Liputan6.com, Jakarta - Atlet panjat tebing Indonesia Rajiah Sallsabillah menghadapi tantangan berat jelang tampil dalam Olimpiade Paris 2024. Dia dilanda cedera di bagian tulang belakang yang cukup terasa ketika menjalani perlombaan.
Sebagai informasi, Rajiah sebelumnya sukses menjadi satu dari empat penggawa panjat tebing Merah Putih yang mampu mengunci tiket berlaga di ajang olahraga multievent terakbar dunia.
Advertisement
Kepastian tersebut diperoleh setelah atlet penyumbang medali emas Asian Games 2018 itu lolos lewat kualifikasi yang diselenggarakan di Budapest, Hungaria, pada Juni 2024 lalu.
Rajiah bersama Veddriq Leonardo (speed putra) kompak meraih medali perunggu di kesempatan itu. Nama pertama menorehkan catatan waktu 6,64 detik saat bersua dengan wakil China Niu Di (6,71 detik), sementara nama kedua finis dengan perolehan waktu 5,05 detik kala bersanding dengan rekan senegaranya Aspar Jaelolo (5,61 detik).
Pencapaian tersebut tak ayal membuat kontingen Indonesia berhasil mencatatkan jumlah perwakilan paling banyak sejak 20 tahun terakhir dalam Olimpiade Paris 2024.
Total 29 penggawa dari 12 cabang olahraga diberangkatkan, dengan panjat tebing jadi salah satu cabor yang perdana dipertandingkan dan cukup diunggulkan untuk menambah pundi-pundi medali skuad Merah Putih.
Tantangan Cedera Rajiah Salsabillah
Sayangnya, jelang menghadapi misi penting di Olimpiade 2024, Rajiah Sallsabillah justru dipaksa bergulat dengan situasi kurang mengenakkan. Dia masih berjuang pulih dari cedera tulang belakang yang sudah diderita sejak 2022.
"Kondisi terakhir dari tahun 2022 sampai sekarang itu ada cedera di bagian HNP tulang belakang," ujar Rajiah Sallsabillah saat ditemui awak media jelang pengukuhan kontingen Indonesia untuk Olimpiade Paris 2024 di Auditorium Wisma Kemenpora, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (10/7/2024) siang WIB.
"Sampai sekarang masih berasa. Akan tetapi untuk pertandingan semangat, harus lebih kuat lagi," tambahnya.
Advertisement
Strategi FPTI Bantu Rajiah Salsabillah
Kondisi cedera yang dialami Rajiah Sallsabillah pun dikonfirmasi langsung oleh Ketua Umum Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Yenny Wahid.
Dia memaparkan pihaknya telah berupaya menyiapkan strategi khusus guna membantu Rajiah Sallsabillah selama kompetisi, yakni dengan menghadirkan dokter sebagai pendamping.
"Jadi Bilah tentu mendapat penanganan khusus dari dokter, sehingga salah satu ofisial yang dialokasikan untuk mendapatkan akreditasi khusus mendampingi Bilah buat Olimpiade nanti," papar Yenny Wahid kepada awak media saat ditemui di Auditorium Kemenpora, Rabu (10/7/2024).
"Saat ini yang bisa lakukan hanya me-manage rasa sakitnya karena tidak bisa melakukan tindakan apa pun menjelang Olimpiade, takut masa pemulihannya tidak memungkinkan, singkat," sambung dia.
Harapkan Dukungan Masyarakat Indonesia
Terlepas dari tantangan tersebut, Yenny Wahid menilai tekad Rajiah Sallsabillah untuk tetap tampil di Olimpiade Paris 2024 menunjukkan level profesionalitasnya sebagai seorang atlet.
Dia pun berharap masyarakat Indonesia dapat memberikan dukungan terhadap Rajiah serta penggawa panjat tebing lainnya agar bisa mewujudkan misi menyumbang medali bagi Merah Putih.
"Tentu rasa sakit Bilah ini juga memperlihatkan level profesionalitas dari seorang Bilah, kenapa? Karena rasa sakit ini bisa diatasi dengan kondisi mental yang luar biasa. Ketangguhan mentalnya itu bisa menanggulangi rasa sakitnya , ehingga dia tetap berjuang, dia tetap semangat, saya rasa itulah salah satu kriteria dari atlet elit dunia," ucap Ketum FPTI.
"Kita berharap bahwa ketangguhan mental atlet, kemudian fisik dan keterampilan mereka ini bisa dibarengi dengan doa serta dukungan dari seluruh rakyat Indonesia, sehingga Insyaallah nanti panjat tebing sebagai cabor termuda Olimpiade kali ini mempersembahkan emas untuk Ibu Pertiwi," tambah Yenny Wahid.
Advertisement