Liputan6.com, Jakarta Sekeretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto memaparkan pertimbangan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, menetapkan anggota DPR RI dari Fraksi PDIP Ansy Lema menjadi bakal calon gubernur untuk Pilkada Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) 2024.
Dia menjelaskan, Ansy Lema yang memiliki rekam jejak sebagai aktivis reformasi 1998.
Advertisement
"Saudara Ansy Lema ini juga merupakan bagian dari kekuatan pergerakan mahasiswa tahun 98. Sehingga ini merupakan proses regenerasi kepemimpinan, bagaimana Ibu Mega menempatkan pergerakan 98, kegiatan yang saat itu menjadi benih-benih dari reformasi, kemudian ditempatkan pada peran yang penting," ungkap Hasto dalam keterangannya, Rabu (10/6/2024).
Dia menambahkan, Megawati dalam mengambil keputusan melihat pentingnya proses regenerasi kepemimpinan. Sebagai penghormatan terhadap anak-anak muda terlebih yang ikut di dalam proses pergerakan melawan rezim otoriter Orde Baru.
"Saudara Ansy Lema ini menjadi bagian dari gerakan mahasiswa tahun 98 dan kemudian yang bersangkutan menjadi anggota DPR RI, bahkan baru saja terpilih kembali. Jadi ada pengalaman nasional dan internasional karena dalam pandangan Ibu Megawati Soekarnoputri, NTT ini sangat penting dan strategis," ucap Hasto.
Secara geopolitik, lanjut Hasto, Provinsi NTT berbatasan dengan Australia sehingga dengan posisi geo-strategis geo-ekonomi itu akan dikembangkan oleh sosok yang punya pemahaman terhadap dinamika politik nasional dan juga internasional, sehingga Ansy Lema dipilih karena faktor itu, selain pergerakan anak-anak muda, dan menunjukan proses regenerasi yang dilakukan dengan baik.
Sisi Ideologis
"Jadi, dari komitmen ideologisnya, kemampuan teknokratisnya, pengalamannya, kemudian pergerakan anak-anak mudanya, saudara Ansy Lema memenuhi syarat-syarat itu. Karena
pengalaman menjadi anggota DPR RI ini sangat penting di dalam membangun wawasan," lanjut Hasto.
Modal inilah ucap Hasto yang menjadi pertimbangan untuk memutuskan Ansy Lema.
"Tentu saja faktor-faktor elektoral itu sangat penting, tapi PDI Perjuangan lebih percaya bahwa seorang pemimpin itu dipersiapkan, diputuskan dan kemudian bergerak turun ke bawah," pungkas Hasto.
Advertisement