Liputan6.com, Jakarta - VinFast, produsen kendaraan asal listrik asal Vietnam telah resmi memasuki pasar Indonesia di awal 2024. Usai mendirikan dealer baru di Depok, VinFast pun mengumumkan akan segera menginvestasikan USD 1,2 miliar untuk membangun pabrik perakitan.
Berdasarkan informasi, pabrik perakitan lokal VinFast itu memiliki kapasitas mencapai 60 ribu mobil per tahun. Menyusul rencana tersebut, baru-baru ini, Otoklix pun menandatangani kesepakatan dengan VinFast.
Advertisement
Dalam keterangan resmi yang diterima, Jumat (12/7/2024), melalui kesepakatan tersebut, Otoklix akan menjadi penyedia layanan resmi bagi pelanggan VinFast di Indonesia. Namun, kemitraan ini terbatas pada outlet milik Otoklix.
Menurut Co-Founder dan CEO Otoklix Marti Reyhan Suryohusodo, adopsi kendaraan listrik akan membawa dampak panjang bagi pasar otomotif purna jual.
Ia menuturkan, seiring perkembangan teknologi kendaraan, layanan khusus seperti perawatan baterai dan manajemen software akan semakin diminati.
Merespons hal tersebut, Otoklix pun melakukan investasi proaktif dalam hal pelatihan dan infrastruktur.
Langkah ini bertujuan untuk memposisikan perusahaan di garis depan era baru ini. Salah satu hal yang sudah dilakukan adalah meluncurkan akademi khusus yang fokus pada pelatihan mekanik dalam semua aspek layanan kendaraan listrik.
Tujuan dari inisiatif Otoklix ini adalah mengatasi kebutuhan mendesak tenaga kerja yang terampil dalam persyaratan khusus kendaraan listrik, dengan fokus utama pada keamanan dan keahlian teknis.
"Di akademi ini, kami mengajarkan melayani kendaraan listrik bukan hanya tentang aspek mekanis—seperti rem atau ban, yang mirip dengan mobil berbahan bakar bensin—tetapi yang lebih penting adalah tentang software dan komponen listrik, terutama baterai," ujarnya menjelaskan.
Permintaan Suku Cadang Mobil Listrik di Masa Depan
Terlebih, Martin memperkirakan, dalam sepuluh tahun mendatang seiring pertumbuhan pasar kendaraan listrik, permintaan suku cadang mobil yang sebanding dengan kualitas suku cadang asli akan meningkat. Namun, dibanderol dengan harga lebih terjangkau.
"Ini termasuk bagian mekanis dan komponen baterai, tidak termasuk penggantian seluruh baterai. Rencana kami adalah untuk bermitra dengan perusahaan yang sudah memproduksi suku cadang ini, bukan membuatnya sendiri," tuturnya.
Dijelaskan lebih lanjut, langkah ini memungkinkan Otoklix menyediakan komponen-komponen tersebut pada bengkel independen.
Jadi, pemilih kendaraan listrik bisa mendapatkan pilihan yang lebih terjangkau dan kompetitif di luar suku cadang asli.
Untuk diketahui, Otoklix merupakan startup solusi online-to-offline yang membantu digitalisasi sektor purna jual otomotif di Indonesia. Berdiri sejak 2019, startup ini melayani kedua sisi pasar dengan menyederhanakan proses pemesanan.
Advertisement
VinFast Investasi US$ 1,2 Miliar untuk Bangun Pabrik Mobil Listrik di Indonesia
Sebelumnya, pemerintah melalui Kementerian Perindustrian telah menyatakan akan memfasilitasi rencana VinFast untuk berinvestasi di Indonesia. Pabrikan kendaraan asal Vietnam ini, akan menggelontorkan dana sebesar US$ 1,2 miliar untuk produksi kendaraan listrik di Indonesia.
"Kami sangat mengapresiasi rencana investasi VinFast, karena akan turut mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia, mengingat potensi yang besar di Indonesia," ujar Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan resmi, ditulis Senin (15/1/2024).
Dalam kunjungan kerjanya di Vietnam, selain mendampingi agenda Presiden RI Joko Widodo, Menperin Agus mengawali pertemuan dengan perwakilan dari VinFast, yang dihadiri oleh Manufacturing Division Deputy CEO of VinFast Phạm Nhật Quân Anh, CEO VinFast Indonesia & Malaysia Trần Quốc Huy, Director of GSM - Xanh SM Nguyễn Văn Thanh, serta Senior Assistant to the Chairman International Relations Director, Nguyễn Đức Thanh.
VinFast menyampaikan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki iklim usaha yang kondusif. Hal ini yang membuat VinFast berminat untuk menggelontorkan dananya pada tahap awal pembangunan pabrik sebesar US$ 200 juta, yang akan dimulai 2024.
"VinFast sedang mengidentifikasi lokasi yang cocok untuk mendirikan pabrik di Indonesia. Kebutuhan lahannya sekitar 240 hektar," ungkap Agus.
Adapun total kapasitas pabrik akan mencapai 50.000 unit per tahun, dengan target penyerapan tenaga kerja sebanyak 1.000-3.000 orang. Pabrik ini akan beroperasi pada tahun 2026.
Menurut Menperin, VinFast akan berkolaborasi dengan perusahaan dalam negeri untuk proses produksi. Selain itu bermitra dengan perusahaan transportasi dan penyedia jasa teknologi dalam rangka ekspansi untuk kendaraan taksi listrik.
"VinFast juga berminat untuk membuat bis listrik, bahkan mereka juga ingin berinvestasi di IKN," imbuhnya.
Insentif
Terkait rencana investasi VinFast ini, Pemerintah Indonesia akan memberikan sejumlah insentif yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan, termasuk untuk industri kendaraan listrik, antara lain fasilitas tax holiday, tax allowance, insentif bea masuk, serta insentif Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM).
Mobil listrik VinFast dengan setir kanan, di antaranya VF 5 dan VF 6, akan memasuki pasar di Indonesia pada tahun ini. Ini menjadi langkah perusahaan untuk uji pasar dengan CBU impor, melalui fasilitas pajak bea masuk 0% dan pajak barang mewah 0% sesuai yang diatur dalam Peraturan Menteri Investasi (BKPM) No. 6 Tahun 2023.
Selanjutnya, pada tahap produksi, perusahaan bisa memanfaatkan fasilitas tarif 0% untuk skema impor Completely Knock Down (CKD) atau Incompletely Knock Down (IKD) yang diatur dalam Peraturan Menteri Perindustrian No 29 Tahun 2023.
Selain itu, fasilitas Pajak Barang Mewah 0% juga dapat dimanfaatkan, jika mencapai persyaratan minimum kandungan lokal sebagaimana diamanatkan oleh Peraturan Presiden No 79 Tahun 2023.
Advertisement