Liputan6.com, Jakarta - Usai melaksanakan pencatatan saham perdana (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (8/7/2024), tiga emiten baru yakni PT Superior Prima Sukses Tbk, PT Indo American Seafoods Tbk, dan PT Intra Golflink Resorts Tbk kompak menghijau di atas 15 persen.
PT Superior Prima Sukses Tbk (BLES) jadi perusahaan tercatat ke-28 di BEI. Usai menetapkan harga penawaran Rp 183 per saham, harga saham BLES langsung meroket hingga 34,43 persen menjadi Rp 246.
Advertisement
Kenaikan juga diikuti emiten ke-29 yakni PT Indo American Seafood Tbk (ISEA), yang melesat 16 persen pada posisi harga Rp 290 dari harga saham perdana yang ditawarkan Rp 250.
Sementara PT Intra GolfLink Resorts Tbk (GOLF) selaku emiten ke-30 tahun ini alami lonjakan hingga 29 persen di awal perdagangan. Naik dari harga perdana saham Rp 200 menjadi Rp 258.
Adapun PT Superior Prima Sukses Tbk sebagai perusahaan tercatat ke-28 mencatatkan saham di papan utama dengan jumlah mencapai 8,89 miliar saham. Terdiri dari saham pendiri sebesar 7,44 miliar saham, penawaran umum kepada masyarakat atau initial public offering (IPO) sebesar 1,44 miliar saham dan program alokasi saham pegawai sebesar 1,4 juta saham.
Perseroan menetapkan harga penawaran saham Rp 183 per saham dengan nilai nominal Rp 50 per saham. Dengan demikian, dana yang diperoleh dari IPO sebesar Rp 264,21 miliar.
Rencananya, sekitar Rp 100 miliar dari hasil IPO akan dialokasikan sebagai belanja modal (capital expenditure/capex) untuk pembelian kendaraan colt diesel dan big dump truck. Sisanya akan digunakan untuk keperluan antara lain namun tidak terbatas seperti biaya operasional pabrik, pembayaran kepada pemasok, pembayaran kepada ekspedisi, dan penambahan sumber daya manusia (SDM).
Indo American Seafoods
Emiten kedua yakni PT Indo American Seafoods Tbk melepas 1,39 miliar saham, yang terdiri dari dari saham pendiri sebesar 1,1 miliar dan penawaran umum saham (IPO) sebesar 290 juta saham. Harga saham IPO sebesar Rp 250 dengan nilai nominal Rp 50 per saham. Dengan demikian, Perseroan meraup dana Rp 72,5 miliar dari IPO.
Seluruh dana IPO akan digunakan untuk modal kerja perseroan. Seperti pembelian bahan baku (90%), biaya penjualan dan pemasaran (5%), biaya perawatan dan utilitas (4,85%) serta biaya keperluan kantor (0,15%).
Selain itu, perseroan mencatatkan waran sebanyak 145 juta waran dengan harga pelaksanaan Rp 226 per saham. Setiap pemegang dua saham akan mendapatkan satu waran. Adapun harga pelaksanaan waran sebesar Rp 226 per saham.
Di sisi lain, PT Intra GolfLink Resorts Tbk melepas 19,48 miliar saham dengan nilai nominal Rp 25 per saham. Saham yang dicatatkan itu terdiri dari saham pendiri sebanyak 17,53 miliar saham dan saham IPO sebesar 1,95 miliar saham.
Perseroan mencatatkan harga saham IPO Rp 200 per saham dengan nonimal Rp 25 per saham. Dengan demikian, perseroan bakal meraup dana Rp 390 miliar dari IPO.
Setelah dikurangi biaya-biaya emisi, 87,53% dana IPO akan digunakan perseroan untuk setoran modal ke anak usaha, yakni PT New Kuta Golf and Ocean View (NKG) yang mengelola bisnis golf dan properti, termasuk luxury hotel di Bali.
Kemudian, sekitar 5,34% akan digunakan untuk setoran modal bagi anak usaha perseroan yang lain, yakni PT Sentul Golf Utama (SGU), dan 7,13% sisanya untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan (operational expenditure/opex).
Advertisement
24 Calon Emiten Antre di Pipeline IPO BEI hingga 5 Juli 2024
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mengantongi sejumlah perusahaan antre di pipeline pencatatan umum perdana saham (initial public offering/IPO).
Adapun sampai dengan 5 Juli 2024, terdapat 27 perusahaan yang mencatatkan saham di Bursa. Dana yang berhasil dihimpun dari IPO tersebut sebesar Rp 4,05 triliun.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menyebutkan, saat ini terdapat 24 perusahaan yang siap debut di Bursa. Dari sisi asetnya, perusahaan dengan skala menengah masih mendominasi. Sedangkan dari sisi sektornya, paling banyak berasal dari sektor konsumer non-siklikal.
“Hingga saat ini, terdapat 24 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI," kata Nyoman kepada wartawan, Sabtu (6/7/2024).
Merujuk POJK Nomor 53/POJK.04/2017, terdapat 6 perusahaan dengan aset skala besar di atas Rp 250 miliar. Kemudian 15 perusahaan dengan aset skala menengah antara Rp 50 miliar sampai Rp 250 miliar. Sisanya 3 perusahaan dengan aset skala kecil di bawah Rp 50 miliar.
Sementara, rincian sektornya adalah sebagai berikut:
• 0 Perusahaan dari sektor basic materials
• 2 Perusahaan dari sektor consumer cyclicals
• 8 Perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals
• 1 Perusahaan dari sektor energy
• 2 Perusahaan dari sektor financials
• 3 Perusahaan dari sektor healthcare
• 4 Perusahaan dari sektor industrials
• 0 Perusahaan dari sektor infrastructures
• 1 Perusahaan dari sektor properties & real estate
• 2 Perusahaan dari sektor technology
• 1 Perusahaan dari sektor transportation & logistic
Pipeline Obligasi
Saat ini, Bursa mencatat penerbitan 64 emisi dari 40 penerbit EBUS dengan dana yang berhasil dihimpun sebesar Rp 63,4 triliun. Hingga 5 Juli 2024, terdapat 40 emisi dari 29 penerbit EBUS yang sedang berada dalam pipeline obligasi.
Lebih lanjut, berikut klasifikasi sektor penerbitan obligasi:
• 5 Perusahaan dari sektor basic materials
• 1 Perusahaan dari sektor consumer cyclicals
• 2 Perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals
• 2 Perusahaan dari sektor energy
• 13 Perusahaan dari sektor financials
• 0 Perusahaan dari sektor healthcare
• 2 Perusahaan dari sektor industrials
• 4 Perusahaan dari sektor infrastructures
• 0 Perusahaan dari sektor properties & real estate
• 0 Perusahaan dari sektor technology
• 0 Perusahaan dari sektor transportation & logistic
Pipeline Rights Issue
Adapun untuk aksi penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue, masih terdapat 24 perusahaan tercatat dalam pipeline. Adapun per 5 Juli 2024, telah terdapat 12 perusahaan tercatat yang telah menerbitkan rights issue dengan total nilai Rp 32,57 triliun.
Selanjutnya, 24 perusahaan tercatat dalam pipeline rights issue BEI dengan rincian sektor sebagai berikut:
• 1 Perusahaan dari sektor basic materials
• 8 Perusahaan dari sektor consumer cyclicals
• 4 Perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals
• 4 Perusahaan dari sektor energy
• 5 Perusahaan dari sektor financials
• 0 Perusahaan dari sektor healthcare
• 0 Perusahaan dari sektor industrials
• 1 Perusahaan dari sektor infrastructures
• 0 Perusahaan dari sektor properties & real estate
• 0 Perusahaan dari sektor technology
• 1 Perusahaan dari sektor transportation & logistic
Advertisement