Nasihat Adem Syaikh Abdul Qadir al-Jilani untuk Orang yang Sering Berkeluh Kesah

Al-Qur’an Surah Al-Ma’arij ayat 19 menerangkan perihal manusia memang memiliki sifat dasar, salah satunya suka berkeluh kesah, seperti juga dinasihatkan Syaikh Abdul Qadir al-Jilani

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Jul 2024, 08:30 WIB
Umat Muslim membaca Alquran di dalam kuil Syekh Abdul Qadir Al-Jailani selama bulan suci Ramadhan di Srinagar (11/4/2022). Kuil bersejarah ini pernah dihadiri puluhan ribu umat Islam. (AFP/Tausef Mustafa)

Liputan6.com, Cilacap - Wali asal negeri Jilan atau Jailan yang memiliki julukan-julukan agung yakni Syaikh Abdul Qadir al-Jilani memberikan petuah atau nasihat bagi manusia yang suka berkeluh kesah.

Nasihat berharga inilah yang seharusnya menjadi pengingat akan pentingnya menghindari sifat negatif tersebut.

Al-Qur’an Surah Al-Ma’arij ayat 19 menerangkan perihal manusia memang memiliki sifat dasar, salah satunya suka berkeluh kesah.

اِنَّ الْاِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوْعًاۙ 

Artinya: “Sungguh, manusia diciptakan bersifat suka mengeluh.

Sifat berkeluh kesah ini sangat terlihat tatkala manusia mengalami kesusahan sebagaimana diterangkan dalam ayat selanjutnya yakni ayat 20.

اِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوْعًاۙ

Artinya: “Apabila dia ditimpa kesusahan dia berkeluh kesah”

Untuk menghindari ataupun meminimalisir sifat berkeluh kesah ini, berikut ini nasehat dari Syaikh Abdul Qadir al-Jilani.

Simak Video Pilihan Ini:


Nasihat Syaikh Abdul Qadir al-Jilani

Seorang umat Muslim berdoa di dalam kuil Syekh Abdul Qadir Al-Jailani selama bulan suci Ramadhan di Srinagar (11/4/2022). Kuil bersejarah ini pernah dihadiri puluhan ribu umat Islam. (AFP/Tausef Mustafa)

Menukil eramuslim.com, dalam kitabnya Futuh Al-Ghaib, Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani memberi nasihat kepada mereka yang miskin dan suka berkeluh kesah. Ia mengingatkan agar kita jangan menyalahkan Tuhan atas nasib seperti itu. “Jangan berkata, wahai orang yang malang!” tuturnya.

Selain miskin, Syaikh Abdul Qadir menyebut istilah-istilah yang puitis dan detail terhadap orang-orang yang kurang beruntung tersebut. Beliau misalnya menyebut, yang darinya dunia dan orang-orangnya telah memalingkan muka mereka.

Yang hina, yang lapar dan yang dahaga. Yang telanjang, yang hatinya terpanggang, yang merambah ke setiap sudut dunia. Di setiap masjid dan tempat-tempat sunyi. Yang terjauhkan dari setiap pintu. Yang terhancurkan, yang jemu dan yang kecewa dengan segala keinginan dan kerinduan hati.

“Jangan berkata bahwa Allah telah membuatmu miskin,” ujarnya dan melanjutnya dengan bertutur secara lentur: Menjauhkan dunia darimu. Telah menjatuhkanmu. Telah menjadi musuhmu. Telah membuatmu kacau. Tak mengukuhkan jiwamu. Telah menghinakanmu, dan tak mencukupimu di dunia ini. Telah mengelapimu. Tak memuliakan namamu di tengah-tengah manusia. Sedangkan kepada selainmu Ia anugerahkan banyak rahmat-Nya siang dan malam, memuliakan mereka atasmu dan keluargamu, padahal kamu sama-sama muslim dan mukmin dan nenek moyangmu sama-sama Hawa dan Adam, sang manusia terbaik.

 


Pentingnya Cahaya Iman

Seorang umat Muslim berdoa di dalam kuil Syekh Abdul Qadir Al-Jailani selama bulan suci Ramadhan di Srinagar (11/4/2022). Kuil bersejarah ini pernah dihadiri puluhan ribu umat Islam. (AFP/Tausef Mustafa)

“Ya, Allah telah mempelakukanmu begini, sebab fitrahmu suci dan kesejukan kasih-sayang Allah terus-menerus melimpahimu dalam bentuk kesabaran, kepasrah-ikhlasan dan pengetahuan. Dan cahaya iman serta tauhid menimpamu. Maka pohon imanmu, akarnya dan benihnya menjadi kuat, penuh dedaunan, buah, cabang dan rantingnya merambah ke mana-mana sehingga menimbulkan keteduhan,” jelasnya..

“Setiap hari kian besar sehingga tak perlu lagi pertumbuhannya dibantu. Allah tentukan bagimu akan kau peroleh tepat pada waktunya, entah kau suka atau tak suka. Maka dari itu, janganlah serakah terhadap yang menjadi milikmu dan jangan cemas akannya. Jangan merasa menyesal atas yang dimaksudkan bagi selainmu,” lanjutnya.

 Menurut Syaikh, yang bukan milikmu tentu: 1) Ia akan menjadi milikmu, atau 2) Ia akan menjadi milik orang lain. “Jika ia milikmu, ia akan datang kepadamu dan kau akan dibawa kepadanya sehingga pertemuan antara kau dan ia terjadi segera. Sedang yang bukan milikmu, maka kau akan dijauhkan darinya dan ia pun akan menjauh darimu, sehingga kau dan ia takkan bertemu,” katanya.

Allah berfirman: “Dan jangan kamu tujukan kedua matamu kepada yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka sebagai bunga kehidupan duniawi ini, agar Kami cobai mereka dengan-nya. Dan karunia Tuhanmu lebih baik dan lebih kekal.” (QS 20:131)

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya