Ponorogo Raup Jutaan Rupiah Pendapatan Asli Daerah dari Acara Grebeg Suro

Perhitungan pajak hiburan yang langsung dikelolanya ini berasal dari penjualan tiket Grebeg Suro, dimana total seluruh penjualan tiket 10 persennya masuk sebagai PAD Pemkab Ponorogo. Sedangkan untuk retribusi pedagang dikelola oleh Disperdakum.

oleh Erik diperbarui 10 Jul 2024, 18:53 WIB
Reog Ponorogo benar-benar memberikan kejutan di Filipina.

Liputan6.com, Ponorogo - Pemrintah Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur meraup pendapatan asli daerah mencapai puluhan juta rupiah dari sektor retribusi pajak hiburan dan pedagang di sekitar alun-alun yang berjualan di sekitar arena gelaran Grebeg Suro, 27 Juni hingga 6 Juli 2024.

"Rinciannya, dana yang masuk sebesar Rp35 juta dari pajak hiburan dan Rp14 juta untuk hasil retribusi pedagang total Rp49 juta," kata Kepala Badan Pengelolaan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Ponorogo, Sumarno di Ponorogo, Selasa (9/7/2024).

Dikatakan, perhitungan pajak hiburan yang langsung dikelolanya ini berasal dari penjualan tiket Grebeg Suro, dimana total seluruh penjualan tiket 10 persennya masuk sebagai PAD Pemkab Ponorogo. Sedangkan untuk retribusi pedagang dikelola oleh Disperdakum.

"Itu belum termasuk dari retribusi parkir yang dikelola oleh Dinas Perhubungan (Dishub)," katanya.

Ia mengakui jika dana yang masuk tersebut jauh jika dibandingkan dengan tahun lalu.

Tahun lalu, event Grebeg Suro dikelola langsung oleh Pemkab saat itu mencatatkan pendapatan tiket sebesar Rp420 juta. Sedangkan tahun ini seluruh kegiatan digarap oleh event organizer (EO).

"Jadi secara otomatis seluruh modal dan pemasukan milik EO. Kita cuma dapat pajak penghasilan saja," tegasnya.

Meskipun hanya mendapat Rp35 juta, Sumarno memastikan jika dana tersebut berimbang jika dibandingkan tahun lalu. Sebab tahun lalu pengeluaran untuk Grebeg Suro sekitar Rp4,3 miliar dan mencatatkan pemasukan Rp450 juta.

"Jadi hanya beda banyaknya saja, tapi sebenarnya sama saja. Tahun ini modal kita cuma Rp450 juta dan pemasukan Rp35 juta jadi memang berimbang," kata Sumarno.


Mengenal Reog Ponorogo

Reog Ponorogo adalah salah satu warisan budaya Indonesia yang berasal dari Jawa Timur. Kesenian tradisional ini terkenal dengan pertunjukan yang megah dan penuh energi, yang sering kali menampilkan topeng besar, kostum warna-warni, dan tarian yang dinamis.

Reog Ponorogo memiliki akar sejarah yang panjang dan merupakan simbol kebanggaan bagi masyarakat Ponorogo. Pertunjukan ini biasanya diselenggarakan pada acara-acara besar seperti perayaan hari kemerdekaan, pesta rakyat, dan upacara adat.

Salah satu keunikan Reog Ponorogo adalah tokoh utama yang dikenal sebagai Barongan atau Singa Barong. Barongan adalah topeng besar berbentuk kepala singa dengan bulu-bulu merak yang menawan.

Topeng ini bisa mencapai berat hingga 50 kilogram dan dibawa oleh penari yang kuat dan terlatih. Penari ini harus memiliki keseimbangan dan kekuatan fisik yang luar biasa karena ia harus menari sambil menggendong Barongan di atas kepalanya.

Penampilan Barongan ini selalu menjadi pusat perhatian dan sering kali disertai dengan atraksi akrobatik yang memukau. Selain Barongan, Reog Ponorogo juga melibatkan beberapa tokoh lain seperti Jathilan, Warok, dan Prabu Kelono Sewandono.

Jathilan adalah penari kuda lumping yang menampilkan tarian magis dengan gerakan cepat dan bersemangat. Warok adalah tokoh kuat dan gagah yang melambangkan ksatria dalam masyarakat Jawa.

Infografis Sengatan Gelombang Panas Mematikan Landa Eropa dan AS (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya