Mengenal Lebih Dekat Lanvin Lukito, Raja Baru Distributor Ritel Tanah Air

Berdasarkan riset dari Kearney, pasar ritel di Indonesia mampu menyumbang pendapatan sebesar hingga USD 447 miliar di tahun 2022 atau senilai Rp 7.000 triliun dalam perputaran roda perekonomian nasional.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 14 Jul 2024, 09:00 WIB
Lanvin Lukito, pengusaha distribusi ritel Indonesia, mampu menghasilkan ratusan jaringan distribusi ritel dalam dua tahun terakhir, membuat namanya mulai diperhitungkan. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut - Dibanding sosok lain di kalangan pengusaha distributor ritel tanah air, kehadiran Lanvin Lukito, memang masih terdengar asing di telinga masyarakat Indonesia. Namun perlahan dengan pasti, kesuksesannya menghembangkan ratusan jaringan distribusi ritel dalam dua tahun terakhir, membuat namanya mulai diperhitungkan.

Memulai karir di CV Putra Sumber Sari tahun 2013 saat baru lulus kuliah, Lanvin mampu membawa perusahaan ini sukses besar, dengan berbagai terobosan dan strategi inovatif jaringan distribusi ritel, dalam membangunan kepercayaan yang kuat dengan pelanggan.

Menurutnya, kesuksesannya bukanlah perkara mudah, berbekal pengalamannya sebagai ahli di bidang IT, Ia mampu melihat dengan jeli, ceruk besar peluang usaha pendistribusian ritel Indonesia dengan optimal.

“Dukungan keluarga yang kuat menjadi modal awal kami menggeluti usaha ini dengan maksimal, sehingga kami mampu mengembangkan jaringan distribusi perusahaan agen grosir di seluruh Indonesia,” papar dia bangga, Jumat (12/7/2024).

Kemampuannya dalam melakukan penetrasi pasar dalam negeri dengan mendistribusikan produk ritel hingga kalangan segmen kecil menengah, menjadikan Lanvin sebagai pendatang baru yang cukup menjanjikan yang diperhatikan.

“Kepuasan konsumen bagi kami menjadi sesuatu kebanggan yang luar biasa dalam pengembangan usaha kami ke depan,” kata dia.

Selain itu, salah satu kunci sukses Lanvin di lapangan adalah kemampuan dirinya membaca pasar dengan pola pendekatan secara langsung dengan agen grosir dalam memahami kebutuhan mereka.

“Strategi jemput bola yang kami terapkan cukup efektif dalam memperluas jaringan distribusinya hingga kini berkembang ke seluruh Indonesia,” ujar dia.

Kemudian pola kerjasama embedded finance dengan IFC (International Financial Corporation - anggota World Bank Group), mampu memberikan keringanan tempo pembayaran dari agen grosir selama satu bulan sejak barang diterima mereka.

“Pola ini tentunya lebih kompetitif dibandingkan distributor lain, sehingga ia dapat menjangkau lebih banyak lagi titik grosir,” kata dia.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Berkah Pandemi Covid-19

Lanvin Lukito, pengusaha distribusi ritel Indonesia, mampu menghasilkan ratusan jaringan distribusi ritel dalam dua tahun terakhir, membuat namanya mulai diperhitungkan. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Lanvin menilai, Pandemi Covid-19 menjadi berkah bagi dirinya. Perubahan pola distribusi ritel barang dan jasa di Indonesia, di mana banyak pabrik besar menjual langsung produk ke konsumen mengurangi peran distributor.

Namun kondisi itu tidak membuat Lanvin patah arang, melalui perusahananya, Ia akhirnya memproduksi sejumlah produk sendiri yang didistribusikan langsung melalui jaringannya dengan hasil menggembirakan.

“Produk kami laris terjual sehingga memberi dampak positif terhadap bisnis, agen grosir, UMKM, serta perekonomian lokal,” kata dia.

Bahkan kilau Lanvin, semakin berkibar setelah menjadi salah satu mitra strategis proyek IFC Embedded Finance yang dikembangkan IFC melalui Evermos, sebuah perusahaan connected commerce asal Bandung, di tahun 2023.

“Dalam kurun waktu setahun, kami mampu mengembangkan jaringan distribusinya sebanyak 700 titik, dari 200 hingga 900 agen grosir,” papar dia bangga.

Berdasarkan riset dari Kearney ujar dia, pasar ritel di Indonesia mampu menyumbang pendapatan sebesar hingga USD 447 miliar di tahun 2022 atau senilai Rp 7.000 triliun dalam perputaran roda perekonomian nasional.

“Penjualan grosir sangat memiliki potensi dalam membantu UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) memperluas distribusi penjualan produk mereka,” kata dia.

Bahkan, angka itu diproyeksikan bakal tumbuh sebesar 6 persen hingga 2027, yang didominasi kontribusi penjualan produk secara offline melalui pasar tradisional dan warung ritel warga.

“Tentunya hal ini dapat membawa dampak lebih besar pada peningkatan ekonomi lokal,” ujar dia.

Walhasil, apa yang telah dikembangkan Latvin dalam waktu dua tahun terakhir, mampu memberikan  kesempatan bagi UMKM untuk menghadirkan produk mereka di sejumlah titik grosir dan warung-warung di banyak wilayah Indonesia.

“Upaya yang telah kami lakukan sejalan dengan visi IFC akan pemerataan ekonomi, khususnya bagi masyarakat di kota tier bawah,” kata dia.

Namun meskipun demikian, Lanvin Lukito mengaku torehan manisnya belumlah seberapa, keberaniannya dalam menghasilan ragam inovasi dalam pola distribusi barang ritel ke depan, diharapkan mampu memberikan kemudahan bagi konsumen.

“Dedikasi serta visi kami berharap mampu membawa perusahaan kami ke level yang lebih tinggi, menjadikannya contoh sukses dalam industri distribusi di Indonesia,” ujar dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya