Kota Kuil di Myanmar Membutuhkan Wisatawan Saat Konflik Berkecamuk

Kubah dan menara kuil kota Bagan di Myanmar menandai sebuah pulau yang tenang di tengah perang saudara yang berkecamuk di negara itu, namun karena konflik yang membuat wisatawan enggan datang, penduduk setempat kesulitan memenuhi kebutuhan hidup.

oleh Arny Christika Putri diperbarui 13 Jul 2024, 09:05 WIB
Kota kuil di Myanmar membutuhkan wisatawan saat konflik berkecamuk
Kubah dan menara kuil kota Bagan di Myanmar menandai sebuah pulau yang tenang di tengah perang saudara yang berkecamuk di negara itu, namun karena konflik yang membuat wisatawan enggan datang, penduduk setempat kesulitan memenuhi kebutuhan hidup.
Foto yang diambil pada 8 Juli 2024 ini menunjukkan para penggembala berjalan bersama ternak melewati kuil-kuil di Bagan di Kawasan Mandalay tengah Myanmar. (Sai Aung MAIN / AFP)
Kubah dan puncak menara kota kuil Bagan di Myanmar menandai sebuah pulau yang tenang di tengah berkecamuknya perang saudara di negara tersebut. (Sai Aung MAIN / AFP)
Namun, dengan konflik yang membuat para turis menjauh, penduduk setempat berjuang keras untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. (Sai Aung MAIN / AFP)
Situs warisan dunia UNESCO yang terletak di tepi Sungai Ayeyarwady ini menjadi pusat wisata setelah puluhan tahun pemerintahan militer dilonggarkan pada tahun 2011. (Sai Aung MAIN / AFP)
Myanmar menjadi populer di kalangan wisatawan yang mencari destinasi yang jauh dari keramaian backpacker di Asia Tenggara. (Sai Aung MAIN / AFP)
Namun, industri pariwisata dihantam oleh pandemi virus corona dan kemudian pada bulan Februari 2021 militer kembali mengambil alih kekuasaan, sehingga memicu konflik di sebagian besar wilayah negara tersebut. (Sai Aung MAIN / AFP)
Pada tahun setelah kudeta, sekitar 200.000 pengunjung internasional datang ke Myanmar, menurut data kementerian pariwisata junta. (Sai Aung MAIN / AFP)
Lima tahun sebelumnya, angkanya mencapai 3,4 juta. (Sai Aung MAIN / AFP)
Ratusan pagoda Buddha berusia ratusan abad menjulang dari tanah berdebu di sekitar Bagan, yang dulunya merupakan ibu kota kerajaan regional. (Sai Aung MAIN / AFP)
Namun, banyak hotel dan restoran yang tutup, serta pemandu dan pedagang yang kehilangan pekerjaan. (Sai Aung MAIN / AFP)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya