Liputan6.com, Jakarta - Emiten terafiliasi Prajogo Pangestu, PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) memutuskan untuk menghentikan penerbitan penawaran umum obligasi berkelanjutan (PUB) IV.
Direktur Chandra Asri Pacific Andre Khor Kah Hin menjelaskan, alasan diberhentikannya penawaran obligasi tersebut lantaran Chandra Asri Pacifictelah mengantongi dana lebih.
Advertisement
"Keputusan kami untuk tidak melanjutkan penerbitan PUB IV meskipun masih ada batas waktu sampai dengan tanggal 29 Juli 2024 dengan memperhatikan pertimbangan kelebihan dana daripada kebutuhan yang kami miliki, dukungan keuangan yang kuat dari berbagai sumber, dan juga kumpulan likuiditas yang kuat," kata Andre dalam keterbukaan informasi Bursa, Jumat (12/7/2024).
Hingga saat ini, Chandra Asri Group telah berhasil mengeksekusi empat tahap pada Program Obligasi Berkelanjutan IV. Pada tahap I tahun 2022, ditutup dengan nilai Rp 2 triliun, diikuti oleh tahap II pada 2023 sebesar Rp 1,25 triliun. Lalu tahap III pada 2023 sebesar Rp 1 triliun, dan penerbitan tahap IV terbaru pada tahun ini sebesar Rp 1,5 triliun. Obligasi Tahap IV tahun 2024 tercatat kembali oversubscription.
Dalam tahap ini Perseroan menawarkan kupon berdenominasi Rupiah hingga 7,95% untuk seri A yang berjangka 3 tahun dengan total Rp 542,38 miliar. Lalu 8,25% untuk seri B selama 5 tahun senilai Rp 416,80 miliar. Serta 8,75% untuk seri C selama 7 tahun senilai Rp 540,82 miliar.
Program Penawaran Umum Berkelanjutan IV Obligasi Perseroan disetujui oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan target pendanaan sebesar Rp 8 triliun selama 2022 hingga 2024.
Total realisasinya saat ini tercatat sebesar Rp 5,75 triliun. Adapun dana yang terkumpul dari penerbitan ini akan digunakan untuk mendanai modal kerja Chandra Asri Group seiring dengan pertumbuhan yang berkelanjutan guna memenuhi kebutuhan pasar domestik Indonesia.
Bareng Glencore, Chandra Asri Akuisisi Shell Energy and Chemicals Park Singapura
Sebelumnya, PT Chandra Asri Pacific Tbk (Chandra Asri Group) dan Glencore plc (Glencore) telah menandatangani Perjanjian Jual Beli dengan Shell Singapore Pte. Ltd (SSPL) untuk mengakuisisi seluruh kepemilikannya di Shell Energy and Chemicals Park Singapore (SECP).
Setelah melalui proses lelang yang kompetitif, CAPGC Pte. Ltd. (CAPGC), perusahaan patungan yang mayoritas dimiliki dan dioperasikan oleh Chandra Asri Group dan minoritas oleh Glencore melalui anak perusahaannya masing-masing, sepakat untuk mengakuisisi SECP yang terdiri dari kilang minyak mentah dengan kapasitas pemrosesan sebesar 237.000 barel per hari, ethylene cracker berkapasitas 1,1 juta metrik ton per tahun di Pulau Bukom dan aset kimia hilir di Pulau Jurong.
Akuisisi ini merupakan keberhasilan dari strategi M&A terprogram kami untuk menjadi pemain kimia dan infrastruktur terkemuka di Kawasan ini, dan akan semakin memperkuat ketahanan bisnis kami," kata Presiden Direktur dan CEO Chandra Asri Group, Erwin Ciputra dalam keterangan tertulis, Rabu (8/5/2024).
Advertisement
Integrasi Platform
"Integrasi platform energi dan bahan kimia baru di Pulau Bukom dan Jurong, Singapura, dengan kehadiran kami yang telah mapan di Cilegon, Indonesia, akan mendorong perluasan penawaran produk dan peningkatan layanan, sehingga memungkinkan kami menangkap peluang baru di pasar Asia Tenggara yang sedang berkembang. Kami senang dapat bermitra dengan Glencore, dan dengan penuh semangat menyambut talenta SECP untuk memperkaya kemampuan bersama kami, sebagai hasil akhir yang positif dari proses lelang yang sangat kompetitif," lanjut dia.
Managing Director Glencore Singapore, Quek Chin Thean mengatakan pihaknya menyambut baik akuisisi ini dan sangat yakin akan keberhasilan kemitraan usaha patungannya dengan Chandra Asri Group di CAPGC.
"SECP merupakan aset utama di Asia Tenggara, berlokasi secara unik dan strategis di Singapura yang merupakan pusat perdagangan energi terkemuka di Asia. Kompleks kilang dan bahan kimia yang terintegrasi merupakan operasi canggih yang dijalankan oleh tenaga kerja yang sangat berbakat serta profesional, dan memainkan peran penting dalam membuka peluang baru agar tetap kompetitif di tengah transisi energi, merencanakan pertumbuhan jangka panjang di masa depan, memperluas dan memperpanjang penawaran kami, serta memberikan nilai luar biasa bagi seluruh pemangku kepentingan kami," jelas dia.
Persetujuan Regulator
Transaksi ini masih menunggu persetujuan regulator dan diharapkan selesai pada akhir 2024. Chandra Asri Group merupakan satu-satunya Perusahaan di Indonesia yang mengoperasikan pabrik Naphta Cracker, Styrene Monomer, Butadiene, MTBE dan Butene-1.
Berkat kegigihan dan kerja keras dari founder Chandra Asri Group, Bapak Prajogo Pangestu, Perusahaan ini dapat bertahan lebih dari 31 tahun dan terus tumbuh dan berkembang dan hingga saat ini tengah membangun pabrik Chlor Alkali - Ethylene Dycloride (ECC) untuk mendukung hilirasi di Indonesia.
Selain fokus pada pertumbuhan bisnis, Chandra Asri Group juga berkomitmen dalam mengembangkan industri berkelanjutan dengan memajukan perhatian terhadap lingkungan melalui program-program ESG yakni efisiensi operasional, pengembangan green business, penerapan energi terbarukan, dan prinsip ekonomi sirkular.
Advertisement