Liputan6.com, Jakarta Harga minyak dunia anjlok lebih dari 1% pada perdagangan Selasa (Rabu waktu Jakarta). Harga minyak alami penurunan hari ketiga berturut-turut karena infrastruktur produksi dan penyulingan Gulf Coast tampaknya terhindar dari kerusakan besar akibat Badai Tropis Beryl.
Dikutip dari CNBC, Rabu (10/7/2024), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Agustus sebesar USD 81,41 per barel, turun 92 sen atau 1,12%. Tahun ini, harga minyak AS tersebut telah naik 13,62%.
Advertisement
Sedangkan harga minyak Brent untuk kontrak September dipatok USD USD 84,66 per barel, turun USD 1,09 atau 1,27%. Tahun ini, patokan harga minyak global tersebut naik 9,89%.
Pada hari Senin, Beryl menerjang daratan di Matagorda, Texas, sebagai badai Kategori 1 tetapi kemudian melemah menjadi badai tropis. Beryl telah bergerak ke daratan dan sekarang menjadi siklon pascatropis yang terakhir berada di utara Shreveport, Louisiana, menurut Pusat Badai Nasional.
“Harga minyak mentah Brent mengakhiri reli 4 minggunya karena pendaratan badai Beryl meredakan kekhawatiran tentang penghentian produksi besar-besaran untuk saat ini,” kata Analis Goldman Sachs Yulia Grigsby dalam sebuah catatan.
Pelabuhan Corpus Christi, terminal ekspor minyak terkemuka, telah bertransisi ke pemulihan pascabadai tanpa dampak signifikan yang dilaporkan. Namun, semua terminal di pelabuhan Houston akan tetap ditutup pada hari Selasa untuk memperbaiki kerusakan.
Shell mengatakan Senin malam bahwa pihaknya akan mengerahkan kembali personel ke anjungan Perdido di Teluk Meksiko. Perusahaan minyak itu menghentikan produksi di anjungan tersebut pada hari Jumat saat Beryl melaju kencang menuju Texas.
Musim Badai
Musim badai yang parah menimbulkan risiko kenaikan margin penyulingan, dengan latar belakang yang lebih ketat di pasar penyulingan dibandingkan dengan pasar minyak mentah, Grigsby menyampaikan kepada klien.
Pasar juga menantikan rilis data persediaan minyak mentah AS pada hari Rabu. Para pedagang berharap persediaan minyak dan bensin AS akan turun secara berkelanjutan, yang menandakan peningkatan permintaan setelah konsumsi bahan bakar musim panas menurun drastis pada musim panas ini.
Persediaan minyak AS turun sebanyak 12,2 juta barel untuk minggu yang berakhir pada tanggal 28 Juni, dan stok bensin turun sebanyak 2,2 juta barel yang merupakan tanda potensial menguatnya pasar.
Namun, Macquarie memperkirakan bahwa persediaan minyak turun sebesar 1,2 juta barel minggu lalu, dengan total stok hanya sedikit lebih ketat dari yang diperkirakan.
Advertisement
Badai Tropis Beryl Bikin Harga Minyak Mentah Turun
Sebelumnya, harga minyak mentah berjangka Amerika Serikat (AS) turun 1% pada perdagangan Senin. Penurunan harga minyak acuan ini karena pelaku pasar menilai dampak Badai Tropis Beryl pada infrastruktur penyulingan, produksi, dan ekspor Gulf Coast.
Pusat Badai Nasional melaporkan bahwa Badai Beryl menerjang daratan dekat Matagorda, Texas, sebagai badai Kategori 1 dengan kecepatan angin maksimum 80 mil per jam. Matagorda berjarak sekitar 150 mil timur laut Corpus Christi, fasilitas ekspor minyak mentah terkemuka di AS.
Beryl kemudian diturunkan statusnya menjadi badai tropis dengan kecepatan angin maksimum 60 mil per jam dan diperkirakan akan semakin melemah. Badai tersebut bergerak ke arah timur laut.
"Minyak dan produk-produk minyak merosot akibat badai tersebut karena beberapa skenario terburuk Badai Beryl untungnya tidak akan terjadi," kata analis senior Price Futures Group Phil Flynn dalam catatan hari Senin.
Mengutip CNBC, Selasa (9/7/2024), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Agustus dipatok USD 82,33 per barel, turun 83 sen, atau 1%. Dari awal tahun sampai dengan saat ini harga minyak AS naik 14,9%.
Sedangkan harga minyak Brent untuk kontrak September dipatok USD 85,75 per barel, turun 79 sen, atau 0,91%. Sepanjang tahun ini harga minyak Brent yang menjadi patokan harga minyak dunia ini naik 11,3%.
Untuk harga bensin kontrak Agustus dipatok USD 2,53 per galon, turun 2 sen atau 0,83%. Tahun ini harga bensin naik 20,7%.
Shell
Shell menghentikan produksi dan mengevakuasi personel dari platform Perdido sekitar 200 mil selatan Galveston. Hal tersebut diungkap dalam pernyataan perusahaan pada hari Jumat.
Presiden Lipow Oil Associates Andy Lipow mengatakan bahwa platform tersebut memproduksi sekitar 100.000 barel per hari, atau bpd, sekitar 5,5% dari produksi minyak di Teluk Meksiko.
“Saya tidak memperkirakan badai ini akan memengaruhi pasokan atau harga secara signifikan; konsumen tetap akan mendapatkan pasokan bensin mereka. Kebanyakan orang bahkan tidak akan menyadarinya,” kata Lipow dalam sebuah catatan pada hari Minggu.
Lipow melanjutkan, akan ada beberapa pengurangan dalam operasi penyulingan dan penundaan dalam pengiriman produk ke Florida, Tetapi harga bensin akan tetap stabil selama badai.
"Setelah itu, harga bensin mungkin akan naik karena harga minyak mentah berjangka telah naik baru-baru ini, katanya.
Advertisement