Kenapa Orang Tidak Boleh Pelit tapi juga Tak Boleh Boros? Buya Yahya Ungkap Fakta Ini

Begini cara hidup yang tidak pelit dan tidak boros menurut Buya Yahya

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Jul 2024, 11:30 WIB
Pengasuh LPD Al Bahjah, KH Yahya Zainul Ma'arif atau Buya Yahya. (Foto: staialbahjah.ac.id)

Liputan6.com, Jakarta - Pelit dan boros adalah sikap yang perlu dihindari karena keduanya memiliki dampak negatif yang signifikan. Orang pelit cenderung menahan sumber daya, menghambat kelestarian dan perkembangan ekonomi serta sosial.

Di sisi lain, orang boros menghabiskan sumber daya secara berlebihan tanpa perencanaan, yang bisa mematikan kemajuan diri dan menyebabkan kesulitan di masa depan.

Keseimbangan antara kedua sikap ini sangat penting agar kita dapat mengelola sumber daya dengan bijak, menjaga aliran ekonomi, dan memastikan keberlanjutan serta kemajuan bersama.

Menurut Buya Yahya, hidup tidak boleh diwarnai dengan sifat pelit atau berlebihan. Kedua sifat tersebut dapat merusak kelestarian dan kemajuan hidup manusia.

"Dalam hidup itu adalah tidak boleh kita pelit, tidak boleh berlebihan. Untuk lestarinya kehidupan, manusia itu harus dijauhkan dari orang pelit dan orang boros," ujar Buya Yahya.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Begini Efek Orang Pelit

Ilustrasi pelit. (Freepik)

Ia menjelaskan bahwa orang pelit menghentikan kelestarian sesama. Sementara itu, orang boros mematikan kemajuan diri sendiri.

"Orang pelit ini menghentikan kelestarian sesama. Kalau orang boros mematikan kemajuan diri, akhirnya setelah itu berakhir kisahnya," jelasnya.

Menurut Buya Yahya, keseimbangan adalah kunci dalam menjaga kehidupan. Jika seseorang terlalu pelit, tidak akan ada perkembangan ekonomi karena uang hanya disimpan tanpa diputar.

"Kalau dalam dunia bisnis misalnya, dia menyimpan duitnya saja di rumah, nggak berputar maka nggak akan terjadi perkembangan ekonomi," terangnya.

Sebaliknya, orang yang terlalu boros akan menghabiskan semua yang dimiliki tanpa aturan dan akhirnya tidak bisa berkembang.


Boros Begini Konsekuensinya

Ilustrasi belanja (Foto: unsplash.com/JP Valery)

"Orang yang boros, pol-polan tidak jelas, maka mematikan dirinya sendiri. Setelah itu, dia nggak akan berkembang lagi," tambah Buya Yahya.

Buya menegaskan bahwa keseimbangan dalam pengeluaran adalah kunci untuk kelangsungan hidup yang lebih baik.

"Seorang itu harus menggabungkan antara jangan terlalu boros, boros keluar tanpa aturan, kemudian juga tidak boleh pelit, sedang-sedang," ujar Buya Yahya.

Dalam ceramah ini, Buya Yahya mengajak umat Islam untuk menjaga keseimbangan dalam kehidupan sehari-hari. Tidak berlebihan dalam mengeluarkan uang, tetapi juga tidak pelit.

"Makanya harus ada adil. Kalau orang pelit menjadikan lestari sesama, enggak ada. Orang pelit kalau dalam dunia bisnis misalnya, dia menyimpan duitnya saja di rumah, nggak berputar maka nggak akan terjadi perkembangan ekonomi," jelasnya.

Buya Yahya menekankan bahwa dengan keseimbangan, seseorang dapat menjaga kelestarian hubungan sosial dan ekonomi, serta memajukan diri sendiri tanpa merusak keuangan. "

Menggabungkan antara jangan terlalu boros, boros keluar tanpa aturan, kemudian juga tidak boleh pelit, sedang-sedang," pungkasnya.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya