Liputan6.com, Jakarta - BUMN Holding Farmasi Bio Farma menargetkan menjadi perusahaan farmasi berkelas global (Global Scale Health Care Company). Salah satu cara merealisasikan target tersebut adalah dengan mengusulkan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 2,21 triliun dari APBN 2025.
Bio Farma merupakan induk usaha dari PT Kimia Farma Tbk (KAEF) dan PT Indofarma Tbk (INAF). Bio Farma merupakan satu-satunya produsen vaksin manusia di Indonesia dan merupakan produsen vaksin terbesar di Asia Tenggara.
Advertisement
Dana PMN ini akan digunakan oleh Bio Farma untuk membangun fasilitas produksi baru yang memenuhi standar internasional, sesuai dengan regulasi BPOM dan WHO.
Dengan adanya tambahan dana Penyertaan Modal Negara (PMN), induk usaha KAEF dan INAF ini tetap berfokus terhadap pemenuhan kebutuhan vaksin program dari Pemerintah dan juga vaksin-vaksin prioritas untuk kebutuhan Global (WHO) seperti Vaksin Polio, Vaksin MR, Vaksin Rotavirus, Vaksin HPV dan lainnya.
Dengan penambahan modal tersebut ditargetkan akan ada peningkatan kapasitas dan kapabilitas fasilitas produksi sebesar 1 miliar dosis di 2030.
Saat ini Bio Farma telah mensuplai 13 dari 14 Vaksin Program Imunisasi Nasional (National Immunization Program) untuk menciptakan ketahanan kesehatan.
Direktur Utama Bio Farma Group Shadiq Akasya mengatakan, dengan dukungan PMN tentunya secara langsung akan membantu penguatan komposisi permodalan perusahaan disamping investasi dari korporasi (self Investment) yang sudah berjalan saat ini.
“Pembangunan fasilitas dari dana PMN bertujuan untuk percepatan ketersediaan produk eksisting maupun produk baru bagi kebutuhan program vaksinasi Nasional (National Immunization Program) dan pemasok kebutuhan vaksin global," kata Shadiq dalam keterangan tertulis, Minggu (14/7/2024).
"Dengan tambahan PMN juga diharapkan akan mendorong rencana percepatan kemandirian industri kesehatan Nasional serta tentunya keberlangsungan program vaksinasi Pemerintah selanjutnya”.
Kemandirian Industri Kesehatan
Shadiq melanjutkan, pembangunan fasilitas dari dana PMN bertujuan untuk percepatan ketersediaan produk eksisting maupun produk baru bagi kebutuhan program vaksinasi Nasional (National Immunization Program) dan pemasok kebutuhan vaksin global.
Dengan tambahan PMN juga diharapkan akan mendorong rencana percepatan kemandirian industri kesehatan Nasional serta tentunya keberlangsungan program vaksinasi Pemerintah selanjutnya.
"Untuk digunakan sebagai outbreak response kaitannya dengan program eradikasi penyakit Polio di dunia” tambah Shadiq.
Lebih lanjut Bio Farma sebagai Global Life Science Industry memerlukan dukungan PMN dalam meningkatkan fasilitas produksi guna mendukung percepatan ketahanan kesehatan nasional maupun global.
Termasuk dalam kesiapsiagaan menghadapi pandemi dan program eradikasi penyakit-penyakit di di dunia.
Advertisement
Peremajaan Fasilitas Produksi
Direktur Produksi dan Supply Chain Bio Farma Iin Susanti menambahkan, sesuai dengan komitmen perusahaan untuk menghadirkan produk bermutu, Bio Farma saat ini tengah melakukan peremajaan fasilitas produksi yang sudah berumur di atas 20 tahun agar tetap memenuhi regulasi terbaru sesuai standar internasional.
"Kami secara bertahap terus melakukan investasi untuk mengantisipasi perubahan regulasi tersebut."
"Serta meningkatkan kapasitas produksi terutama untuk produk-produk baru guna mendukung program imunisasi nasional maupun global," kata Iin.
”Peruntukan dana PMN ini lebih kepada pembangunan sarana produksi berupa bangunan, peralatan dan mesin senilai Rp 2,21 triliun yang akan digunakan untuk memproduksi beberapa jenis produk vaksin dengan output 1 miliar dosis, yang terdiri dari 800 juta dosis bahan aktif (Drug Substances) dan 300 juta dosis produk jadi (Drug Product),” urainya.
Ekspor Bio Farma
Untuk diketahui, Bio Farma telah mengekspor produknya ke lebih dari 150 negara di dunia.
Dukungan PMN merupakan instrumen bagi Bio Farma untuk terus meningkatkan daya saing dan memperluas pasar ekspor vaksinnya ke seluruh dunia serta dapat mengurangi ketergantungan terhadap produk impor.
Advertisement