Fenomena Konjungsi, Bulan dan Saturnus Akan Tampak Berdekatan pada 24 Juli 2024

Fenomena ini dikenal sebagai konjungsi dan terjadi ketika bulan, planet, atau bintang tampak berdekatan di langit malam Bumi, menurut NASA.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 13 Jul 2024, 13:10 WIB
Ilustrasi gerhana bulan (NASA)

Liputan6.com, Singapura - Para penggemar astronomi di Singapura akan dimanjakan dengan suguhan Bulan dan Saturnus yang akan bergerak lebih dekat dan tampak "saling bersentuhan" mulai akhir 24 Juli 2024 hingga dini hari keesokan harinya.

Fenomena ini dikenal sebagai konjungsi dan terjadi ketika bulan, planet, atau bintang tampak berdekatan di langit malam Bumi, menurut NASA.

Dalam kasus ini, Saturnus dan Bulan akan tampak berdekatan, dikutip dari laman Channel News Asia, Sabtu (13/7/2024).

"Hal ini terjadi karena posisi Saturnus dan Bulan dalam orbitnya masing-masing mengelilingi Bumi dan Matahari," kata Science Centre Observatory (SCOB) pada hari Kamis (11/7)

Konjungsi ini dapat diamati mulai pukul 23.30 pada tanggal 24 Juli 2024.

Bulan dan Saturnus akan berada pada posisi terdekatnya pada pukul 04.31 pada tanggal 25 Juli, kata SCOB.

"Bulan dan Saturnus akan terbit larut malam di langit timur, sangat dekat satu sama lain."

"Seiring berjalannya malam, keduanya akan bergerak lebih dekat dan tampak 'bersentuhan' dan hampir tak terpisahkan dengan mata telanjang," imbuh observatorium tersebut.

Konjungsi serupa juga terjadi tahun lalu, tetapi antara Bulan dan Venus.

Selama konjungsi tersebut, objek-objek di langit tersebut mungkin tampak dekat satu sama lain dari sudut pandang pengamat, namun, "keduanya tidak selalu dekat secara fisik", kata SCOB.

Konjungsi Bulan dan planet sering terjadi dan menurut SCOB, terjadi sekitar sekali setiap 27 hari.

"Hal ini disebabkan bulan menyelesaikan orbitnya mengelilingi Bumi sebulan sekali dan melewati masing-masing planet di langit selama siklus ini."

 


Kondisi Langit Pengaruhi Pandangan Fenomena Konjungsi

Bulan sabit. (NASA)

Konjungsi dapat disaksikan dengan mata telanjang jika langit cerah dan pengamat berada di lokasi dengan pandangan yang tidak terhalang seperti East Coast Park, imbuh observatorium tersebut.

"Meskipun tidak wajib, teleskop akan menawarkan pengalaman menonton yang lebih baik dan "Lihat lebih dekat konjungsi bulan dan Saturnus," katanya.

Pengamat langit di wilayah barat laut Singapura juga berpotensi mengamati okultasi bulan yang menyerempet cincin Saturnus.

Dalam kejadian ini, cincin Saturnus sebagian akan tertutup oleh permukaan bulan, kata SCOB.

Infografis Apollo dan Jejak Manusia di Bulan. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya