Buya Yahya Jabarkan Konsep Harta dan Tahta sebagai Sarana menuju Allah

Konsep harta dan tahta yang dimiliki manusia, Bagi Buya Yahya adalah seperti ini

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Jul 2024, 04:30 WIB
Pengasuh LPD Al Bahjah, KH Yahya Zainul Ma'arif atau Buya Yahya. (Foto: staialbahjah.ac.id)

Liputan6.com, Jakarta - Banyak yang salah menilai bahwa memiliki harta yang berlimpah atau kedudukan yang tinggi adalah tanda dari kebahagiaan duniawi semata.

Padahal, jika dikelola dengan niat yang benar dan digunakan untuk tujuan yang baik, harta dan tahta dapat menjadi alat yang efektif untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.

KH Yahya Zainul Ma'arif, yang dikenal sebagai Buya Yahya, memberikan penjelasan mendalam tentang konsep harta dan tahta dalam sebuah majelisnya yang salah satunya diunggah di YouTube kanal @AlBahjahTv.

Buya Yahya menegaskan bahwa harta dan tahta hanyalah sarana untuk mencapai tujuan utama, yaitu mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Dalam ceramahnya, Buya Yahya menyampaikan bahwa orang yang cerdas akan menggunakan harta dan tahta sebagai alat untuk mencapai ridha Allah.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Begini Sikap Orang Cerdas

Ilustrasi emas harta karun (iStock)

"Orang cerdas itu akan menjadikan sarana untuk sampai kepada tujuan, tapi yang bodoh dia akan berada di sarana," ujarnya.

Ia mengibaratkan harta dan tahta seperti mobil yang dikirim untuk bertemu dengan suami. "Anda itu dikirim mobil untuk ketemu suamimu. Kalau anda dalam mobil saja menikmati mobil, tidak ketemu suami, enak asyiknya mobil, suaminya nunggu di dalam rumah," jelasnya.

Buya Yahya menekankan bahwa harta dan tahta yang diberikan oleh Allah seharusnya digunakan untuk mendekatkan diri kepada-Nya.

"Dikirim kekayaan oleh Allah untuk meluncur kepada Allah. Karena kekayaanmu, engkau bisa meluncur kepada Allah dengan secepat-cepatnya," tambahnya.

Ia mengingatkan bahwa kekayaan bisa digunakan untuk membantu fakir miskin dan membangun pondok pesantren.

Selain itu, Buya Yahya juga menyoroti pentingnya menggunakan tahta dengan benar. "Allah beri tahta makanya sampaikan, 'Hei yang punya tahta, dari Pak RT-nya sampai presidennya, sebenarnya tahtamu itu berkata aku dikirim oleh Allah kepadamu untuk meluncur kepada Allah,'" tegasnya.

Ia menekankan bahwa tahta seharusnya digunakan untuk berkhidmat dan melayani Allah serta masyarakat.


Tahta yang Ada Sebenarnta Begini

Ilustrasi mahkota. (dok. Unsplash.com/@cotk_photo)

Buya Yahya mengajak para pemimpin untuk memahami bahwa tahta yang mereka miliki adalah amanah dari Allah.

"Tahta yang kalian miliki itu adalah sarana yang dikirim oleh Allah untuk digunakan dengan baik agar sampai kepada Allah," ujarnya.

Ia mengingatkan bahwa pemimpin yang bijak adalah mereka yang menggunakan kekuasaan untuk kebaikan dan kemaslahatan umat.

Dalam ceramahnya, Buya Yahya juga mengingatkan bahwa harta dan tahta bukanlah tujuan akhir.

"Harta dan tahta adalah alat untuk mencapai tujuan, yaitu mendekatkan diri kepada Allah," katanya.

Buya menekankan pentingnya memiliki niat yang ikhlas dalam menggunakan harta dan tahta.

Buya Yahya juga mengingatkan umat Muslim agar tidak terjebak dalam kenikmatan duniawi. "Jangan sampai kita terjebak dalam kenikmatan duniawi dan lupa akan tujuan utama kita, yaitu mendekatkan diri kepada Allah," ujarnya.

Ia mengajak umat Muslim untuk selalu mengingat bahwa kehidupan di dunia hanyalah sementara dan yang paling penting adalah persiapan untuk kehidupan akhirat.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya