Liputan6.com, Beijing - Seorang pria di China ditangkap usai ketahuan mencoba menyelundupkan lebih dari 100 ular hidup dengan memasukkannya ke dalam celananya. Demikian dilaporkan oleh otoritas bea cukai negara tersebut.
Bea Cukai China menyebut bahwa pelancong yang tidak disebutkan namanya itu dihentikan oleh petugas bea cukai saat ia berusaha menyelinap keluar dari Hong Kong dan masuk ke kota perbatasan Shenzhen.
Advertisement
"Setelah diperiksa, petugas bea cukai menemukan bahwa saku celana yang dikenakan penumpang dikemas dengan enam tas serut kanvas dan disegel dengan selotip," bunyi pernyataan itu, seperti dilansir CNA, Kamis (11/7/2024).
"Setelah dibuka, setiap kantong ditemukan berisi ular hidup dalam berbagai bentuk, ukuran dan warna," tambahnya.
Pernyataan itu mengatakan petugas menyita 104 reptil bersisik, termasuk ular susu dan ular jagung, banyak di antaranya merupakan spesies non-native.
Sebuah video juga menunjukkan dua petugas perbatasan mengintip ke dalam kantong plastik transparan berisi ular merah, merah muda dan putih yang menggeliat.
Aturan Perdagangan Gelap
China adalah salah satu pusat perdagangan hewan terbesar di dunia, namun pihak berwenang telah menindak perdagangan gelap tersebut dalam beberapa tahun terakhir.
Undang-undang biosekuriti dan pengendalian penyakit di negara ini melarang orang membawa spesies asing tanpa izin.
"Mereka yang melanggar peraturan akan ... dimintai pertanggungjawaban sesuai dengan hukum," kata otoritas bea cukai, tanpa merinci hukuman yang dijatuhkan kepada pria tersebut.
Advertisement
Terkenal dengan Perdagangan dan Konsumsi Hewan
Sementara itu, China dikenal sebagai negara yang memiliki tradisi untuk mengkonsumsi berbagai jenis hewan. Salah satunya adalah daging anjing, yang kerap dijadikan festival tahunan.
Bahkan di tahun pertama pandemi, Festival Daging Anjing tetap terselenggara di Yulin, terlepas dari imbauan pemerintah untuk membatalkan acara tersebut. Acara tahunan yang berlangsung selama 10 hari ini biasanya menarik ribuan pengunjung.