Korea Selatan Izinkan Israel Ikut K-pop World Festival di Tengah Genosida Palestina, Seruan Boikot Meluas

Publik berpendapat, mengizinkan Israel bergabung di K-pop World Festival akan mempromosikan propaganda dan mengabaikan "tindakan melanggar hukum internasional" yang sedang berlangsung di Palestina. Mereka dianggap mengizinkan praktik artwashing, apa itu?

oleh Asnida Riani diperbarui 09 Jul 2024, 19:00 WIB
Poster K-pop World Festival. Acara yang mengizinkan partisipasi Israel di tengah genosida di Palestina tuai kritik. (dok. Instagram @korean_embassy_israel/https://www.instagram.com/p/C2xDb76Ij10/)

Liputan6.com, Jakarta - Kedutaan Besar Korea Selatan di Israel telah mengumumkan kembalinya K-pop World Festival tahunan mereka yang memicu seruan boikot dari para penggemar. Kompetisi yang disponsori stasiun televisi KBS akan menampilkan para pemenang di K-pop World Festival di Changwon.

Namun, melansir Koreaboo, Selasa (9/7/2024), masuknya Israel sebagai kontestan telah memicu kontroversi yang signifikan. Para penggemar mendesak KBS memutuskan hubungan dengan Israel, mengingat genosida di Palestina oleh militer Israel terus berlangsung sampai hari ini.

Mereka berpendapat bahwa mengizinkan Israel bergabung akan mempromosikan propaganda dan mengabaikan "tindakan melanggar hukum internasional" yang sedang berlangsung di Gaza. Beberapa penggemar telah mengambil langkah mencegah grup favorit mereka dikaitkan dengan festival tersebut di masa mendatang.

Tahun-tahun sebelumnya, grup seperti RIIZE, Kep1er, STRAY KIDS, Somi, THE BOYZ, aespa, Dreamcatcher, ATEEZ, dan TXT tercatat mempromosikan acara tersebut. "Zionisme semakin memaksa masuk ke industri K-pop setiap hari, mohon jangan biarkan hal ini berlanjut lebih jauh," sebut seorang K-popers di X, dulunya Twitter.

Ada juga yang berkomentar, "Artwashing di tengah genosida adalah hal yang sangat buruk, bahkan bagi KBS. Peserta dan artis tamu tidak akan pernah bisa menghilangkan noda ini." Jadi, apa itu artwashing?

Mengutip laman Art Space, artwashing menggambarkan penggunaan seni maupun seniman untuk mengalihkan perhatian atau melegitimasi tindakan negatif yang dilakukan individu, organisasi, negara, atau pemerintah. Istilah ini diciptakan dalam protes pada 2017 terhadap gentrifikasi di Boyle Heights, Los Angeles, Amerika Serikat (AS).


Seruan Protes terhadap Israel

Tampak foto V serta para member BTS lain di reruntuhan bangunan di Palestina. Diduga penggemar BTS, ARMY jadi korban dalam perang Israel - Palestina. (Foto: Tangkapan Layar akun X @RJLetsGo dari Instagram Story @ahmad.ibraa)

Akun X Boikot, Divestasi, Sanksi (BDS) Korea juga mengecam festival tersebut. Mereka menekankan tidak pantasnya mengadakan acara semacam itu sementara rakyat Palestina menderita. Mereka berpendapat bahwa berpartisipasi dalam festival tersebut sama saja mengabaikan penderitaan orang-orang yang terdampak genosida yang sedang berlangsung.

Seruan itu menyertakan tagar #KpopFestivalOutWithZionism dan #NoToArtwashingInKpop. "Warrga Palestina dibakar hidup-hidup dan dibunuh tentara Israel, dan Anda ingin menyaksikan genosida secara real time dan menikmati festival K-pop bersama orang Israel? Tidak ada yang akan sama lagi setelah genosida Israel dimulai," dukung seorang pengguna.

Beberapa K-popers mengambil kisah sesama penggemar di Palestina yang meninggal dunia dalam serangan militer Israel. "Mereka adalah orang-orang yang dulunya melakukan listening party, streaming, dan menunggu-nunggu comeback grup idola, sama seperti kita. Musik yang dulu mereka suka sekarang jadi artwashing propaganda Israel? Saya harap semua fandom bersatu menolak festival musik ini," cuit yang lan.


Protes Partisipasi Israel Sebelumnya

Potret Eden Golen di acara Eurovision. (dok. @golaneden/Instagram/https://www.instagram.com/p/C6xEB7XoAlf/?igsh=dzR5cjAxejRmZ24y/Putri Astrian Surahman)

Sebelum ini, keikursertaan Israel di ajang musik Eurovision 2024 pada Mei 2024 di Malmo, Swedia, sudah lebih dulu jadi kontroversi. Saat itu Israel diwakili penyanyi bernama Eden Golan.

Golan yang melaju hingga babak semi final mendapat banyak kecaman publik dan para penonton kontes menyanyi tersebut. Melansir Newsweek, 12 Mei 2024, banyak video yang diunggah ke X dari dalam arena yang menunjukkan serangkaian cibiran, serta nyanyian "Bebaskan Palestina" selama dan setelah Golan tampil. 

"Video lain penonton di Malmo Arena mencemooh Eden Golan dan Israel saat tampil di final Eurovision 30 menit lalu. Beberapa orang meneriakkan 'Palestina' dan 'Genosida,'" tulis salah satu pengguna.

Melansir The Sun, Golan diketahui sudah aktif di dunia musik sejak usia sembilan tahun ketika ia memulai kariernya lewat ajang pencarian bakat. Ia bahkan pernah jadi finalis The Voice Kids tahun 2018 di Israel. Penyanyi kelahiran Kafa Saba ini juga jadi anggota grup musik The Cosmo Girls sebelum akhirnya berkarier secara solo.

Golan pernah tinggal di Rusia saat berusia enam tahun, di mana kedua orangtuanya adalah keturunan Yahudi dari Uni Soviet sebelum akhirnya pindah ke Israel. Ia menggambarkan gaya musiknya sebagai "pop, soul, dan R&B."

 


Diduga Ada Standar Ganda di Eurovision

Potret Eden Golen di acara Eurovision. (dok. @golaneden/Instagram/https://www.instagram.com/p/C6s2BvOuxFY/?igsh=MTkydmZlMTh4dGZ4aA==/Putri Astrian Surahman)

Media melaporkan dari dalam arena bahwa Golan mendapat banyak sorakan dan beberapa penggemar mengibarkan bendera Israel selama pemain berusia 20 tahun itu tampil. Ejekan dan nyanyian pro-Palestina tidak terdengar di siaran langsung.

Ia membawakan lagu Hurricane dengan bahasa Inggris dan sedikit campuran Ibrani di bagian akhir. Partisipasi Israel dalam ajang musik kreatif Eropa sudah berlangsung sejak 1973.

Menurut Al Jazeera, ribuan orang melakukan protes di kota Malmo menentang partisipasi Israel dalam ajang Eurovision 2024 seiring bergeraknya genosida Israel di Palestina. Pada 11 Mei 2024, sekelompok besar pengunjuk rasa berkumpul di alun-alun kota tersebut sebelum berbaris menuju tempat kontes, mengibarkan bendera Palestina dan meneriakkan "Eurovision dipersatukan oleh genosida," pelesetan dari slogan resmi Eurovision, "Disatukan oleh Musik."

Pengunjuk rasa pro-Palestina mengeluhkan standar ganda yang diterapkan European Broadcasting Union (EBU) yang melarang Rusia mengikuti Eurovision pada 2022 setelah invasinya ke Ukraina. Seorang pengunjuk rasa mengatakan bahwa tidak adil negara yang "melakukan genosida" diizinkan ambil bagian dalam acara tersebut.

Infografis Serangan Terkini Israel di Gaza. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya