Liputan6.com, Jakarta Menurut CustodyXChange, pola pengasuhan jarak jauh adalah metode membesarkan anak-anak di mana mereka tinggal terpisah dari salah satu orangtua mereka. Situasi ini umumnya terjadi setelah perceraian, ketika anak-anak dan orangtua tidak tinggal di tempat yang sama.
Setelah perceraian, tinggal berjauhan dengan anak-anak menjadi tantangan tersendiri bagi orangtua karena kesempatan untuk bertemu anak-anak menjadi terbatas. Selain perceraian, ada berbagai alasan lain yang dapat menyebabkan pola pengasuhan jarak jauh. Misalnya, orangtua mendapatkan pekerjaan baru, promosi jabatan, penugasan ke lokasi lain, melanjutkan pendidikan, atau memiliki tanggung jawab untuk merawat orangtua di tempat yang jauh dari tempat tinggal mereka sendiri.
Advertisement
Dilansir Liputan6.com dari DistanceParent, Kamis (8/8/2024) sebuah penelitian menunjukkan bahwa tinggal jauh dari anak tidak selalu berdampak negatif pada perkembangan anak. Banyak faktor lain yang turut memengaruhi keberhasilan anak, sehingga pola pengasuhan jarak jauh bukanlah hal yang buruk.
Meskipun demikian, jarak antara orangtua dan anak bisa menjadi tantangan bagi anak-anak yang masih kecil. Oleh karena itu, orangtua harus berupaya untuk membuat anak-anak merasa nyaman dan aman meskipun mereka berada dalam pola asuh jarak jauh.
1. Menyesuaikan Rencana Pengasuhan Jarak Jauh Seiring Pertumbuhan Anak
Menurut CustodyXChange, para ahli sepakat bahwa kunjungan orangtua yang tinggal jauh dari rumah harus diatur dengan cermat sesuai dengan usia anak. Dalam pola pengasuhan jarak jauh, penting bagi orangtua yang tinggal jauh untuk tetap memenuhi kebutuhan anak-anak mereka. Namun, pendekatan ini mungkin sulit diterima oleh anak-anak usia dini. Berikut adalah panduan kunjungan orangtua yang tinggal jauh dari rumah berdasarkan usia anak:
1. Batita (3-4 tahun): Anak-anak pada usia ini sebaiknya tidak berpisah lama dari orangtua. Orangtua yang tinggal jauh sebaiknya mengalokasikan waktu untuk bertemu dengan anak-anak mereka di rumah atau di tempat-tempat yang sudah dikenal oleh anak.
2. Anak usia 5-10 tahun: Anak-anak pada usia ini sudah lebih memahami konsep pengasuhan jarak jauh. Mereka biasanya berharap untuk menginap bersama orangtua yang tinggal jauh selama satu malam atau beberapa hari. Anak-anak pada usia ini juga sudah lebih terbiasa dengan perpindahan tempat tinggal, sehingga tingkat stres mereka tidak akan meningkat secara signifikan.
3. Anak usia 11-17 tahun: Anak-anak pada usia ini memiliki pemahaman yang lebih baik tentang konsep jarak dan waktu. Mereka akan lebih fleksibel dalam mengatur jadwal kunjungan dengan orangtua yang tinggal jauh. Namun, anak-anak pada usia ini biasanya sudah sibuk dengan kegiatan mereka sendiri, sehingga orangtua mungkin akan menghadapi tantangan dalam mengatur waktu untuk bertemu.
Advertisement
2. Bagaimana Cara Tetap Terlibat dalam Pola Asuh dari Jarak Jauh?
Menurut informasi yang diperoleh dari allfamilylaw.com, ada beberapa cara efektif untuk tetap terlibat dalam kehidupan anak meskipun berada di tempat yang jauh.
1. Ciptakan rutinitas untuk berkomunikasi dengan anak secara teratur.
2. Selalu berikan kejujuran dan transparansi dalam setiap percakapan dengan anak.
3. Jangan jadikan jarak sebagai alasan untuk mengabaikan tanggung jawab sebagai orangtua.
4. Selalu pantau kondisi anak dan pastikan mereka merasa aman serta nyaman di lingkungan tempat tinggal mereka yang baru.