Imigran Bangladesh dan Rohingya Mengaku Bayar Rp172 Juta ke Agen Indonesia untuk Masuk ke Australia

Imigran dari Bangladesh dan Rohingnya mengaku membayar Rp172 juta kepada agen asal Indonesia untuk bisa masuk ke Australia.

oleh Tim Regional diperbarui 11 Jul 2024, 18:26 WIB
Ilustrasi Perdagangan Orang. Ilustrasi: Dwiangga Perwira/Kriminologi.id

 

Liputan6.com, Kupang - Imigran dari Bangladesh dan Rohingnya (Myanmar) mengaku membayar Rp172 juta kepada agen asal Indonesia untuk bisa masuk ke Australia. Hal itu diungkapkan Kapolres Rote Ndao AKBP Mardiono dari hasil pemeriksaan terduga imigran.

"Menurut pengakuan mereka sudah bayar 50 ringgit kepada agen itu, kalau dirupiahkan sekitar Rp172 jutaan," katanya di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (11/7/2024).

Mardiono mengatakan hal itu saat kedatangan 44 WNA Bangladesh dan imigran Rohingya, yang pada Senin (8/7/2024) lalu terdampar di pesisir pantai Rote Ndao, NTT.

Dia menjelaskan setelah dilakukan pemeriksaan, jumlah WNA Rohingya yang terdampar bersama WNA Bangladesh itu hanya berjumlah lima orang.

"Setelah kami periksa lagi ternyata jumlah WNA Bangladesh yang terdampar itu mencapai 39 orang, sementara lima orang lagi adalah WNA Myanmar," ujarnya.

Mardiono juga mengatakan, menurut pengakuan dari para terduga imigran itu mereka berangkat ke Australia dari wilayah Jawa Barat bagian selatan.

Sebelum ke wilayah Jawa Barat, kata Mardiono, mereka sudah ditampung di salah satu hotel di Jakarta di lantai 19. Mereka mendapatkan informasi agen itu melalui aplikasi TikTok.

 


Terdampar di Rote Ndao NTT

Perjalanan ke wilayah perbatasan Australia melalui jalur laut ditempuh selama tiga hari dengan menggunakan sebuah kapal kayu yang sudah disiapkan oleh agen.

Saat tiba di wilayah perbatasan Indonesia Australia, menurut pengakuan para WNA, mereka ditangkap dan ditahan selama 18 hari di atas kapal milik Australian Border Force (ABF).

Mereka lalu dilatih cara mengemudikan kapal yang sudah disiapkan oleh ABF. Dua unit kapal disiapkan agar para WNA itu bisa berlayar kembali ke Indonesia. Masing-masing kapal berisi 22 orang.

Mereka pun berlayar dan akhirnya terdampar di Rote Ndao, NTT, sehingga akhirnya diselamatkan oleh warga dan ditampung di Mapolres Rote Ndao.

Aparat kepolisian setempat juga sempat membelikan makanan dan juga minum serta mengumpulkan pakaian bekas untuk diberikan kepada para WNA tersebut.

Saat ini, ujar Mardiono, para WNA dari Bangladesh dan Myanmar itu sudah diserahkan kepada pihak Imigrasi untuk proses keimigrasian para WNA itu.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya