Geliat Industri Gim Berpotensi Tingkatkan Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Dinamika sektor gim Indonesia telah memikat pengembang dan penerbit gim Internasional untuk memperluas bisnis mereka di Indonesia.

oleh Tim Regional diperbarui 12 Jul 2024, 10:09 WIB
Game Honor of Kings dijadwalkan rilis secara global pada 20 Juni 2024. (Dok: Honor of Kings)

Liputan6.com, Jakarta - Selama tiga dekade lalu, gim hanya dinikmati oleh anak-anak yang memiliki privilege untuk membeli konsol yang cukup mahal di masanya. Pada masa itu, Nintendo, Sega dan berbagai konsol lainnya berebutan menjadi alat permainan yang hanya bisa dijangkau kalangan tertentu.

Siapa sangka sekarang industri permainan menjadi industri konten nomor satu di dunia, yang besarnya hampir empat kali lipat industri film. Korea Selatan dan Cina contohnya, ekspor budaya terbesarnya adalah industri gim.

Irwan Ariefyanto dari Forum Gen Z menyebut di Korea Selatan, nilai ekspor industri gimnya setara 12 kali lipat Kpop dan setara dengan 200 kali lipat industri film korea. 

Menurutnya, pertumbuhan industri gim dunia yang mencapai dua digit tiap tahun, bahkan selama pandemi membuat berbagai negara di dunia berlomba-lomba untuk memperoleh market share dari industri konten ini. ‘’Dari laporan riset PWC, pada 2026 industri gim dunia akan mencapai 320 miliar dollar, melesat hampir dua kali lipat dari 2019,’’ katanya.

Di kawasan Asia Tenggara, Malaysia dan Vietnam adalah dua negara yang gencar membangun industri gim dalam negerinya. Selain itu, Thailand baru saja mengumumkan industri gim menjadi industri strategis untuk peningkatan ekspor, dan sebagai alat diplomasi budaya. Singapura menurut Irwan, bahkan mempunyai Singapore Esports Tourism board yang visinya menjadikan Singapura pusat gim dan esports hub di Asia Tenggara.

Sementara di kawasan Timur Tengah, Saudi Arabia sedang berinvestasi 600 triliun untuk membangun industri gimnya dari nol. Salah satu visi Saudi Arabia adalah menjadi pusat esports dunia, oleh karena itu tahun ini mereka menyelenggarakan Esports World Cup dengan hadiah mencapai Rp150 miliar.

 


Honor of Kings

Ilustrasi pendapatan gim mobile Honor of Kings. (Foto: Timi Studio)

Dinamika sektor gim Indonesia telah memikat pengembang dan penerbit gim Internasional untuk memperluas bisnis mereka di Indonesia.

Salah satunya adalah Honor of Kings (HoK). Permainan bergenre multiplayer online battle arena (MOBA) dari Cina ini adalah pelopor gim MOBA di mobile phone yang kemudian diikuti Mobile Legends. Bahkan yang menarik, Tencent beberapa kali menuntut Mobile Legends karena melakukan plagiarism.

Honor of Kings dikembangkan oleh Timi Studio, developer internal Tencent. Baru-baru ini permainan ini secara resmi dirilis di Indonesia, oleh Level Infinite, menandai tonggak penting dalam ekspansi global gim ini. Honor of Kings (HOK) memperkenalkan berbagai heroes yang berasal dari tokoh sejarah dan legenda Cina.


Meluncur di Indonesia

(Foto: Instagram Honor of Kings Indonesia & Nuon Digital Indonesia)

Sejak meluncur 2016 lalu, Honor of Kings menjadi top MOBA selama 8 tahun dan meraup keuntungan sebesar Rp150 triliun. Perusahaan menyumbang devisa bagi negeri Cina cukup besar.

Honor of Kings juga baru saja rilis di Indonesia, karena Indonesia adalah pasar terbesar di Asia Tenggara. Dalam konferensi pers peluncuran Honor of Kings, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menyebutkan bahwa Indonesia sudah menjadi pasar gim nomor 12 di dunia.

Berdasarkan data "Outlook Pariwisata & Ekonomi Kreatif 2021/2022" terbitan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), subsektor gim berhasil menyumbang Rp31,25 triliun pada 2021, hamper 6 kali lipat sektor film di tahun yang sama.


Tantangan Bagi Developer Lokal

Dalam ekspansi Honor of Kings ke Indonesia, Nuon Digital Indonesia menjadi partner utama dan Dunia Games juga menjadi partner strategis untuk menguasai pasar lokal.

“Nuon berkomitmen untuk membawa hiburan berkualitas tinggi, dengan berkolaborasi bersama Level Infinite untuk meluncurkan Honor of Kings. Kami yakin Honor of Kings akan memicu minat gamer lokal dan mendorong kemajuan industri gim Tanah Air,” kata Vice President Digital Games Nuon, Dradjat Kaesan dalam keterangan persnya.

Agung Chaniago selaku Country Head Level Infinite Indonesia, mengatakan bahwa Honor of Kings hadir di Indonesia untuk mengembangkan ekosistem gaming mobile. Selain mencari player terbaik, Agung Chaniago juga menargetkan esports sebagai tujuan utama Honor of Kings di Tanah Air.

Jika Honor of Kings sanggup meraup Rp150 triliun di dunia, apakah kita bisa menebak berapa triliun yang dapat diraup oleh Honor of Kings di Indonesia?

Menurut Irwan, hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah untuk dapat menciptakan levelling the playing field developer game lokal agar dapat menunjukkan taringnya di negeri sendiri. ‘’Para developer gim lokal harus siap menghadapi tantangan tersebut dengan bantuan investasi dan kolaborasi,’’ ujarnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya