Liputan6.com, Moskow - Perdana Menteri India Narendra Modi bertemu dengan Presiden Vladimir Putin di Moskow pada hari Selasa (9/7/2024), berupaya untuk memperdalam hubungan antara dua kekuatan nuklir pada saat para pemimpin NATO berkumpul di Washington, Amerika Serikat (AS).
"Hubungan kami adalah salah satu kemitraan strategis yang sangat istimewa," kata Putin kepada Modi, seperti dilansir AP, Rabu (10/7).
Advertisement
Modi menghindari mengutuk Rusia, namun menekankan penyelesaian damai. Kemitraan mereka menjadi lebih rumit karena Rusia semakin dekat dengan China di tengah isolasi internasional atas perang Ukraina. Modi sendiri tidak menghadiri pertemuan puncak organisasi keamanan yang didirikan oleh Rusia dan China minggu lalu di Kazakhstan.
Pada hari Senin, Putin telah lebih dulu menyambut Modi di kediamannya di dekat Moskow, di mana kedua pemimpin berjabat tangan dan berpelukan
Memperhatikan sambutan hangat Putin dan Modi, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengunggah di X, "Merupakan kekecewaan besar dan pukulan telak bagi upaya perdamaian melihat pemimpin negara demokrasi terbesar di dunia itu memeluk penjahat paling berdarah di dunia di Moskow pada hari seperti itu."
Pernyataan Zelenskyy merujuk pada serangan Rusia yang dilaporkan menghantam rumah sakit anak terbesar di Kyiv pada Senin dan menewaskan setidaknya 42 orang.
Modi pada hari Selasa menyinggung pertumpahan darah tersebut ketika berbicara tentang pertemuannya dengan Putin, yang mencakup pembicaraan selama lebih dari empat jam.
"Baik itu perang, perjuangan atau serangan teroris, setiap orang yang percaya pada kemanusiaan, ketika ada korban jiwa, dia merasa sedih," kata Modi. "Ketika anak-anak yang tidak bersalah dibunuh, ketika kita melihat anak-anak yang tidak bersalah meninggal maka hati kita sakit. Dan rasa sakit itu sangat mengerikan."
Modi mengatakan dirinya dan Putin berbagi pendapat mengenai Ukraina dengan hati terbuka dan rinci.
"Kami mendengarkan satu sama lain dengan hormat," tutur Modi.
Modi menambahkan, "Solusi tidak mungkin dilakukan di medan perang. Antara bom, senjata dan peluru, solusi dan perundingan damai tidak akan berhasil. Dan kita harus mengambil jalan perdamaian hanya melalui perundingan."
Respons AS atas Kunjungan Modi ke Rusia
Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Matthew Miller merespons kunjungan Modi ke India dengan mengatakan, "Kami menyampaikan secara langsung kepada India kekhawatiran kami mengenai hubungan mereka dengan Rusia. Jadi kita berharap India dan negara lain, ketika mereka terlibat dengan Rusia, akan menjelaskan bahwa Rusia harus menghormati Piagam PBB, harus menghormati kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina."
Dalam komentarnya di televisi, Putin mengatakan "semua masalah" telah dibahas dengan Modi.
Meskipun negara-negara Barat telah menjatuhkan sanksi kepada Rusia, Putin menunjukkan bahwa perdagangan antara Rusia dan India meningkat sebesar 66 persen tahun lalu dan menambahkan bahwa ini adalah fokus utama perjalanan Modi.
Pembelian energi oleh India merupakan bagian dari peningkatan perdagangan dan Modi mengatakan bahwa berkat dukungan Rusia, "Kami dapat menyelamatkan warga India dari kesulitan terkait kebutuhan bensin dan solar."
Dia menambahkan bahwa perjanjian energi antar negara "membantu memberikan stabilitas pasar kepada dunia secara tidak langsung".
Setelah pertemuan kedua kepala negara, Menteri Luar Negeri India Vinay Kwatra mengungkapkan bahwa Modi dan Putin menetapkan tujuan untuk mencapai USD 100 miliar dalam perdagangan bilateral pada tahun 2030 – naik dari hampir USD 65 miliar pada tahun lalu.
Sebagian besarnya berasal dari industri energi dan pertahanan. Para analis berpendapat bahwa 60 persen peralatan dan sistem militer India berasal dari Rusia. Namun, karena pabrik-pabrik Rusia kini sebagian besar memproduksi senjata untuk perang Ukraina, India menghadapi penundaan dalam pasokan suku cadang, sehingga mendorong India untuk membeli lebih banyak dari AS, Israel, Prancis, dan Italia.
"Modi menyampaikan penundaan tersebut kepada Putin dan kedua belah pihak sepakat untuk mengatasinya," kata Kwatra.
Advertisement
Menghitung Untung
Media pemerintah Rusia melaporkan bahwa kedua pemimpin juga membahas Rusia akan membantu India membangun lebih banyak pembangkit listrik tenaga nuklir. Kedua negara telah berkolaborasi dalam proyek pembangkit listrik tenaga nuklir Kudankulam di Negara Bagian Tamil Nadu, India.
Rusia memiliki hubungan yang kuat dengan India selama Perang Dingin dan pentingnya New Delhi sebagai mitra dagang utama Moskow telah berkembang sejak perang Ukraina.
China dan India adalah pembeli utama minyak Rusia menyusul sanksi yang diberlakukan AS dan sekutunya yang menutup sebagian besar pasar Barat bagi ekspor Rusia. Menurut para analis, India kini mendapat lebih dari 40 persen impor minyaknya dari Rusia.
Modi terakhir kali melakukan perjalanan ke Rusia pada tahun 2019, ketika dia menghadiri sebuah forum di pelabuhan timur jauh Vladivostok dan bertemu dengan Putin. Mereka juga bertemu pada September 2022 di Uzbekistan, dalam pertemuan puncak blok Organisasi Kerja Sama Shanghai.
Perdagangan India-Rusia mengalami peningkatan tajam, mendekati USD 65 miliar pada tahun keuangan 2023-24. Impor Rusia mencapai USD 60 miliar dan ekspor dari India USD 4 miliar pada tahun keuangan 2023-24.