Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep memiliki peluang untuk maju di Pilkada Jawa Tengah. Namun, dia harus mendapatkan dukungan partai politik lain karena hanya mengantongi dua kursi di DPRD Jawa Tengah.
Akademisi Universitas 17 Agustus, Fernando Emas mengatakan, untuk mengusung calon Gubernur Jawa Tengah setidaknya harus menghimpun dukungan sebanyak 22 kursi. Namun dukungan tersebut kemungkinan besar akan diperoleh Kaesang dari partai anggota Koalisi Indonesia Maju (KIM).
Advertisement
"Partai Gerindra, Partai Golkar, PAN dan Partai Demokrat akan membuka peluang untuk mendukung Kaesang mengikuti kontestasi pilkada Jawa Tengah," katanya dikutip Jumat (12/7/2024).
Mengenai peluang, dia menilai, Kaesang memiliki kans di Pilkada Jawa Tengah. Ini melihat hasil survei yang menunjukkan Kaesang memiliki elektabilitas tinggi.
Berdasarkan hasil survei LSI, elektabilitas Kaesang mengungguli Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi. Di mana Kaesang memperoleh 15,9 persen, sementara Ahmad mengantongi 12,9 persen.
"Kaesang yang berdasarkan beberapa hasil lembaga survei hasilnya cukup memuaskan," ujar Fernando.
Mengenai pasangan Kaesang di Pilkada Jawa Tengah, dia mengungkapkan, Ahmad menjadi salah satu kandidatnya. Walaupun saat ini keduanya tengah bersaing ketat dalam pencalonan.
"Kalau melihat beberapa nama yang muncul, Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi bersaing dengan Kaesang. Sehingga ada upaya coba menduetkan keduanya," tutupnya.
Punya Popularitas
Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago bicara peluang Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep pada Pilkada Jawa Tengah 2024. Menurutnya, Kaesang berpeluang positif karena memiliki popularitas.
Pangi menjelaskan, dalam pilkada selalu bicara tentang sosok atau ketenaran figur. Sehingga, elektabilitas terkadang tidak berbanding lurus dengan kemampuan mengatasi masalah.
"Ada juga sosok figur bagus tokoh tapi mereka belum punya kemampuan di dalam konteks mengatasi masalah kompetensi dan kapasitas, tapi soal karena dia sosok publik figur yang dikenal," kata Pangi kepada wartawan, Kamis (11/7/2024).
Oleh karena itu, Pangi menerangkan, biasanya di dalam pemilihan bupati, wali kota, gubernur, DNA-nya lebih cenderung terhadap ketenaran figur ketimbang soal-soal lain.
"Itulah mengapa partai masih butuh publik figur tokoh tokoh terkenal, tokoh tokoh yang menonjol seperti Kaesang dibutuhkan dalam konteks ini," ucapnya.
"Karena ini buka soal kemampuan strong leadership dalam memitigisi masalah atau kemampuan mengatasi masalah tapi ini lebih condong kepada sosok publik figur," sambungnya.
Advertisement
Tidak Ada Petahana
Menurutnya, dalam kompetisi Pilkada Jawa Tengah peluang semua calon masih sama lantaran tidak ada lawan petahana atau incumbent.
"Kalau soal Kaesang tentu saja semua teberuka bagai siapapun, karena di Jawa Tengah kan gak ada incumbent, dalam arti kaya lapangannya datar," kayanya
Pangi mengungkapkan, untuk di Jateng masih sangat dinamis karena belum ada calon yang melewati angka 50 persen secara elektoral.
"Atinya Jateng masih cukup kompetitif, masih sangat dinamis, semua peluang masih bisa terjadi apalagi belum ada pasangan yang real, konkret untuk partai pengusun, jadi masih utak atik koalisi, cari pasangan," kata Pangi.
Terlebih, Pilkada Jateng termasuk menjadi peta politik nasional yang bakal menyita perhatian publik.
"Semua mata akan tertuju kesana semua mata akan tertuju ke sana akan jadi perbincangan nasional, karena Jateng provinsi yang sebenarnya kandang PDIP," pungkasnya.