Foto yang diambil pada 8 Juli 2024 ini menunjukkan para penggembala berjalan bersama ternak melewati kuil-kuil di Bagan di Kawasan Mandalay tengah Myanmar. (Sai Aung MAIN / AFP)
Kubah dan puncak menara kota kuil Bagan di Myanmar menandai sebuah pulau yang tenang di tengah berkecamuknya perang saudara di negara tersebut. (Sai Aung MAIN / AFP)
Namun, dengan konflik yang membuat para turis menjauh, penduduk setempat berjuang keras untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. (Sai Aung MAIN / AFP)
Situs warisan dunia UNESCO yang terletak di tepi Sungai Ayeyarwady ini menjadi pusat wisata setelah puluhan tahun pemerintahan militer dilonggarkan pada tahun 2011. (Sai Aung MAIN / AFP)
Myanmar menjadi populer di kalangan wisatawan yang mencari destinasi yang jauh dari keramaian backpacker di Asia Tenggara. (Sai Aung MAIN / AFP)
Namun, industri pariwisata dihantam oleh pandemi virus corona dan kemudian pada bulan Februari 2021 militer kembali mengambil alih kekuasaan, sehingga memicu konflik di sebagian besar wilayah negara tersebut. (Sai Aung MAIN / AFP)
Pada tahun setelah kudeta, sekitar 200.000 pengunjung internasional datang ke Myanmar, menurut data kementerian pariwisata junta. (Sai Aung MAIN / AFP)
Lima tahun sebelumnya, angkanya mencapai 3,4 juta. (Sai Aung MAIN / AFP)
Ratusan pagoda Buddha berusia ratusan abad menjulang dari tanah berdebu di sekitar Bagan, yang dulunya merupakan ibu kota kerajaan regional. (Sai Aung MAIN / AFP)
Namun, banyak hotel dan restoran yang tutup, serta pemandu dan pedagang yang kehilangan pekerjaan. (Sai Aung MAIN / AFP)