Liputan6.com, Jakarta PT Mekar Investama Teknologi, platform pinjaman peer to peer berlisensi dengan fokus pendanaan pada UMKM yang tidak memiliki akses perbankan atau unbankable di Indonesia, menggandeng PT Ciptadana Multifinance untuk kerja sama pendanaan modal kerja kepada pelaku usaha kecil melalui skema Pendanaan Anjak Piutang.
Direktur Utama PT Mekar Investama Teknologi Pandu Aditya K. mengatakan Mekar 2.0 hadir dengan memperluas segmen pendanaan kepada pelaku UMKM. Setelah banyak dikenal melalui pendanaan kepada pelaku usaha mikro dan ultra mikro lewat skema kerja sama dengan koperasi, Mekar kini memperluas segmen pendanaan UMKM kepada pelaku usaha kecil, melalui Pendanaan Modal Kerja dengan skema Anjak Piutang.
Advertisement
Secara singkat, Pendanaan Modal Kerja adalah jenis Pendanaan bagi pelaku bisnis baik itu supplier maupun produsen untuk menjalankan usahanya. Dana yang diterima ini nantinya digunakan untuk membayar biaya produksi maupun transaksi perdagangan.
Pandu menyebut Mekar sebelumnya banyak didukung oleh Sampoerna Group dan beberapa lembaga jasa keuangan untuk pendanaan terhadap pelaku usaha mikro dan ultra mikro. Kerja sama eksisting ini terus berjalan baik dan akan terus ditingkatkan.
“Kemudian untuk memperluas segmen pendanaan UMKM kepada pelaku usaha kecil, Mekar kini menambah partnership dengan lender konglomerasi maupun lembaga jasa keuangan untuk peningkatan likuiditas pendanaan. Oleh karenanya, kami bersama Ciptadana Multifinance telah memulai kerja sama pendanaan modal kerja kepada pelaku usaha kecil melalui skema Anjak Piutang,” katanya usai penandatangan kerjasama dengan PT Ciptadana Multifinance di Jakarta, Kamis (11/7/2024).
Menurut Pandu, perluasan segmen pendanaan UMKM serta penambahan partnership dengan lender konglomerasi maupun lembaga jasa keuangan merupakan bagian dari misi Mekar untuk menghubungkan sumber likuiditas terpercaya dengan pelaku UMKM.
Sektor Riil
Hal tersebut sangat diperlukan agar likuiditas benar-benar turun ke sektor riil untuk mendorong perekonomian, khususnya di tengah kondisi yang menantang saat ini dan sulitnya akses likuiditas bagi pelaku UMKM.
Adapun dalam skema kerjasama ini Mekar akan berperan sebagai fintech P2P Lending yang menghubungkan antara pemberi pinjaman dan penerima pinjaman, sedangkan Ciptadana akan berperan sebagai pemberi pinjaman institusi
Manajemen PT Ciptadana Multifinance mengatakan bahwa kerja sama yang dilakukan dengan Mekar ini merupakan langkah yang tepat karena mempunyai kesamaan visi dan misi dalam mendukung program pemerintah untuk meningkatkan perekonomian dengan memberikan alternatif Pendanaan selain dari perbankan kepada UMKM.
Advertisement
84% UMKM Indonesia Dapat Utang dari IMF, Tapi Bukan International Monetary Fund
Sebelumnya, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif terus berupaya agar Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) mampu bertahan, tumbuh dan berkembang. Salah satunya membantu memfasilitasi dengan memanfaatkan akses pembiayaan alternatif melalui platform teknologi finansial.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menjelaskan, sektor pariwisata dan ekonomi kreatif memiliki kaitan yang sangat erat dengan UMKM. Sebab, 70% pelaku wisata dan ekonomi kreatif di Indonesia berasal dari UMKM. Namun permodalan masih menjadi salah satu kendala besar bagi para UMKM.
"Selama ini hanya 16% yang terlayani dengan perbankan, sementara 84% masih menggunakan pendanaan atau pembiayaan dari IMF singkatan dari Istri, Mertua, dan Family," ucap Sandiaga usai membuka Kick Off Fintech Financing for Tourism and Creative Economy (FIFTY) 2024 di Bogor, Selasa (7/5/2024).
Dengan melihat tingkat penetrasi internet Indonesia yang menyentuh angka 79,5%, kata dia, hal ini bisa dioptimalkan sebagai momentum percepatan transformasi digital bagi para pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan akses pembiayaan alternatif melalui platform teknologi finansial.
Tak cuma pembiayaan, pelaku UMKM juga nantinya bakal mendapat pelatihan dan pendampingan agar usaha mereka berkembang.
"Para pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif yang ingin mengakses pembiayaan alternatif melalui teknologi finansial dapat mendaftar melalui website FIFTY untuk mendapatkan pendampingan dan pelatihan dalam meningkatkan kapasitas usaha agar usahanya dapat terus tumbuh danberkembang," kata dia.
FIFTY
Fintech Financing for Tourism and Creative Economy (FIFTY) adalah sebuah platform untuk mengakses pembiayaan teknologi finansial baik dari P2P Lending maupun securities atau equity crowdfunding yang telah berizin dari OJK.
Ini bertujuan untuk membantu para pelaku usaha sektor pariwisata dan ekonomikreatif agar lebih mudah mendapatkan pembiayaan sekaligus pelatihan dan pendampingan secara terstruktur serta masif agar usahanya bisa scale up dengan lebih pesat.
Acara ini bertujuan untuk memperkenalkan program FIFTY bagi pelaku usaha parekraf agar dapat mengembangkan usaha dengan cara mengakses pembiayaan alternatif melalui teknologi finansial baik dari P2P Lending maupun Securities/ Equity Crowdfunding yang telah berizin OJK.
Direktur Akses Pembiayaan Kemenparekraf, Anggara Hayun Anujuprana mengatakan bahwa masih sulitnya pelaku usaha parekraf untuk mengakses pembiayaan menjadi alasan utama diselenggarakannya program ini.
"Melalui kegiatan ini diharapkan pelaku usaha parekraf lebih mudah mendapatkan pembiayaan teknologi finansial baik P2P lending maupun securities/equity crowdfunding yang telah berizin OJK, melalui Pelatihan dan pendampingan Business matching," kata Hayun.
Advertisement