2,8% menjadi Rp 12.431 triliun dari Rp 12.092 triliun.

Dari sisi rata-rata volume transaksi harian Bursa pekan ini mengalami perubahan 18,79%, menjadi 15,55 miliar lembar saham dari 19,147 miliar lembar saham pada pekan lalu. Rata-rata nilai transaksi harian Bursa pekan ini mengalami perubahan sebesar 34,09% menjadi Rp 10,65 triliun dari Rp 16,16 triliun pada pekan lalu.

Pergerakan investor asing per Jumat, 5 Juli 2024, mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp 558,44 miliar. Investor asing beli saham Rp 2,6 triliun pada 1-5 Juli 2024. Sepanjang 2024, investor asing mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp 5,092 triliun.

Selama sepekan terdapat pencatatan saham, serta beberapa obligasi dan sukuk di BEI. Pada Rabu, 3 Juli 2024,  perdagangan BEI dibuka dalam rangka pencatatan perdana saham PT Soraya Berjaya Indonesia Tbk (SPRE) di papan akselerasi BEI. SPRE merupakan perusahaan tercatat ke-26 yang tercatat di BEI pada 2024.

Pada hari yang sama, obligasi berkelanjutan V WOM Finance Tahap I Tahun 2024 oleh PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk dan Obligasi Berkelanjutan IV MNC Kapital Indonesia Tahap II Tahun 2024 oleh PT MNC Kapital Indonesia Tbk mulai dicatatkan di BEI. Nilai keduanya masing-masing adalah Rp 1 triliun dan Rp 399 miliar. Hasil pemeringkatan PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) untuk obligasi ini adalah idAA+ (Double A Plus) dan idBBB+ (Triple B Plus).

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya