Liputan6.com, Rostov - Sebuah oil depot atau depot minyak terbakar pada hari Sabtu di wilayah Rostov Rusia setelah serangan drone atau pesawat tak berawak Ukraina, kata gubernurnya Vasily Golubev melalui Telegram.
“Setelah serangan pesawat tak berawak, kebakaran terjadi di kilang bensin di Distrik Tsimlyansky,” tulis Golubev, seraya menambahkan bahwa tidak ada korban jiwa seperti dikutip dari pemberitaan AFP, Sabtu (13/7/2024).
Advertisement
Jaraknya ratusan kilometer dari garis depan.
Sementara itu Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan bahwa pasukannya telah menembak jatuh empat drone Ukraina – dua di Rostov, satu di wilayah Belgorod yang berbatasan dengan Ukraina dan satu lagi di Kursk yang terletak lebih jauh ke utara.
Baik Moskow maupun Kyiv telah menggunakan drone, termasuk pesawat yang dapat meledak sendiri dengan jangkauan ratusan kilometer selama konflik, yang dimulai pada Februari 2022.
Menurut laporan media Kyiv Independent, pasukan Ukraina secara teratur melakukan serangan pesawat tak berawak dan tindakan sabotase di wilayah Rusia, menargetkan aset militer, kilang minyak, dan fasilitas industri.
Sebanyak lebih dari 30 kilang, terminal, dan depot minyak Rusia menjadi sasaran pasukan operasi khusus Ukraina pada akhir Juni, menurut Presiden Volodymyr Zelenskyy.
Sejauh ini pihak militer Ukraina belum berkomentar terkait serangan tersebut.
Rusia Serang 5 Kota Termasuk RS Anak di Ukraina, 37 Orang Tewas
Sementara itu, sebelumnya Rusia menyerang kota-kota di seluruh Ukraina pada hari Senin (8/7/2024) dengan serangan rudal yang menewaskan lebih dari tiga lusin orang dan menghancurkan sebuah rumah sakit anak-anak di Kyiv, sebuah serangan yang dikutuk sebagai serangan kejam terhadap warga sipil.
Lusinan sukarelawan termasuk staf rumah sakit dan petugas penyelamat menggali puing-puing dari rumah sakit anak Okhmatdyt dalam upaya mencari korban yang selamat setelah pemboman yang jarang terjadi di siang hari, menurut jurnalis AFP di tempat kejadian.
Presiden Volodymyr Zelenskyy mengatakan Rusia meluncurkan puluhan rudal ke lima kota besar dan kecil di Ukraina selatan dan timur serta ibu kotanya.
Sedikitnya 37 orang tewas, termasuk tiga anak-anak, dan lebih dari 170 orang terluka, kata Zelensky.
Serangan tersebut merusak hampir 100 bangunan, termasuk beberapa sekolah dan rumah sakit bersalin, tambahnya.
Angkatan Udara Ukraina mengatakan sistem pertahanan udara menjatuhkan 30 proyektil.
“Penting untuk menembak jatuh rudal-rudal Rusia. Penting untuk menghancurkan pesawat tempur Rusia di pangkalannya. Penting untuk mengambil langkah-langkah kuat yang tidak akan meninggalkan defisit keamanan apa pun,” kata Zelensky menjelang pertemuan puncak NATO di mana mempersenjatai pertahanan udara Ukraina diperkirakan akan menjadi agenda utama.
Zelenskyy menyerukan pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB mengenai serangan tersebut dan mendesak sekutu Ukraina untuk memberikan “respon yang lebih kuat” terhadap serangan Rusia.
Setelah serangan tersebut, Presiden AS Joe Biden pada hari Senin menjanjikan “langkah-langkah baru” untuk meningkatkan pertahanan udara Ukraina.
“Bersama sekutu kami, kami akan mengumumkan langkah-langkah baru untuk memperkuat pertahanan udara Ukraina guna membantu melindungi kota-kota dan warga sipil mereka dari serangan Rusia,” kata Biden.
Advertisement
Indonesia Kecam Serangan Rusia ke RS Anak di Ukraina: Perang Ada Aturannya, Ini Langgar Hukum Internasional
Indonesia turut mengecam serangan rudal Rusia yang menghantam rumah sakit anak di Kyiv dan kota-kota lain di Ukraina yang juga turut dihujani rudal pada Senin (8/7/2024) siang. Insiden ini menyebabkan sedikitnya 37 warga sipil tewas.
"Indonesia kecam keras serangan terhadap fasilitas sipil di Ukraina, termasuk Rumah Sakit anak, yang sebabkan jatuhnya korban sipil," bunyi pernyataan yang dikeluarkan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) melalui akun resmi X @kemlu_ri.
"Serangan-serangan ini telah langgar hukum internasional."
Indonesia secara tegas mengatakan bahwa perang juga tetap memiliki aturan yang harus dipatuhi. Selain itu, Indonesia juga mendorong upaya menuju perdamaian antara pihak yang terlibat konflik.
"Indonesia desak agar upaya damai terus dilakukan agar perang di Ukraina dapat dihentikan," lanjut pernyataan tersebut.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan Rusia meluncurkan puluhan rudal ke lima kota besar dan kecil di Ukraina selatan dan timur serta ibu kotanya.
"Sedikitnya 37 orang tewas, termasuk tiga anak-anak, dan lebih dari 170 orang terluka," kata Zelensky.
Ia mengatakan serangan tersebut merusak hampir 100 bangunan, termasuk beberapa sekolah dan rumah sakit bersalin.
Rusia menginvasi Ukraina sejak Februari 2022, memicu konflik berdarah yang menewaskan ribuan orang dan menyebabkan jutaan pengungsi. Serangan terhadap rumah sakit dan fasilitas kesehatan sipil merupakan pelanggaran serius hukum humaniter internasional dan telah memicu kecaman global.
Sekjen PBB Turut Mengecam
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres juga mengutuk keras serangan tersebut.
"Guterres menilai serangan ke rumah sakit anak dan fasilitas kesehatan lain itu sangat mengejutkan," ungkap juru bicaranya, Stephane Dujarric.
"Mengarahkan serangan ke warga sipil dan objek sipil dilarang oleh hukum humaniter internasional, dan serangan seperti itu tidak bisa diterima dan harus diakhiri segera," tegasnya.
Menanggapi serangan tersebut, Dewan Keamanan PBB dijadwalkan bertemu pada Selasa (9/7) untuk membahas situasi. Pertemuan tersebut diajukan oleh Inggris, Prancis, Ekuador, Slovenia, dan Amerika Serikat.
Advertisement
Pernyataan Kedubes Rusia di Jakarta Bantah Tudingan Serangan Rudal ke RS Anak Ukraina yang Dikritik Dunia
Adapun Rusia secara tegas membantah klaim bahwa pihaknya melakukan serangan rudal terhadap Ukraina, termasuk rumah sakit anak di Kyiv.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menolak Rusia bertanggung jawab atas serangan tersebut.
"Kami terus bersikeras bahwa kami tidak menyerang sasaran sipil," kata Peskov seperti dilaporkan VOA mengutip Reuters.
"Serangan dilakukan terhadap fasilitas infrastruktur penting, terhadap sasaran militer yang dalam satu atau lain cara terkait dengan potensi militer rezim."
Bantahan tersebut juga diungkapkan oleh Kedutaan Besar Rusia di Indonesia, yang menyebut bahwa serangan Moskow itu berdasarkan informasi palsu yang disebarkan oleh Barat.
"Selama operasi militer khusus, Angkatan Bersenjata Federasi Rusia menargetkan hanya fasilitas-fasilitas militer saja dengan senjata ampuh jarak jauh. Berbeda dengan Ukraina, Rusia tidak pernah memerangi para warga sipil," demikian bunyi pernyataan resmi yang dikeluarkan Kedutaan Besar Rusia di Jakarta, Jumat (12/7/2024).
Data dari Kementerian Pertahanan Federasi Rusia menyebut rumah sakit di Kyiv hancur karena rudal pertahanan udara Ukraina yang diluncurkan dari sistem antirudal NASAMS jatuh dan mengenai gedungnya.
"Ada banyak bahan foto dan video yang membuktikan fakta tersebut, sedangkan negara-negara NATO yang mendukung Ukraina menyembunyikan fakta-fakta ini secara cermat," lanjut pernyataan itu.
"Yang terjadi sepenuhnya tanggung jawab para militer Ukraina, kesalahan dan kelalaian mereka menjadi penyebab tragedi ini."
Kantor Kedutaan Rusia di Jakarta menilai bahwa kejadian tersebut bisa saja dihindari apabila Kyiv tidak menempatkan sistem pertahanan udara mereka di tengah pemukiman sipil, yang dikatakannya melanggar norma-norma hukum humaniter internasional.