Bos BNI: Depresiasi Rupiah Lebih Besar Ketimbang Negara Lain Terseret Kebijakan The Fed

Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, Royke Tumilaar menuturkan, rupiah melemah 6,4 persen ytd, sedangkan negara berkembang lain 5,3 persen.

oleh Arief Rahman H diperbarui 08 Jul 2024, 12:47 WIB
Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, Royke Tumilaar mengungkap dampak ekonomi global terhadap nilai tukar mata uang negara-negara berkembang.(Foto: tangkapan layar/Arief RH)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) atau disebut BNI, Royke Tumilaar mengungkap dampak ekonomi global terhadap nilai tukar mata uang negara-negara berkembang. Bahkan, dampaknya terhadap nilai tukar rupiah tercatat lebih tinggi dibanding negara lain.

Royke menyadari, sektor keuangan dan perekonomian global sedang menghadapi tekanan. Termasuk adanya pengaruh dari kebijakan moneter Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa.

"ECB (European Central Bank) telah memotong suku bunga 25 basis poin pada Juni (2024), kemungkinan besar akan masih berlanjut sampai akhir tahun," ujar Royke dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Senin (8/7/2024).

Sementara itu, The Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS masih mempertahankan suku bunga AS di posisi 5,5 persen. Dia mengatakan, bank sentral AS ini hanya akan menurunkan suku bunga 25 basis poin sepanjang tahun ini.

"Kita tahu higher for longer dan memberi sinyal hanya akan menurunkan suku bunga 25 basis poin di tahun ini dibanding 75 basis poin yang diproyeksikan Maret 2024. Jadi, sedikit lebih lamban penurunannya Amerika Serikat," ujar dia.

Atas kebijakan AS dan Eropa ini, Royke menyadari adanya dampak terhadap pelemahan nilai tukar terhadap dolar AS. Termasuk dampak terhadap rupiah yang sempat tembus Rp 16.450 per dolar AS.

"Implikasinya tentunya kepada Indonesia, negara-negara berkembang, rupiah pun tidak imun sehingga terdeprediasi sampai posisi 21 Juni, Rp 16.450 (per dolar AS)," ucapnya.

Dia mengantongi data pelemahan Rupiah ini terjadi lebih dalam dibandingkan dengan depresiasi mata uang negara berkembang lainnya.

"Year to date hingga akhir Juni, rupiah telah melemah 6,4 persen dan lebih dalam daripada rata-rata negara berkembang lainnya 5,3 persen," bebernya.


Siapkan Rp 1,9 Triliun Belanja IT

Gedung PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI. (Dok BNI)

Diberitakan sebelumnya, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) atau BNI menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) senilai Rp 1,9 triliun untuk pengembangan teknologi informasi (IT).

Direktur Technology and Operations BNI Toto Prasetio menuturkan, belanja modal termasuk untuk meningkatkan kualitas layanan digital dari sisi keamanan.

"Capex IT tahun 2024 sekitar Rp 1,9 triliun. Jadi memang ada peningkatan. Memang BNI sedang lakukan transformasi besar," kata Toto, dikutip Sabtu (6/7/2024).

BNI baru saja meluncurkan aplikasi wondr by BNI. Salah satu inovasi digital perseroan untuk memudahkan transaksi dan pengelolaan finansial nasabah dalam satu aplikasi. Bersamaan dengan itu, perseroan akan melakukan pembaruan dari sisi sistem untuk memastikan profil kredit yang lebih akurat.

"Kami juga sedang pembaruan di sistem kami, tujuannya agar loan profile lebih bagus daripada saat ini. Jadi angka capex untuk IT cukup signifikan karena juga (untuk optimalisasi) security. Jadi pengembangan 10-15 persen capex itu untuk security," jelas Toto.

Usai peluncuran wondr by BNI, perseroan tengah menyiapkan aplikasi wholesale digital banking platform yang merupakan kesatuan dari berbagai channel yang ada di wholesale. Melingkupi cash management, trade finance, supply chain, forex, dan sebagainya.


Target Pertumbuhan DPK

Gedung PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI). (Foto BNI)

Sebelumnya, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) mengincar pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) 20 persen pada 2024. Bersamaan dengan itu, pertumbuhan tabungan yang merupakan salah satu unsur DPK tahun ini ditargetkan bisa tumbuh hingga 30 persen.

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan, salah satu upaya untuk genjot DPK dan tabungan adalah optimalisasi layanan digital. Sehubungan dengan itu, BNI mempersembahkan wondr by BNI. Super banking app tersebut memberikan solusi bagi masyarakat Indonesia untuk dapat melakukan pengelolaan keuangan yang lebih terencana sesuai kebutuhan finansial masing-masing.

"Jadi salah satu pilar fundamental yang kita ubah adalah platform retail, kita ubah jadi super apps ini. Super apps ini bukan sekedar untuk kepentingan kita, tapi untuk nasabah juga," kata Royke dalam peluncuran aplikasi wondr by BNI, Jumat, 5 Juli 2024.

 


Bantu Nasabah Kelola Keuangan, BBNI Luncurkan wondr by BNI

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) mempersembahkan wondr by BNI. Super Apps yang aman memanjakan nasabah BNI. (Tira/Liputan6.com) 

Sebelumnya, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) atau BNI mempersembahkan wondr by BNI. Banking app ini memberikan solusi bagi masyarakat Indonesia untuk melakukan pengelolaan keuangan yang lebih terencana sesuai kebutuhan finansial masing-masing.

BNI berkomitmen untuk berkontribusi dalam menyeimbangkan aspirasi tersebut melalui pengelolaan, perencanaan keuangan, dan investasi yang lebih optimal. Aplikasi wondr by BNI dilengkapi dengan 3 dimensi keuangan yang unik yaitu transaksi, insight, dan growth, yang mencerminkan konsep masa kini, masa lalu, dan masa depan.

"Peluncuran wondr by BNI merupakan realisasi perwujudan transformasi BNI dalam menghadirkan inovasi aplikasi perbankan untuk mempermudah transaksi sekaligus perencanaan masa depan masyarakat yang lebih optimal. Kami berharap wondr by BNI dapat menjadi solusi dalam meningkatkan kegiatan perbankan masyarakat yang lebih komprehensif," kata Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Royke Tumilaar dalam peluncuran wondr by BNI, Jumat (5/7/2024).

Melalui dimensi transaksi, mendukung kebutuhan keuangan real-time nasabah dengan fitur seperti transfer domestik, pembayaran tagihan, dan pengaturan jadwal transfer yang semuanya dapat dilakukan hanya dalam tiga langkah sederhana, memudahkan nasabah dalam pengelolaan transaksi harian.

Dengan dimensi insight, nasabah dapat memantau sekaligus menganalisis keuangan mereka sebelumnya melalui tampilan rekap keuangan yang lengkap setiap harinya. Dimensi ini memungkinkan masyarakat untuk melakukan pengelolaan keuangan yang lebih optimal berdasarkan data historis serta membantu memahami kondisi keuangan saat ini dan bagaimana pengelolaan yang tepat.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya