Liputan6.com, Jakarta Setiap orangtua memiliki gaya pengasuhan yang unik, masing-masing dengan kelebihan dan kekurangannya. Umumnya, pola asuh membedakan perlakuan antara anak perempuan dan laki-laki. Namun, belakangan ini, beberapa orangtua mulai menerapkan pendekatan pengasuhan netral gender.
Tujuan dari pendekatan ini adalah untuk memberikan kesempatan yang sama kepada anak-anak dalam mengeksplorasi minat, bakat, dan kepribadian mereka tanpa terikat oleh peran gender yang telah ditetapkan. Jadi, apa saja dampak dari penerapan pola asuh ini?
Advertisement
Untuk informasi lebih lengkap tentang pengasuhan netral gender, Anda dapat membaca artikel ini yang dilansir Liputan6.com dari berbagai sumber pada Rabu (7/8/2024).
1. Konsep Gender Neutral Parenting
Pendekatan dalam pengasuhan netral gender memberikan kebebasan kepada anak untuk menjelajahi identitas mereka tanpa tekanan dari stereotipe gender yang sudah ada. Orang tua yang menerapkan gaya asuh ini membiarkan anak menentukan jati diri mereka sendiri, tanpa terikat pada norma-norma gender tradisional.
Anak-anak diperbolehkan untuk mengenakan pakaian sesuai keinginan mereka, memilih dekorasi ruangan, serta bermain dengan mainan yang tidak dibatasi oleh label gender. Hal ini ditujukan agar anak merasa lebih nyaman.
Advertisement
2. Dampak Gender Neutral Parenting
1. Pengaruh terhadap Kehidupan Sosial
Menerapkan pola asuh yang tegas dan netral gender bisa jadi sulit ketika anak berada di lingkungan sekolah atau tempat penitipan anak. Anak mungkin akan menghadapi pertanyaan aneh dari teman sekelas atau gurunya mengenai pilihan pakaian atau cara bermain mereka, yang bisa menimbulkan masalah bagi si kecil. Bahkan, ada kemungkinan anak tersebut menjadi sasaran perundungan atau ejekan dari teman-temannya.
2. Pengaruh pada Waktu Bermain
Pola asuh netral gender tidak akan membatasi waktu bermain anak. Orang tua biasanya akan mendorong anak-anak mereka untuk bermain dengan berbagai jenis mainan, atau membiarkan mereka memilih apa pun yang mereka inginkan. Dengan demikian, anak-anak dapat menikmati waktu bermain mereka tanpa batasan.
3. Pengaruh terhadap Seksualitas
Penelitian menunjukkan bahwa orientasi seksual lebih dipengaruhi oleh faktor biologis dan genetik daripada lingkungan. Faktanya, 85% anak-anak yang tidak menyesuaikan diri secara gender saat kecil kemudian tumbuh menjadi orang dewasa yang heteroseksual. Oleh karena itu, pola asuh netral gender memiliki dampak yang lebih kecil terhadap seksualitas dibandingkan dengan yang dibayangkan oleh banyak orang tua.
3. Kelebihan Gender Neutral Parenting
- Kebebasan berekspresi dan kemampuan untuk memilih membuat anak-anak dengan pendekatan netral gender menjadi lebih kreatif.
- Anak-anak dapat memperluas wawasan dan minat mereka dengan memilih mainan tanpa memandang jenis kelamin.
- Anak-anak netral gender cenderung memiliki beragam minat dan hobi.
- Mereka dapat menjadi diri mereka yang sejati tanpa batasan apa pun.
- Anak Anda akan terbiasa dengan minat dari lawan jenis.
- Kesadaran akan identitas diri dan harga diri dapat meningkat dengan pendekatan netral gender.
- Kebebasan memilih sejak dini dapat meningkatkan rasa percaya diri anak-anak dan mempersiapkan mereka menjadi pemimpin di masa depan.
- Anak-anak netral gender sering menjadi agen kesetaraan gender di sekolah dan dalam budaya mereka.
- Mereka tumbuh tanpa membawa bias atau stereotip dalam situasi apa pun.
- Anak-anak netral gender tidak merasa tertekan untuk membuat pilihan yang mereka ragukan.
Advertisement
4. Kekurangan Gender Neutral Parenting
- Tanpa pemahaman tentang gender sejak dini, anak mungkin akan mengalami kebingungan dalam menentukan identitasnya saat bersekolah dan berinteraksi dengan teman-temannya.
- Orang tua akan menemui tantangan besar dalam menghindari penggunaan kata ganti yang spesifik seperti dia, dia, dia, atau dia di lingkungan rumah.
- Meskipun pengaruh gender dari lingkungan sekitar tidak bisa dihindari, memberikan pemahaman sejak dini akan membantu anak-anak dalam mengenal diri mereka dan menentukan apa yang mereka inginkan.
- Penting untuk berhati-hati agar tidak mengkotak-kotakkan anak Anda ke dalam 'tipe' tertentu. Mereka adalah individu, bukan 'anak-anak netral gender'.
- Orang tua harus berhati-hati agar tidak memaksakan pola asuh netral gender kepada anak-anak mereka. Jika seorang anak laki-laki menyukai warna biru dan olahraga, itu sah-sah saja. Begitu pula jika seorang gadis menyukai warna pink dan putri, itu juga tidak masalah.