8 Jenis Psikoterapi: Kenali Definisi, Teknik hingga Tujuannya

Psikoterapi adalah cara pengobatan dengan mempergunakan pengaruh (kekuatan batin) dokter atas jiwa (rohani) pasien tanpa menggunakan obat-obatan.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 10 Jul 2024, 06:00 WIB
8 Jenis Psikoterapi, Kenali Definisi, Teknik hingga Tujuannya. Sumber: Freepik

Liputan6.com, Jakarta Psikolog RS EMC Cikarang, Rizky Purnomo Adji Churnawan menjelaskan soal jenis-jenis psikoterapi.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), psikoterapi adalah cara pengobatan dengan mempergunakan pengaruh (kekuatan batin) dokter atas jiwa (rohani) pasien. Dengan cara tidak mempergunakan obat-obatan, tetapi dengan metode sugesti, nasihat, hiburan, hipnosis, dan sebagainya.

Jenis-jenis psikoterapi yang dimaksud Rizky meliputi:

Behavioral Therapy

Behavioral Therapy atau terapi perilaku adalah psikoterapi yang berfokus pada perubahan perilaku yang tidak diinginkan dengan memanipulasi faktor lingkungan yang mempengaruhi perilaku tersebut.

Terapi ini berdasar pada prinsip bahwa perilaku dipelajari dan dapat diubah melalui proses pembentukan baru dan penguatan positif. Teknik yang umum digunakan dalam terapi perilaku meliputi pemberian hadiah, hukuman, desensitisasi sistematis, pemusatan perhatian, dan terapi aversi.

Cognitive-Behavioral Therapy

Cognitive-Behavioral Therapy (CBT) atau terapi perilaku kognitif adalah pendekatan terapeutik yang menggabungkan elemen dari kognitif dan perilaku.

Terapi ini bertujuan mengidentifikasi dan mengubah pola pikir yang negatif atau tidak sehat serta perilaku yang terkait, dengan keyakinan bahwa perubahan dalam pikiran dan perilaku akan menghasilkan perubahan dalam suasana hati dan kesejahteraan.

Teknik CBT meliputi identifikasi pikiran negatif, pengujian kembali keyakinan, pembentukan kembali pola pikir, dan latihan perilaku,” tulis Rizky di laman RS EMC dikutip Selasa, 9 Juli 2024.


Dialectical Behavior Therapy

Dialectical Behavior Therapy (DBT) atau terapi perilaku dialektis dikembangkan khusus untuk mengatasi masalah seperti gangguan kepribadian borderline (BPD).

DBT menggabungkan strategi kognitif-behavioral dengan elemen dari pendekatan dialektika yang menekankan penerimaan diri dan perubahan.

Teknik DBT meliputi pembentukan keterampilan emosional, peningkatan regulasi emosi, toleransi terhadap ketidakmampuan, dan meningkatkan keterampilan interpersonal.


Mindfullness Therapy

Mindfullness Therapy atau terapi kesadaran penuh melibatkan praktik perhatian atau kesadaran penuh terhadap pengalaman saat ini tanpa penilaian atau reaksi yang terlalu berlebihan.

Terapi ini bertujuan membantu pasien mengatasi stres, kecemasan, depresi, dan meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan.

Teknik utama dalam mindfulness therapy adalah latihan meditasi, pengamatan diri, dan perhatian yang disengaja terhadap sensasi, pikiran, dan emosi.

Client-Centered Therapy

Client-Centered Therapy atau terapi yang berpusat pada klien menekankan pendekatan humanistik yang menekankan kehangatan, empati, dan pemahaman penuh dari psikolog terhadap pasien.

Terapi ini mempromosikan pengembangan pasien secara pribadi dan mandiri. Teknik utama dalam terapi berpusat pada pasien itu sendiri seperti refleksi diri, empati, dan penghargaan diri.


Psychodynamic Therapy

Psychodynamic Therapy atau terapi psikodinamik menekankan pentingnya pemahaman terhadap bagaimana pengalaman masa lalu, terutama pengalaman masa kecil, membentuk pola pikir, emosi, dan perilaku seseorang saat ini.

Psikolog membantu pasien bekerja sama untuk menjelajahi dan memahami aspek-aspek yang tersembunyi dari pikiran dan perasaan klien, terutama yang berkaitan dengan konflik bawah sadar

Existential Therapy

Existential Therapy atau terapi eksistensial menekankan pada pengalaman pasien dalam mencari makna dan tujuan dalam kehidupannya. Terapi ini bertujuan membantu pasien mengatasi kecemasan dan kebingungan eksistensial.

Integrative or Holistic Therapy

Integrative or Holistic Therapy atau terapi integratif/holistik menggabungkan elemen dari berbagai pendekatan terapeutik untuk mencocokkan kebutuhan pasien.

Terapi ini mengakui bahwa setiap pasien unik dan dapat merespons dengan baik terhadap berbagai jenis intervensi terapi.

Mengenal Mengenai Self Diagnosis pada Kesehatan Mental.(Liputan6.com/Abdillah).

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya