Kemenperin Ungkap Pemicu Merosotnya Penjualan Mobil Domestik

Plt. Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (Ilmate) Kemenperin, Putu Juli Ardika memaparkan sejumlah pemicu penjualan mobil lesu.

oleh Tim Bisnis diperbarui 10 Jul 2024, 19:30 WIB
Acara diskusi bertajuk Solusi Mengatasi Stagnasi Pasar Mobil di Indonesia di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Rabu (10/7/2024). (Foto: Tim Bisnis)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengungkapkan penyebab tren penjualan mobil domestik yang loyo hingga memasuki semester I 2024. Di sisi lain, tren penjualan pasar ekspor justru mengalami kenaikan.

Plt. Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (Ilmate) Kemenperin, Putu Juli Ardika menuturkan, anjloknya penjualan mobil domestik disebabkan oleh turunnya daya beli masyarakat. Kondisi ini dipicu oleh kenaikan tren harga mobil baru yang tidak diimbangi dengan pendapatan masyarakat.

"Yang jadi masalah itu  inflasi harga kendaraan naik jauh, sedangkan gaji itu naiknya enggak begitu tinggi jadi pendapatan per kapita itu yang buat (lesu) karena daya beli," kata dia dalam acara Diskusi bertajuk Solusi Mengatasi Stagnasi Pasar Mobil di Indonesia di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Rabu (10/7/2024)

Dalam catatannya, saat ini terdapat gap yang cukup jauh antara pendapatan masyarakat dengan kenaikan harga mobil baru. Hal ini mengakibatkan kemampuan masyarakat untuk membeli mobil baru menurun.

Juli Ardika mencontohkan, penjualan mobil baru pada tahun 2014 mencapai hingga 1,2 juta unit. Sementara penjualan mobil baru di sepanjang 2023 hanya berkisar 1 juta unit.

"Jadi salah satu penyebab yang pertama sekali daya beli masyarakat," kata dia.

Selain itu, dia menuturkan turunnya penjualan mobil domestik juga disebabkan penerapan Peraturan OJK (POJK) Nomor 22 Tahun 2023 tentang Perlindungan Konsumen dan Masyarakat di Sektor Jasa Keuangan. Aturan tersebut memperketat penyaluran kredit oleh pelaku industri multifinance.

 

 


Aturan OJK

Acara diskusi bertajuk Solusi Mengatasi Stagnasi Pasar Mobil di Indonesia di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Rabu (10/7/2024). (Foto: Tim Bisnis)

Mengingat, dalam aturan POJK Nomor 22 Tahun 2023 kian memperkuat pengaturan etika serta waktu penagihan kredit. Padahal, mayoritas konsumen mobil baru melakukan pembelian secara kredit.

"Karena ada aturan yang mengganggu orang kalau mau beli nyicilnya (kredit) lebih banyak, jadi di dalam dalam bentuk kredit ada perubahan-perubahan sehingga ini mempengaruhi penjualan," ujar dia. 

Meski demikian, pihaknya tidak terlalu khawatir akan persoalan lesunya tren penjualan mobil baru di pasar domestik. Mengingat, dalam waktu dekat akan diberlakukan kegiatan pameran otomotif berskala besar yang akan mendongkrak penjualan mobil baru di pasar domestik.

"Karena sebentar lagi ada GIIAS, itu transaksi nya akan banyak terjadi," ujar dia.

Mengutip data GAIKINDO, angka penjualan mobil domestik berada di bawah target 1,05 juta unit sepanjang 2023. Rinciannya, penjualan mobil secara whole sales mencapai 1 juta (1.005.802) unit sepanjang 2023, turun 4 persen dibanding capaian sepanjang 2022 sebanyak 1,04 juta (1.048.040) unit. 

Selain itu, penjualan secara retail sepanjang 2023 mencapai 998.059 unit. Angka ini turun 1,5 persen dibanding 2022 yang mencapai 1,01 juta (1.013.582) unit.

 

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com


Pemerintah Genjot Penjualan 50 Ribu Unit Mobil Listrik pada 2024

Wuling Cloud EV, mobil listrik hatchback ukuran menengah baru milik Wuling akan tampil di Jakarta Fair 2024. (ist)

Sebelumnya, penjualan kendaraan listrik di Indonesia terus mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Hal tersebut tak lepas dari berbagai dukungan dari pemerintah, termasuk pemberian insentif yang cukup besar.

Menurut Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Transportasi (Kemenko Marves), Rachmat Kaimuddin, bahkan untuk target penjualan mobil listrik telah terjadi perubahan.

"Kalau dari kami, target roda empat (listrik) 50 ribu unit untuk 2025. Kalau untuk roda dua (listrik) belum dihitung," jelas Kaimuddin saat ditemui di gelaran PEVS 2024, Selasa (30/4/2025).

Sementara itu, untuk target tersebut juga tentunya meningkat dibanding tahun sebelumnya yang hanya sekitar 16 ribuan unit terjual untuk mobil listrik. Sedangkan untuk pemberian insentif kendaraan listrik, memang berakhir pada tahun ini. Nantinya, akan dievalusi apakah perlu diperpanjang untuk pemberian subsidi mobil listrik.

"Tapi perlu diingat, insentif mobil listrik juga kalau tidak ada, masih ada tambahan pembebasan untuk PPnBM," tegas Kaimuddin.

Sebelumnya, pemerintah memang resmi memberikan pembebasan Pajak Penjualan atas Barang mewah (PPnBM) Ditanggung Pemerintah (DTP) untuk mobil listrik impor utuh alias Completely Built Up (CBU).Aturan tersebut, tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 9 Tahun 2024 yang mulai berlaku tanggal 15 Februari 2024, yang disahkan Menteri Keuangan, Sri Mulyani, Jumat (23/2/2024).

PPnBM DTP sebesar 100% dari PPnBM terutang diberikan atas impor KBLBB roda empat CBU tertentu dan penyerahan KBLBB roda empat Completely Knocked-Down (CKD) tertentu oleh pelaku usaha. PPnBM DTP diberikan untuk Masa Pajak Januari 2024 sampai Masa Pajak Desember 2024.

 

 


PEVS 2024 Resmi Dibuka

PT PLN (Persero) hadirkan promo dan hadiah menarik pada gelaran Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2024. (Foto: PLN)

Ketua Umum Perkumpulan Industri Kendaraan Listrin Indonesia (Periklindo), Moeldoko resmi membuka pameran kendaraan listik Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2024. Pameran otomotif yang berlangsung di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat ini bakal berlangsung mulai Selasa ini (30/4/2024) hingga Minggu (5/4/2024).

Dijelaskan pria yang juga menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Republik Indonesia ini juga mengklaim, PEVS 2024 menjadi pameran kendaraan listrik terbesar di Asia Tenggara.

"Kita perlu bangga, karena belum ada negara lain yang bisa menyelenggarakan apa yang dibuat oleh Periklindo ini," Moledoko, saat sambutan dalam pembukaan PEVS 2024, Selasa (30/5/2024)

Lanjut Moeldoko, Periklindo sendiri adalah bridging institution yang dibangun dengan bisa memperjuangkan apa yang jadi harapan para pemain industri kendaraan listrik di Tanah Air.

"Periklindo bisa menjembatani antara produsen dengan pemerintah. Periklindo bisa menjembatani industri otomotif. Peran Periklindo sebagai bridging institution harus diperkuat," jelas Moeldoko.

Sementara itu, di PEVS 2024 ini, Moeldoko meyakini transaksi bisa tembus lebih dari Rp 400 miliar. Pasalnya, pameran ini semakin banyak peserta yang berpartisipasi, dan pastinya banyak muncul merek-merek baru.

Hal tersebut, akan membuat masyarakat penasaran, dan banyak mencoba kendaraan listrik baru.

Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, perhelatan PEVS 2024 akan dilaksanakan di JIExpo, Kemayoran, Jakarta dengan menggunakan seluruh Hall A, B dan C pada bidang area lahan seluas 49.499 m2 dari tahun sebelumnya yang hanya 20.157 m2. Peningkatan penggunaan area ini bukan tanpa sebab.

 

Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya