BDDC Resmikan Pusat Data Tier IV Berkapasitas 5MW untuk Dukung Transformasi Digital Indonesia

Bersama Digital Data Centres (BDDC) meresmikan pusat data Tier IV berkapasitas 5MW di Jakarta Timur untuk mendukung kebutuhan infrastruktur digital yang terus berkembang di Indonesia.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 13 Jul 2024, 16:30 WIB
Bersama Digital Data Centres (BDDC) meresmikan fasilitas pusat data Tier IV berkapasitas 5MW. (Dok: BDDC)

Liputan6.com, Jakarta - Bersama Digital Data Centres (BDDC), penyedia pusat data dalam kota meresmikan fasilitas pusat data Tier IV berkapasitas 5MW. Pusat Data JST1 (Jakarta Selatan Timur) ini berlokasi Jakarta Timur.

Peresmian JST1 ini merupakan bentuk komitmen BDDC dalam memberikan layanan infrastruktur digital pada pelaku industri local maupun global. JST1 juga merupakan pusat data kedua yang dihadirkan BBDC dalam dua tahun terakhir.

Presiden Komisaris BDDC Setyanto Hantoro menuturkan, JST1 merupakan pusat interkonektivitas yang didukung operator netral dengan lebih dari 100 penyedia layanan jaringan dan beragam rute.

Fasilitas ini juga ditunjang konektivitas langsung ke Indonesia Internet Exchange (IIX), Open-IX (OIXP), dan pertukaran internet lainnya secara nasional dan global.

"Kehadiran JST1 akan mendukung performa lebih baik dan latensi lebih rendah untuk kebutuhan data center berbagai bisnis di Indonesia, karena jarak yang dekat ke end user menghasilkan konektivitas yang lebih aman, dengan transmisi jaringan yang tinggi," tutur Setyanto dalam keterangan resmi yang diterima, Sabtu (13/7/2024).

Setyanto juga memastikan, pusat data ini didukung tim yang andal dan berpengalaman untuk mendukung kemajuan digital di Indonesia.

Sebagai upaya memperluas kapasitas data center, Setyanto menuturkan, BDDC berkomitmen dalam skalabilitas pada dua lokasi pusat data mereka saat ini, yakni JBT Site (Jakarta Barat Tangerang) dan JST Site (Jakarta Selatan Timur).

Untuk diketahui, hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada 2024 menunjukkan jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 79,5 persen atau lebih dari 221 juta jiwa dari total populasi 278 juta jiwa.

Tren positif penetrasi internet ini turut membuka peluang pertumbuhan pembangunan berkelanjutan infrastruktur digital di Indonesia, termasuk salah satunya kebutuhan data center.

 


Rencana BBDC Selanjutnya

Ilustrasi smart data center: Dok: CyberTrend.com

"Ke depan, BDDC berencana mengembangkan kapasitas hingga 32 MW di lokasi JST dan 30 MW di lokasi JBT," tutur Setyanto melanjutkan.

Ia menuturkan, perluasan ini diharapkan dapat mendorong interkonektivitas untuk memenuhi kebutuhan layanan edge data centre berbagai sektor usaha maupun skala bisnis dalam negeri dan luar negeri bagi kegiatan operasional sehari-hari.

Presiden Direktur BDDC Angelo Syailendra mengungkapkan, dengan diresmikannya JST 1, perusahaan makin siap berkontribusi langsung dalam menghadirkan layanan in-town data centre yang aman dan efisien.

"Fasilitas JST1 dikembangkan dan dirancang khusus sebagai pusat data yang berkinerja dan memiliki skalabilitas tinggi, serta memastikan interkonektivitas yang andal," tuturnya.

Untuk diketahui, JST1 merupakan fasilitas data center dengan standar Tier IV yang dapat menampung 1.008 rak dalam 8 lantai ruang data.

Pusat data ini memiliki sumber kelistrikan ganda sebagai solusi komprehensif dalam satu platform BDDC untuk menunjang kebutuhan penyimpanan dengan kualitas operasional yang andal, serta pertukaran data dengan latensi rendah dan kinerja tinggi.


Menteri Bahlil Lahadalia: Data Center Karya Anak Bangsa Bisa Perkuat Infrastruktur Digital Nasional

Upacara peresmian data center Bitera ditandai dengan penandatanganan oleh Bahlil Lahadalia, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (kiri) bersama Tedy Harjanto, CEO Bitera. Dok: Bitera

Di sisi lain, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menekankan bahwa infrastruktur digital merupakan kebutuhan utama dalam transformasi digital perekonomian Indonesia dan dunia.

"Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan infrastruktur digital yang memadai seperti data center," katanya sebagaimana dikutip dari siaran pers, Senin (4/3/2024).

Ia menyebut keberadaan Bitera sebagai pusat data yang dimiliki oleh anak bangsa, menjadi tonggak sejarah dalam perjalanan digitalisasi negara dan patut dibanggakan.

"Kehadiran Bitera diharapkan mampu memperkuat infrastruktur digital nasional sehingga mampu mempersiapkan Indonesia untuk dapat bersaing di kancah internasional, memberdayakan UMKM dan startup melalui akses teknologi yang canggih,” Bahlil memungkaskan.

Data center Bitera diklaim berfungsi sebagai platform yang ideal untuk menunjukkan sinergi antara agenda pemerintah dan sektor swasta untuk membentuk masa depan digital yang solid dan berkelanjutan bagi Indonesia.

Terlebih, Bitera merupakan perusahaan yang 100% dimiliki oleh orang Indonesia yang berstandar internasional.

Sementara itu, CEO Bitera Tedy Harjanto menjelaskan penetrasi data center di Indonesia saat ini masih di bawah 1 watt per kapita, jauh dibandingkan negara tetangga seperti Singapura yang mencapai 100 watt per kapita.

"Sebagai perbandingan lain, konsumsi rata-rata di Jepang mencapai 10 watt per kapita, menunjukkan bahwa Indonesia masih memiliki banyak ruang untuk berkembang dalam hal infrastruktur data center,” ujar Tedy.

Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya