Thailand Bakal Tutup Toko Duty Free di Bandara, Ini Alasannya

Tiga operator bisnis duty free shop atau toko bebas bea cukai di delapan bandara internasional, termasuk Suvarnabhumi dan Don Meaung di Bangkok, telah setuju untuk menghentikan operasionalnya.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 09 Jul 2024, 16:16 WIB
Ilustrasi bandara Thailand (AFP)

Liputan6.com, Bangkok - Pemerintah Thailand telah mengumumkan bahwa mereka akan menutup toko bebas bea cukai atau duty free shop di area ketibaan bandara internasional guna mendorong wisatawan asing berbelanja di tempat lain di negara tersebut.

Dilansir CNA, seperti dilaporkan news outlet Bangkok Post berdasarkan informasi dari seorang pejabat pemerintah, Selasa (9/7/2024), tiga operator bisnis bebas bea cukai di delapan bandara internasional, termasuk Suvarnabhumi dan Don Meaung di Bangkok, telah setuju untuk menghentikan operasionalnya.

Bandara lainnya terletak di Chiang Mai, Phuket, Hat Yai, Rayong, Samui, dan Krabi.

Sejauh ini belum ada tanggal yang ditetapkan untuk operasional toko bebas bea cukai dihentikan, demikian seperti dilaporkan oleh berbagai sumber media.

Pada tahun lalu, penjualan dari toko bebas bea cukai Thailand sebesar 3,02 miliar baht atau sekitar Rp1,3 triliun, menurut data dari departemen bea cukai.

Pemerintah Thailand memperkirakan penutupan toko bebas bea cukai akan meningkatkan pengeluaran wisatawan asing sebesar 570 baht atau sekitar Rp254 ribu per orang, per perjalanan.

Menurut Bank Dunia, Thailand diperkirakan menarik lebih dari 36 juta wisatawan tahun ini.


Jumlah Wisatawan Asing

Petugas berpura-pura memasuki jalur masuk baru di Bandara Internasional Suvarnabhumi saat mereka berlatih prosedur untuk pembukaan kembali Thailand, di Bangkok, Rabu (27/10/2021). Mulai 1 November, Thailand akan dibuka kembali tanpa karantina untuk yang divaksinasi penuh. (Lillian SUWANRUMPHA/AFP)

Dari 1 Januari hingga 14 April 2024, negara ini telah menerima 10,72 juta wisatawan asing, menurut statistik dari kementerian pariwisata dan olahraga. Lebih dari 2 juta wisatawan berasal dari China, diikuti oleh Malaysia, Rusia, Korea Selatan, dan India.

Sebelum pandemi COVID-19, sektor pariwisata mencapai sekitar 20 persen dari ekonomi negara.


Thailand Berambisi Bikin Kesepakatan Bebas Visa dengan Uni Eropa

Petugas berjaga di toko Duty Free di Bandara Internasional Suvarnabhumi saat mereka berlatih prosedur untuk pembukaan kembali Thailand, di Bangkok, Rabu (27/10/2021). Mulai 1 November, Thailand akan dibuka kembali tanpa persyaratan karantina untuk yang divaksinasi penuh. (Lillian SUWANRUMPHA/AFP)

Upaya lain yang juga dilakukan oleh pemerintah Thailand untuk mendongkrak pariwisata adalah mendapatkan kesepakatan bebas visa dengan negara-negara Uni Eropa. Hal tersebut diupayakan Perdana Menteri (PM) Thailand Srettha Thavisin dalam pertemuan dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron di Istana Elysee, Paris, Prancis.

Dalam jumpa pers bersama dengan Macron, Srettha menyatakan bahwa topik utama diskusi adalah inisiatif bebas visa yang diperkirakan akan dipertimbangkan setelah pemilihan Parlemen Eropa yang dijadwalkan pada tahun ini.

Dikutip kanal Lifestyle Liputan6.com, Thailand berusia 62 tahun itu optimistis bahwa kesepakatan bebas visa dengan Uni Eropa tidak hanya akan berkontribusi pada sektor pariwisata negaranya, tetapi juga menjadi batu loncatan untuk kolaborasi lebih lanjut di berbagai sektor.

"Inisiatif perjalanan bebas visa tidak diragukan lagi akan memperkuat hubungan baik antar-negara, meningkatkan pariwisata, dan mendorong pertumbuhan ekonomi," katanya. 

Baca selengkapnya... 

Infografis . Setahun Pandemi Covid-19, Pariwisata Dunia dan Indonesia Terpuruk

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya