Liputan6.com, Jakarta - Sering kali setelah doa yang dipimpin oleh kiai atau ulama, kita akan mendengar permintaan untuk membaca Al-Fatihah bersama-sama.
Praktik ini sudah menjadi tradisi yang melekat dalam berbagai acara keagamaan, baik itu dalam pengajian, tahlilan, maupun peringatan hari besar Islam.
Membaca Al-Fatihah setelah doa dianggap sebagai penutup yang sempurna, karena Al-Fatihah sendiri adalah surah yang mengandung doa dan permohonan kepada Allah, serta pujian dan pengakuan akan kebesaran-Nya.
Namun, kebiasaan ini ada yang menjadikan sebagai bahan ejekan, yang mengatakan dikit-dikit Al Fatihah.
KH Yahya Zainul Ma'arif, atau Buya Yahya, menanggapi perdebatan mengenai kebiasaan membaca Surah Al-Fatihah setelah berdoa. Buya Yahya menegaskan pentingnya memahami hikmah di balik tradisi ini.
Baca Juga
Advertisement
Simak Video Pilihan Ini:
Ejekan Muncul karena Ketidaktahuan
Buya Yahya mengungkapkan bahwa ada sebagian orang yang mengejek kebiasaan membaca Al-Fatihah setelah berdoa. Mereka menganggap hal ini sebagai tindakan yang tidak memiliki dasar dan cenderung berlebihan.
"Kita mendengar orang mengerti ulama habis doa tiba-tiba Al-Fatihah. Itu karena ada hadis ini," jelas Buya Yahya, dikutip dari YouTube kanal @AlBahjahTv.
Buya menambahkan bahwa ejekan tersebut sering kali muncul dari ketidaktahuan. "Ada sebagian hamba Allah semoga Allah mengampuni, mengejek orang baca Fatihah. Ini apaan tuh orang-orang, dikit-dikit Fatihah," ujarnya.
Buya Yahya menjelaskan bahwa membaca Al-Fatihah setelah berdoa bukanlah tanpa alasan. Menurutnya, tradisi ini didasarkan pada hadis yang menunjukkan bahwa doa kita lebih mudah dikabulkan ketika diawali atau diakhiri dengan membaca Al-Fatihah.
"Para ulama melakukannya karena ada hadis. Artinya, sebab dikabul doa kita seperti itu," terangnya.
Advertisement
Al Fatihah Surat yang Utama
Lebih lanjut, Buya Yahya menjelaskan bahwa Surah Al-Fatihah merupakan inti dari Al-Qur'an dan memiliki banyak keutamaan. "Al-Fatihah kan surat Al-Qur'an, surat yang paling utama," katanya.
Ia menekankan bahwa membaca Al-Fatihah dapat membawa banyak keberkahan dan memperkuat doa yang dipanjatkan.
Buya Yahya juga mengingatkan agar umat Muslim tidak mudah menghakimi atau mengejek praktik ibadah orang lain tanpa pemahaman yang benar.
"Kita harus belajar dan memahami ilmunya sebelum berkomentar. Jangan sampai mulut kita menjadi sumber fitnah dan dosa," pesannya.
Ia mengajak umat Muslim untuk lebih menghargai dan menghormati tradisi yang telah diajarkan oleh para ulama. "Para ulama memiliki dasar yang kuat dalam setiap praktik ibadah yang mereka lakukan. Jadi, kita sebaiknya mengikuti dan mengambil hikmah dari apa yang mereka ajarkan," tambahnya.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul