Liputan6.com, Jakarta - Google dan Apple berkolaborasi meluncurkan alat baru untuk mentransfer foto dari Google Photos ke iCloud.
Sebagai bagian dari Inisiatif Transfer Data (Data Transfer Initiative/DTI), tool ini akan menambahkan transfer iCloud ke opsi ekspor Google Takeout.
Advertisement
Alat yang akan diluncurkan minggu depan ini mengotomatiskan proses transfer dari Google Photos ke iCloud, sehingga kamu tidak perlu mengunduh, mengunggah, atau melakukan apa pun selain memulai proses di web.
Halaman dukungan Apple menyebut penyelesaian transfer foto mungkin memakan waktu beberapa jam hingga beberapa hari, tergantung pada ukuran file yang ditransfer.
Mentransfer gambar dari Google ke iCloud tidak akan menghapusnya dari Google Photos, jadi kamu harus melakukannya secara manual jika mau.
Selain itu, layanan ini tidak akan berfungsi untuk akun anak, akun Managed Apple ID (yang diatur melalui admin TI), atau akun iCloud dengan Perlindungan Data Lanjutan yang diaktifkan.
Sebelumnya, tool transfer foto dari iCloud ke Google Photos diluncurkan pada 2021. Sementara gerakan DTI diluncurkan pada tahun 2023 sebagai kolaborasi antara Apple, Google, dan Meta.
Secara resmi, organisasi ini dibentuk untuk mencapai tujuan Data Transfer Project (DTP) berbasis oper source yang dimulai lima tahun sebelumnya.
Google Photos Gratiskan Fitur Editing Berbasis AI untuk Pengguna Android dan iOS
Google belum lama ini mengumumkan kalau pengguna tablet atau HP Android kini bisa pakai fitur edit foto di Photos secara gratis.
Sebelumnya, pengguna tablet dan HP Android harus membayar Rp 26,900 per bulan untuk memakai fitur editing berbasis AI milik Google, seperti Magic eraser hingga Color Pop.
Mengutip Engadget, Jumat (12/4/2024), fitur baru Google Photos ini akan bisa dipakai oleh pengguna non-berlangganan Google One secara bertahap mulai dari 15 Mei mendatang.
Di desktop, fitur Google Photos ini hanya tersedia untuk pengguna Chromebook Plus dengan ChromeOS versi 118+.
Sementara bagi pengguna tablet dan HP Android, Anda setidaknya harus menggunakan perangkat dengan OS Android 8.0 dan RAM 3GB. Menariknya, pengguna iPhone dengan iOS 15 pun juga bisa memakai fitur ini lewat pembaruan aplikasi Google Photos di App Store.
Sesuai dengan namanya, Magic eraser memungkinkan Anda menghapus atau menyamarkan orang atau benda dari gambar, seperti tempat sampah nakal atau orang tidak diinginkan yang muncul di latar belakang.
Magic Editor menggunakan AI generatif untuk memindahkan, meregangkan, dan mengubah ukuran objek, atau mengubah langit dari abu-abu menjadi biru.
Informasi, Google meluncurkan Magic Editor di Pixel 8 dan Pixel 8 Pro. Kini, fitur ini diperluas ke semua perangkat Pixel dengan penggunaan tak terbatas.
Selain itu, semua pengguna Google Photos di Android dan iOS akan mendapatkan 10 penyimpanan Magic Editor per bulan.
Jika ingin lebih, diperlukan perangkat Pixel atau paket Google One Premium mencakup penyimpanan sebesar 2 TB atau lebih.
Advertisement
Bos Google Ungkap AI Jadi Kunci Perkembangan Layanan Google Cloud
Lebih lanjut, Google Cloud Next 2024 yang belu lama ini digelar di Las Vegas, Amerika Serikat, menjadi ajang perkenalan produk dan inovasi terbaru dari Google Cloud.
Hadir melalui pesan video di event tersebut, CEO Google Sundar Pichai mengungkapkan kalau Google memang fokus pada pengembangan bisnis cloud mereka sejak beberapa tahun terakhir. Hal itu dibuktikan dengan deretan tool, infrastruktur, termasuk sejumlah terobosan yang dihadirkan perusahaan.
Hasilnya, sejak beberapa dalam tahun terakhir, Google Cloud memang mencatat sejumlah capaian luar biasa. Menurutnya, di kuartal keempat, layanan Cloud perusahaan berhasil meraih pendapatan tahunan sebesar USD 36 miliar, lima kali lipat dari pendapatan lima tahun lalu.
"Ada beberapa alasan Google Cloud berhasil menunjukkan perkembangan tersebut. Salah satunya adalah investasi besar kami pada AI," tuturnya dalam event Google Cloud Next 2024 di Las Vegas, Amerika Serikat.
Sundar menuturkan, Google telah mengatahui sejak beberapa tahun lalu kalau AI akan mentransformasi setiap industri dan perusahaan, termasuk diri mereka sendiri.
"Itu alasannya, kami telah membangun infrastruktur AI selama lebih dari 10 tahun, termasuk TPU (Tensor Processing Unit), yang saat ini memasuki generasi kelima," ujarnya menjelaskan.
Dengan berbagai kemajuan yang ditawarkan Google, perusahaan kini telah membantu lebih banyak pelanggan untuk melatih dan menghadirkan language models yang mutakhir.
AI Gemini Akan Semakin Ditingkatkan dengan Versi Baru
Sundar mengklaim, lebih dari 60 persen startup AI generatif yang didanai serta 90 persen unicorn AI generatif merupakan pelanggan Google Cloud.
"Kami juga melanjutkan pembangunan model AI yang mumpuni untuk sejumlah produk, seperti Search, Maps, dan Android jadi lebih bermanfaat. Pada Desember, kami juga mengambil langkah besar dengan Gemini, model kami yang terbesar dan paling mumpuni," tuturnya.
Di tahun ini, kemampuan dan pemanfaatan Gemini pun makin ditingkatkan kehadirannya di Google Cloud. Sundar menuturkan, Google Cloud kini hadir dengan Gemini 1.5 Pro yang akan tersedia dalam public preview.
Menurut Sundar, Gemini 1.5 Pro menunjukkan peningkatkan kerja yang signifikan. Sebab, versi terbaru ini mampu menjalankan 1 juta token informasi secara konsisten, sekaligus membuka kemungkinan baru bagi perusahaan berkreasi memakai dan membangun memakai AI.
"Ketika dikombinasikan dengan kemampuan multimodal Gemini (untuk memproses audio, video, teks, kode, dan lainnya), long context memungkinkan perusahaan melakukan hal-hal yang sebelumnya tidak mungkin dilakukan dengan AI," tutur Sundar.
Advertisement