Liputan6.com, Jakarta Saham PT UBC Medical Indonesia Tbk resmi diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari ini, Rabu 10 Juli 2024 dengan kode LABS. Pada perdagangan perdananya, saham GUNA sentuh auto reject atas (ARA).
Saham LABS naik 34,31 persen ke posisi 137, sesaat setelah perdagangan dibuka. Frekuensi perdagangan saat itu tercatat sebanyak 1.650 kali. Volume saham yang ditransaksikan yakni 92.520 lembar senilai Rp 1,27 miliar.
Advertisement
Sebelumnya perseroan telah menggelar penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) dengan melepas sebanyak 700 juta lembar saham. Besaran saham itu setara dengan 17,72 persen dari modal disetor dan ditempatkan perseroan dengan harga Rp 102 per lembar. Perseroan menunjuk PT Lotus Andalan Sekuritas selaku Lead underwriter.
Penawaran umum saham LABS tersebut telah berjalan dengan sukses dan mendapatkan respon yang sangat positif dari para investor, dengan terjadinya kelebihan permintaan (oversubscribe) yang tercatat lebih dari 250 kali, dengan jumlah investor sebanyak lebih dari 31.275 investor yang terdiversifikasi baik investor perorangan, institusi, nasional, maupun asing.
Direktur Utama FX Yoshua Raintjung menjelaskan langkah perusahaan masuk Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui IPO adalah bagian dari strategi meningkatkan kapasitas pendanaan perusahaan dan tata kelola untuk lebih baik lagi.
"Kami yakin dengan melantai di Bursa maka struktur permodalan kami akan semakin kuat untuk melakukan ekspansi bisnis," kata dia dalam seremoni pencatatan sham LABS, Rabu (10/7/2024).
Seluruh dana bersih hasil IPO akan digunakan untuk modal kerja dalam rangka mendukung kegiatan operasional dan pengembangan bisnis Perseroan antara lain untuk biaya operasional seperti, pembelian barang dagangan, pembelian bahan baku produksi, biaya pemasaran, biaya penjualan dan biaya operasional lainnya.
Penyediaan Alat Kesehatan
Perseroan berfokus pada penyediaan alat Kesehatan diagnostic in-vitro (instrumen) dan consumables atau reagen, yang merupakan solusi untuk mendeteksi penyakit menular dan kelainan bawaan. Perseroan saat ini ditunjuk sebagai distributor dari principal principal yang merupakan produsen bioteknologi dari negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Cina dalam memberikan teknologi terbaik untuk laboratorium di seluruh Indonesia.
“Saya optimistis dengan prospek industri kesehatan saat ini, terutama pasca-covid 19, Pemerintah mulai akan memfokuskan anggaran kesehatannya pada program yang sifatnya promotif dan preventif guna mencapai target Indonesia Emas 2045, hal tersebut diyakini akan meningkatkan penyerapan atas produk alat kesehatan dan reagen perseroan," ujar dia.
Kinerja perusahaan sampai Desember 2023 masih mencatatkan pertumbuhan pendapatan yang positif. Selama 3 tahun terakhir perseroan telah meningkatkan reputasinya di pasar alat kesehatan sebagai salah satu pemasok unggulan untuk produk skrining bayi baru lahir dan infeksi tuberkulosis laten (ILTB).
Advertisement