Liputan6.com, Kabupaten Bandung Duta Besar RI untuk Filipina, Agus Wijoyo memfasilitasi kesepakatan yang dilakukan Bupati Bandung Dadang Supriatna, untuk membuka kontak perdagangan dan ekspor antara Kabupaten Bandung dengan Filipina. Hal tersebut tentunya menjadi sebuah terobosan besar yang dilakukan seorang kepala daerah, guna mendorong peningkatan perdagangan dan ekspor dari Kabupaten Bandung ke negeri jiran tersebut.
Bupati Dadang Supriatna mengatakan pihaknya sangat gembira dapat menerima delegasi dan calon buyer asal Filipina yang sengaja berkunjung ke Kabupaten Bandung. Dia mengaku sangat berterima kasih kepada Dubes RI untuk Filipina yang bersedia membawa delegasi Filipina tersebut.
Advertisement
"Alhamdulillah kontak dagang ini ditandai dengan kesepakatan ekspor kopi specialty asal Kabupaten Bandung ke Filipina sebanyak tiga kontainer. Ini awal yang sangat baik," ujar Dadang usai kegiatan Bussines Watching di Rumah Dinas Bupati Bandung, Rabu (10/7/).
Kopi perdana yang diekspor ke Filipina merupakan kopi specialty asal Kabupaten Bandung yang diproduksi oleh Grav Farm yang ditanam di Gunung Tilu Ciwidey, Kecamatan Ciwidey. Nilai ekspornya mencapai USD500 ribu atau lebih dari Rp10 miliar.
Pada kegiatan Bussines Watching tersebut, Bupati Bandung sengaja mempertemukan antara calon eksportir asal Kabupaten Bandung dengan calon buyer asal Filipina serta offtaker atau penampung hasil pertanian dalam sebuah bazar mini. Belasan petani kopi asal Kabupaten Bandung dan beberapa daerah di Jawa Barat lainnya juga hadir pada event internasional yang digagas Pemkab Bandung tersebut. Mereka berlomba memamerkan produk mereka untuk menarik minat para buyer.
"Ada sekitar 20 calon buyer Filipina yang hadir di Kabupaten Bandung. Mereka menyatakan ketertarikannya terhadap beberapa komoditi unggulan Kabupaten Bandung terutama kopi dan kakao," ujar Bupati Dadang yang akrab disapa Kang DS.
Bupati yang juga Ketua DPC PKB Kabupaten Bandung itu mengaku optimistis kopi dan kakao asal Kabupaten Bandung akan diterima dengan baik oleh pasar Filipina. Itu karena kopi Kabupaten Bandung sudah dikenal luas sebagai salah satu kopi terbaik di dunia.
"Saya optimistis ke depan ekspor kopi kita ke Filipina dan negara lain akan semakin besar. Bahkan kemarin saya diminta Kemenlu untuk jadir di Bali untuk mempromosikan kopi honje asal Kabupaten Bandung. Mereka tertarik dengan kopi honje atau combrang," katanya.
Sementara itu, Duta Besar RI untuk Filipina Agus Wijoyo memuji inisiatif Bupati Bandung Dadang Supriatna yang secara khusus mengundang dan menjamu delegasi dan calon buyer Filipina dalam sebuah jamuan makan siang khusus.
Langkah yang dilakukan Dadang Supriatna, menurutnya, merupakan sebuah langkah cerdas dalam upaya menggaet calon buyer potensial asal Filipina. Oleh karena itu, Agus pun sengaja datang mendampingi para buyer Filipina ke Kabupaten Bandung.
"Hasil kunjungan ini semoga menghasilkan tindak lanjut yang produktif dan konkret berupa ekspor kopi dari Kabupaten Bandung ke Filipina," ujar Agus Wijoyo.
Agus mengaku optimistis ekspor komoditi asal Kabupaten Bandung terutama kopi dan kakao ke Filipina akan terus tumbuh. Terlebih, kata dia, kopi asal Kabupaten Bandung memiliki kualitas tinggi dan mampu bersaing dengan kopi asal Malaysia dan Thailand. Sang Dubes pun mendorong agar Kabupaten Bandung terus berupaya untuk meningkatkan ekspor ke luar negeri karena ruang dan potensi ekspor tersebut masih terbuka lebar.
"Saya melihat Kabupaten Bandung sangat mendukung ke arah itu. Karena pertama sumber dayanya melimpah. Kedua, inovasi dari para pengusahanya juga bagus dan ketiga yang sangat penting adalah dukungan dan efektivitas kebijakan yang dikeluarkan pemerintah daerah dalam hal ini Pak Bupati," kata Agus.
Tak hanya itu, Agus juga menyatakan siap membantu Kabupaten Bandung untuk menembus pasar ekspor Filipina yang lebih luas lagi. Sebab, selain kopi dan kakao, Kabupaten Bandung pun memiliki sejumlah komoditas unggulan yang telah menembus pasar ekspor seperti teh, cengkeh, jahe hingga porang.
"Namun sementara untuk Filipina memang fokus dulu ke kopi dan kakao atau cokelat. Setelah itu, kita lihat ke arah mana. Tapi yang jelas, pasar ekspor ini masih terbuka lebar, " ujar Agus.
(*)